Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia (MPR RI) menerima kunjungan Presiden Iran Seyed Ebrahim Raisi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di lokasi, pimpinan MPR yang dipimpin Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyambut kedatangan Ebrahim Raisi di Gedung Nusantara IV.
Selain Bamsoet, pimpinan MPR lainnya yang hadit yakni Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Jazilul Fawaid, Lestari Moerdijat, Syarief Hasan, Fadel Muhammad, Yandri Susanto, dan Arsul Sani, serta Sekjen MPR RI Maruf Cahyono.
Mereka sempat melakukan pertemuan tertutup sekira 30 menit di Ruang Delegasi Gedung Nusantara IV.
Usai pertemuan, Bamsoet mengungkapkan ada beberapa hal yang dibicarakan dalam kunjungan tersebut.
Pertama yakni soal hubungan antara Indonesia dan Iran yang sudah terjalin cukup lama.
"Hubungan Indonesia dengan Iran itu bukanlah hubungan yang kemarin sore, hubungan bilateral kedua negara sebetulnya sudah sejak 1000 tahun yang lalu, antara Persia dengan kerajaan-kerajaan kuno yang ada di Indonesia," kata Bamsoet.
Baca juga: Jokowi dan Presiden Iran Bahas Masalah Palestina dan Afghanistan
Selanjutnya, kata Bamsoet, pertemuan turut membahas kemajuan teknologi yang dialami Iran, terutama pemnafaatan tenaga nuklir.
Atas dasar itu, Iran mengajak Indonesia menjalin kerja sama di bidang nuklir.
"Beliau menyampaikan ajakan kerja sama karena Iran sudah mencapai teknologi nuklir di berbagai bidang, untuk kesehatan, transportasi, pertanian dan lain-lain, mengajak Indonesia untuk menjalin kerja sama," ujarnya.
"Dan saya sampaikan bahwa Indonesia sangat terbuka sebagaimana sebelumnya Dirjen Perdagangan Iran telah bertemu kepada kami tiga hari yang lalu menyampaikan hal yang sama berbagai peluang kerja sama atau bisnis yang bisa dilakukan di Indonesia," imbuhnya.
Terakhir, Bamsoet mengungkapkan bahwa Presiden Iran mengundang parlemen Indonesia, yakni DPR dan MPR untuk berkunjung ke Negeri Para Mullah itu.
"Tentu saja beliau mengundang kami MOR DPR untuk berkunjung ke Iran melihat langsung berbagai kemajuan yang telah dicapai Iran selama dalam tekanan-tekanan Barat," tandasnya.