News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Said Abdullah, Politikus PDIP Sekaligus Anggota Dewan, Balas Kritikan Anies soal Jalan

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP PDIP Said Abdullah saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (5/4/2023). Dalam artikel mengulas tentang profil Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian, Said Abdullah.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian, Said Abdullah.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini juga menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Di DPR, Said Abdullah menjabat sebagai anggota Ketua Banggar DPR RI.

Kabar terbaru, Said Abdullah diketahui membalas kritikan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan yang sempat menyoroti pembangunan infrastruktur jalan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Anies dinilai hanya membuat pernyataaan-pernyataan yang menarik perhatian masyarakat.

"Ya sama saja dengan yang disampaikan. Anies kan selalu membuat kontraksi, supaya dia menarik perhatian publik," kata Said saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Lantas, Said mempertanyakan hal yang bisa dibanggakan Anies Baswedan selama memimpin DKI Jakarta.

Ia menyoroti tingkat kemiskinan hingga gemerlap kota Jakarta.

Baca juga: Pengamat Ingatkan Anies Hati-hati Sampaikan Kritik: Bisa Jadi Bumerang untuk Koalisi Perubahan

Profil Said Abdullah

Dikutip dari Dpr.go.id, M. H. Said Abdullah lahir di Sumenep pada 22 Oktober 1962.

Said merupakan politisi PDI Perjuangan yang berasal dari Jawa Timur.

Saat ini, ia menduduki posisi Ketua Bidang Perekonomian DPP PDI Perjuangan periode 2019-2024.

Selain itu, Said juga menjadi anggota Dewan sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR.

Perjalanan Karier

Karier Said Abdullah berawal saat ia bergabung dengan organisasi saat sekolah.

Bahkan, Said Abdullah mengikuti beberapa organisasi mulai dari OSIS hingga Banteng Muda Indonesia, dilansir TribunnewsWiki.com.

Kini, Said Abdullah menjadi politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Sebelumnya, Said Abdullah pernah menjabat sebagai ketua DPC Banteng Muda Indonesia Kabupaten Sumenep selama tiga tahun.

Said Abdullah pun terpilih menjadi juru kampanye nasional PDI Perjuangan tahun 1987.

Pada tahun 1990, Said Abdullah menjadi manager operasional di PT Sapta Porta.

Namun, karier Said Abdullah hanya berlangsung selama dua tahun.

Lantas, Said Abdullah kembali menjadi manager operasional di perusahaan berbeda.

Pada tahun 1992-1996, Said Abdullah menjadi manager operasional di PT Sinar Agung Pratama.

Said Abdullah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle kepada Menkominfo Johnny G Plate. (Ist)

Karier Said Abullah berlanjut, ia menjadi senior marketing manajer pada tahun 1996 hingga tahun 2004.

Kala itu, Said menjadi senior marketing manager di PT Bangun Arta.

Hingga Said Abdullah berkecimpung ke dunia politik pada tahun 2004.

Said Abdullah berhasil terpilih mewakili daerah Sumenep untuk menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009.

Pada periode 2009-2014, Said Abdullah kembali dipercaya masyarakat menjadi anggota DPR RI.

Aktif di Media Sosial

Di media sosial, Said Abdullah terlihat cukup aktif mengunggah foto-foto kegiatannya.

Seperti di akun Instagram pribadinya, @mh_said_abdullah.

Tak hanya kegiatan pribadi, ia juga mengunggah sejumlah momen bersama Gubernur Jateng sekaligus bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP, yakni Ganjar Pranowo.

Terbaru, Said mengunggah momen dirinya bersama Ganjar dan sejumlah tokoh di suatu acara, beberapa hari lalu.

Baca juga: Said Abdullah Berharap Partai Politik Lain Susul Hanura Dukung Ganjar di Pilpres 2024

Terbaru, Said Balas Kritikan Anies

Said Abdullah membalas kritikan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan yang sempat menyoroti pembangunan infrastruktur jalan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Anies dinilai hanya membuat pernyataaan-pernyataan yang menarik perhatian masyarakat.

Lantas, Said mempertanyakan hal yang bisa dibanggakan Anies Baswedan selama memimpin DKI Jakarta.

Ia menyoroti tingkat kemiskinan hingga gemerlap Kota Jakarta.

"Apa yang bisa dibanggakan dari Jakarta? lampu pernak pernik seperti Singapura? Tingkat kemiskinannya lebih parah? padahal penduduknya lebih sedikit, anggarannya paling besar dan itu fakta juga, itu faktanya bukannya kata saya, kata BPS," jelasnya.

Lebih lanjut, Said menyebut, pihaknya juga mengkritik program sumur resapan ala Anies untuk mengatasi banjir.

Sumur itu, kata Said, banyak yang ditutup dan membuat lubang di jalan-jalan.

"Itu justru membuang anggaran APBD DKI sia-sia. Apakah itu juga nggak dipikirin oleh Anies? kenapa Anies nimba orang lain? menutupi apa kesalahan yang dia lakukan selama jadi Gubenur DKI. Biasalah yang seperti itu," ungkapnya.

"Lubang sendiri yang ditutup, dia tembak orang lain. Legasi Presiden Jokowi itu tidak ditutup-tutupi. Rakyat sudah menikmati, legasinya Anies tetap aja, Jakarta macet total," sambungnya.

Baca juga: Politikus PDIP Balas Kritik Anies Baswedan Soal Jalan: Apa yang Bisa Dibanggakan dari Jakarta?

Sebelumnya, Anies Baswedan membandingkan pembangunan infrastruktur jalan era kepemimpinan Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Awalnya, Anies mengakui bahwa pembangunan infrastruktur jalan era pemerintahan Presiden Jokowi menjadi paling terpanjang dibandingkan kepemimpinan sebelumnya.

Namun, Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyoroti bahwa mayoritas infrastruktur jalan yang dibangun era Jokowi merupakan jalan berbayar.

Jalan-jalan tak berbayar atau gratis yang dibangun di era Presiden Jokowi justru dinilai sangat sedikit.

Anies pun membandingkan pembangunan jalan yang tak berbayar di era Jokowi dengan era SBY.

"Kalau coba saya bandingkan dengan pemerintahan 10 tahun yang lalu di jaman presiden pak SBY jalan tak berbayar yang dibangun adalah sepanjang 144.000 atau 7 setengah kali lipat," jelasnya.

"Bila dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini membangun jalan nasional sepanjang 590 Km di 10 tahun sebelumnya 11.800 Km 20 kali lipat. Kita belum bicara mutu, kita belum bicara standar dan lain-lain, kita bicara panjangnya," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Igman Ibrahim, TribunnewsWiki.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini