News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata di Papua

Mahfud MD Tegaskan Kebijakan Soal Penyelamatan Pilot Susi Air Tidak Boleh Libatkan Negara Lain

Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi pilot Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens. Mahfud MD menegaskan upaya penyelamatan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens tidak melibatkan negara lain.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan kasus penyanderaan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua menjadi catatan penting soal isu keamanan di Papua.

Mahfud mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah adalah tidak melibatkan negara lain.

Baca juga: Pilot Susi Air Masih Disandera KKB, Wapres: Operasi Penyelamatan Tak Gunakan Sistem Bumi Hangus

Hal tersebut disampaikannya saat pengarahan pada Rapat Koordinasi Sinergisitas Pemerintah Dalam Menjaga Stabilitas Politik dan Keamanan untuk Menyukseskan Pemilu 2024 di Kuningan Jakarta pada Senin (29/5/2023).

"Ya kita tangani sendiri secara internal. Kita kebijakannya nggak boleh melibatkan negara lain. Ini internal kita dan kita bisa melakukan itu, apapun taruhannya tidak boleh masuk dunia internasional ke situ," kata Mahfud.

"Karena kalau itu diiyakan nanti akan merembet itu, ke PBB ke mana, ternyata ada ini, ada itu. Sehingga kita tolak setiap upaya campur tangan internasional yang disodorkan oleh LSM oleh LSM internasional dan sebagainya yang datang ke kita, nggak," sambung dia.

Pada saat sesi tanya jawab dengan awak media, Mahfud juga menanggapi beredarnya ancaman pembunuhan terhadap Phillip oleh KST.

Menanggapi hal itu, Mahfud mengatakan, pada prinsipnya pemerintah akan menyelamatkan myawa sandera tersebut.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Akui Dilema Setop Penerbangan Susi Air di Papua: Mau Lanjut, Tapi Tidak Punya Pilot

"Kalau ancaman dibunuh kan sudah sering, tetapi prinsip kita, kita akan menyelamatkan nyawa sandera. Itu saja," kata Mahfud.

Ketika ditanya lebih lanjut terkait tenggat ancaman tersebut, Mahfud mengatakan tidak semua harus dibicarakan ke publik.

"Ya nanti aja lihat perkembangannya, menghadapi yang gitu kan tidak harus semua dibicarakan ke publik," kata dia.

KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air

Diberitakan sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya mengancam akan menembak pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens yang sudah disandera beberapa bulan.

Ancaman itu disampaikan Panglima Komando Daerah Perang III Ndugama, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya melalui video singkat yang disebarkan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom dan diperoleh Tribun-Papua.com, di Jayapura, Sabtu (27/5/2023).

Dalam video berdurasi 1 menit lebih 11 detik itu, Egianus mengatakan, mereka memberi waktu dua bulan kepada negara untuk bernegosiasi terkait pembebasan Kapten Philip Mark Mehrtens, pria bernegara Selandia Baru itu.

Baca juga: Penyelamatan Pilot Susi Air Berujung Gugurnya 4 Prajurit TNI, 16 Selamat, Identitas hingga Kronologi

"Kalau tidak ada pembicaraan, maka kami akan tembak Pilot," tegas Egianus dalam video tersebut.

Berdasarkan video yang dirilis kelompok pemberontak itu, tampak Capten Phillip Mark Mehrtens terlihat kurus sambil berbicara dengan memegang bendera bintang kejora.

Tak hanya itu, Capten Phillip juga dikelilingi anggota separatis dan juga Egianus Kogoya yang tepat berada di sebelah pilot asal Selandia Baru ini.

Mehrtens terlihat berbicara di depan kamera, mengatakan para separatis menginginkan negara selain Indonesia untuk terlibat dalam dialog tentang kemerdekaan Papua.

"Negara yang lain, jika tidak bicara dengan Indonesia dalam waktu dua bulan, mereka akan tembak saya," ujar Marten dalam video yang diterima Tribun-Papua.com.

Lebih lanjut Capten Phillip Mark Mehrtens mengatakan, jika itu tidak terjadi dalam dua bulan maka mereka (KKB) mengatakan akan menembak dirinya.

Diketahui, Kapten Phillip Mark Mehrtens telah disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu di Hutan Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan hingga saat ini.

Sementara itu, dalam Video itu Egianus Kogoya dengan lantang mengatakan bahwa Pilot Capten Mark Mehrtens telah mengakui.

"Pak pilot sudah mengaku bahwa, dari negara, maupun negara Indonesia hanya mengaku saja."

"Kami kasih waktu dua bulan saja, kalau dari indonesia tidak mengaku berarti kalau dua bulan ini lewat, kami akan tembak pilot Mark Mehrtens," imbuh Egianus.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan aparat keamanan dan petugas kepolisian di Papua belum bisa dikonfirmasi terkait kebenaran video yang beredar luas ini.

Pada kamis (25/5/2023) lalu, Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri saat ditanya terkait perkembangan upaya pembebasan pilot Susi Air mengatakan, jika pihaknya telah memaksimalkan negosiasi agar KKB membebaskan sang pilot.

Fakhiri pun mengakui berbagai upaya dilakukan TNI-Polri untuk menyelamatkan Pilot Susi Air Philip Mark Mehterns yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.

“Saya sudah berbicara dengan berbagai pihak tentang negosiasi ini, termasuk dengan gereja yang di dalamnya ada Dewan Gereja dan Uskup agar maksimal melakukan negosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya,” jelas Fakhiri di Jayapura, Kamis (25/5/2023).

Kapolda Papua mengakui, walaupun negosiasi terus dilakukan namun Satgas Damai Cartenz saat ini sedang menyiapkan langkah-langkah penegakan hukum yang tepat, tegas dan terukur.

Dia menegaskan negosiasi dapat dilakukan dengan siapa saja, karena dari awal sudah dilakukan dengan Pemda Nduga yang bekerja sama dengan Kapolres serta Komnas HAM yang menawarkan diri untuk membantu.

Pihaknya juga sudah mengirim tim khusus yang berupaya melakukan negosiasi serta memfasilitasi semua pihak yang ingin membantu dalam pembebasan pilot yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini