Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus mendorong upaya dalam meningkatkan literasi digital pada generasi muda Indonesia.
Satu di antaranya melalui kolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dengan menggelar program literasi digital nasional.
Kali ini, program ini dihadirkan melalui Webinar Literasi Digital bertajuk 'Kecanduan Judi Online, Yes or No?', yang menyasar wilayah Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Senin (22/5/2023).
Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Menurut Indeks Literasi digital masyarakat Indonesia sejak 2021-2022, Kemkominfo telah melakukan literasi digital kepada 20.141.097 orang.
Pada 2023, kementerian ini menargetkan 5.500.000 orang mengikuti kegiatan literasi digital pada 2022, hingga tercapai 50 juta orang yang mengikuti literasi di bidang digital pada 2024.
Melalui webinar ini, Kemkominfo berupaya meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia dalam memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan secara tepat agar tetap efektif.
Baca juga: Hadapi Persaingan, Literasi Digital Pelaku UMKM di Berbagai Daerah Ditingkatkan
Sehingga kehidupan sosial dan budaya masyarakat cenderung rukun dan kondusif.
Dalam webinar tersebut, terdapat pula 4 pilar utama Literasi Digital yang dibahas, meliputi kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital.
Entrepreneur Rizky Ardi Nugroho menjelaskan mengenai materi kecakapan digital.
"Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam perangkat keras dan lunak yang menyusun lanskip digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial," kata Rizky.
Baca juga: Mendikbudristek Nadiem Makarim: Literasi Digital Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Menurutnya, pemahaman terkait penggunaan perangkat lunak digital sangat diperlukan sebagai fitur proteksi dari serangan siber.
"Dengan kemudahan akses internet saat ini, membuat masyarakat dengan mudah membuka situs yang beredar di dunia maya, salah satunya judi online," papar Rizky.
Kejenuhan dan pendapatan yang hilang akibat krisis ekonomi, kata dia, membuat masyarakat mengadu nasib lewat judi online.
"Kemudahan akses, keseruan permainan, harapan mendapatkan uang cepat merupakan beberapa faktor yang menyebabkan kecanduan. Kurangnya pemahaman masyarakat akan keamanan digital mengakibatkan dampak, salah satunya mudahnya tersebar informasi data diri," jelas Rizky.
Baca juga: Webinar Literasi Digital, Ahli: Hati-Hati dalam Jual Beli Online, Ini yang Perlu Diperhatikan
Sementara itu terkait etika digital, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mataram Hartin Nur Khusnia menjelaskan alasan mengapa masyarakat harus etis dalam ruang digital.
"Dalam ruang digital kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultur, maka segala aktivitas di ruang digital harus memerlukan etika digital meliputi kesadaran, integritas kejujuran, tanggung jawab dan kebajikan," kata Hartin.
Ia pun mengakui bahwa saat ini banyak muncul konten negatif, termasuk perjudian hingga penyebaran berita bohong.
"Banyak beredarnya jenis konten negatif, berdasarkan Undang-undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) salah satunya perjudian, penyebaran berita bohong, tindakan yang harus kita lakukan yaitu dengan menganalisa, verifikasi, tidak perlu mendistribusikan konten tersebut," jelas Hartin.
Lalu News Presenter sekaligus Dosen Komunikasi, Dewi Leba, menyampaikan materi mengenai budaya digital.
Ia mengatakan bahwa pemahaman budaya digital harus bisa dimanfaatkan secara efektif pada berbagai bidang seperti pendidikan, politik, sosial dan ekonomi.
"Budaya digital dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan, memperluas jangkauan, menciptakan inovasi dan kreativitas, memperluas jaringan dan memperluas bisnis," jelas Dewi.
Namun pada budaya digital, kata dia, juga melekat sisi negatif jika tidak diikuti dengan penerapan pendidikan karakter yang baik.
"Budaya digital adalah tuntutan zaman yang harus diikuti dengan kesiapan sumber daya, kecerdasan pengguna dan literasi agar budaya digital tidak berdampak buruk pada nilai-nilai budaya yang ada," pungkas Dewi.
Hingga saat ini, Kemkominfo dan GNLD Siberkreasi terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui berbagai kegiatan literasi digital yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Kemkominfo pun tetap menggalakkan program literasi digital ini ke seluruh pelosok negeri, hal ini dapat dilihat pada media sosial @siberkreasi maupun @literasidigitalkominfo. (*)