Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Operasional ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi telah dimulai pada hari ini, Rabu (24/5/2023) dini hari.
Saat mulai diberangkatkannya 390 jemaah Haji kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 01) ke tanah suci.
Baca juga: Mantan Sopir Metromini Ini Akhirnya Naik Haji Usai Penantian 11 Tahun
Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau para jemaah haji asal Indonesia khususnya lansia menjaga kesehatan dan sebisa mungkin menghindari aktivitas di luar ruangan.
Pasalnya kondisi cuaca di Madinah, Arab Saudi sedang terik panas bahkan mencapai suhu 41 derajat celcius.
"Pemerintah mengimbau para jemaah, khususnya para lansia untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas di luar ruang. Mengingat saat ini kondisi cuaca di Madinah sedang dalam kondisi terik panas dengan suhu mencapai 41 derajat celcius," kata Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) RI, Akhmad Fauzin dalam keterangannya, Rabu (24/5/2023).
Kemenag mengimbau jemaah lansia tidak memaksakan diri jika kondisi fisik tak memungkikan mengikuti ibadah salat berjemaah di Masjid Nabawi.
Jemaah lansia kata Akhmad, bisa menunaikan ibadah salatnya di pemondokan untuk menghindari kelelahan akibat cuaca panas terik di Arab Saudi.
Baca juga: Kemenag Minta Jemaah Haji Pakai Aplikasi PUSAKA untuk Tahu Panduan Manasik
"Jangan memaksakan diri jika kondisi fisiknya tidak memungkinkan ikut salat berjemaah di Masjid Nabawi. Jemaah juga bisa menunaikan salat di pemondokan, untuk menghindari kelelahan," ungkapnya.
Kemenkes Siapkan Klinik Kesehatan di Makkah dan Madinah
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkomitmen untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan untuk jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Perlu diketahui, KKIH merupakan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang diperuntukkan bagi jemaah Haji Indonesia.
Selama penyelenggaraan ibadah Haji, Kemenkes mendirikan 2 KKHI yakni KKHI Makkah di Aziziyah Janubiyah Makkah dan KKHI Madinah di Al Arid Madinah.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan bahwa dua lokasi KKHI ini sangat strategis karena berada di jalur perlintasan para jemaah Haji saat beribadah.
Baca juga: Rekor, 76 Dapur di Makkah dan Madinah Akan Sajikan 25 Juta Box Nasi Uduk Selama Musim Haji
Berkaca dari penyelenggaraan sebelumnya, biasanya para jemaah Haji mulai mengalami kelelahan pada saat puncak ibadah Haji.
Hal ini ditandai dengan penuhnya KKHI Makkah oleh jemaah Haji dengan berbagai kondisi, mulai dari kelelahan hingga sakit.
"Biasanya pada saat puncak ibadah Haji sekitar 5 sampai dengan 9 dzulhijjah, KKHI Makkah sudah dipenuhi oleh jemaah Haji yang mulai kelelahan dan jatuh sakit," jelas Liliek.
Terkait jenis pelayanan kesehatan yang disediakan KKHI di antaranya pelayanan rawat jalan, rawat inap, emergency, intensive dan high care unit, rujukan, pemeriksaan penunjang.
Kemudian pelayanan sanitasi, pelayanan gizi, serta layanan safari wukuf, tanzul dan evakuasi.
Lalu untuk kapasitas yang dimiliki KKHI Makkah yakni 257 tempat tidur yang terdiri dari 223 tempat tidur rawat inap, 11 tempat tidur ICU, dan 24 tempat tidur Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Selain itu, KKHI ini tidak hanya dilengkapi dengan poliklinik gigi dan rehabilitasi medik saja, namun juga laboratorium, pelayanan kefarmasian, serta sarana pendukung seperti ruang operasi, USG, EKG dan 3 unit ambulans gawat darurat.
Baca juga: 390 Jemaah Haji Indonesia Kloter Pertama Mendarat di Madinah
Sedangkan KKHI Madinah yang memiliki skala lebih kecil memiliki kapasitas 69 tempat tidur yang terdiri dari 10 tempat tidur IGD, 7 tempat tidur Intensive Care Unit (ICU), 2 tempat tidur isolasi, 43 tempat tidur rawat inap dan 7 tempat tidur psikiatri.
KKHI ini juga dilengkapi dengan laboratorium, apotek, poli gigi, 11 unit ambulans serta sarana pendukung seperti USG, EKG dan Echocardiografi.
Nantinya, untuk menghadapi puncak ibadah Haji, KKHI Makkah juga dilengkapi dengan pelayanan spesialis meliputi Spesialis Penyakit Dalam, Paru, Jantung dan Pembuluh Darah, Saraf, Jiwa, Bedah, Anestesi, Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi serta Kedokteran Penerbangan.
Lalu untuk pelayanan spesialis KKHI Madinah yakni Anestesi, Bedah, Pengobatan emergency, Jantung dan Pembuluh Darah, Penyakit Dalam, Paru, Saraf, Orthopedi dan Kedokteran jiwa.
Seluruh pelayanan kesehatan ini merupakan salah satu upaya untuk memastikan kelancaran ibadah Haji dan menekan angka kematian jemaah Haji Indonesia.