TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) sekitar 8 bulan lagi.
Tiga tokoh disebut-sebut sebagai bakal calon presiden (capres) yakni Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.
Wilayah pertarungan capres 2024 ini tidak berbeda jauh dengan Pilpres sebelumnya.
Pulau Jawa masih memegang kunci utama bagi kemenangan capres.
Pada Pemilu 2019 lalu, Data Pemilih Tetap (DPT) nasional seluruh Indonesia 192.866.254 orang pemilih.
Pemilih di Jawa sekitar 60 persen atau 110.686.810 orang.
Pemilih terbesar di Jawa Barat 33.270.845 orang, disusul Jawa Timur 30.912.994 pemilih, Jawa Tengah 27.896.902, Banten 8.112.477. DKI Jakarta 7.761.598, dan Daerah Istimewa Yogyakarta
DPT pada Pilpres 2024 diperkirakan tidak bertambah signifikan dibandingkan 2019.
Baca juga: Andi Arief: Jika Anies Baswedan Pilih AHY Sebagai Cawapres, Apakah NasDem akan Cabut dari Koalisi?
Basis Pemilih Capres
Tiga bakal capres yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto masing-masing telah memiliki basis pemilih di Pilpres 2024.
Basis pemilih identik dengan pemilih loyal kepada capres.
Sejumlah lembaga survei menyebut basis pemilih tiga capres.
Survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 memperlihatkan pemilih Anies dan Prabowo dominan berada DKI Jakarta dan Banten.
Sementara Ganjar Pranowo memiliki basis pemilih di Jawa Tengah sebagai basis pemilih PDIP.
"Tetapi ada wilayah pertarungan di Jawa ini yang cukup menarik yaitu Jawa Timur. Jawa Timur ini tadinya lumayan banyak dikuasai oleh Ganjar tetapi dalam survei ini berimbang antara Ganjar dengan Prabowo," ujar peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan dikutip dari Kompas.id, Kamis (25/5/2023) lalu.
Di Jawa Timur nyaris tiga capres memiliki basis suara yang merata.
Belajar dari Pilpres 2019 lalu, kemenangan Jokowi atas Prabowo ditentukan dari hasil pemilihan di Jawa Timur.
Saat itu meski Prabowo menang telak di Jawa Barat namun dari 24,6 juta suara sah di Jawa Timur pada Pemilu 2019, Prabowo hanya mendapat 8,4 juta suara.
Sementara Jokowi meraup 16,2 juta suara pemilih.
Jokowi mendapatkan suara dari kaum nahdliyin karena cawapres Jokowi saat itu adalah KH Ma'ruf Amin yang menjadi magnet di Jawa Timur.
Pada Pemilu 2024 ini KPU Jatim telah menetapkan sebanyak 31.570.088 warga yang masuk dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) atau diperkirakan bertambah sekitar 1 juta pemilih dibandingkan 2019.
Sosok Cawapres Jadi Penentu?
Gambaran di atas menjelaskan mengapa pada Pilpres 2024 ini sosok cawapres salah satu penentu kemenangan.
Maka tidak mengherankan jika cawapres nantinya adalah yang memiliki basis pemilih NU dan atau punya basis pemilih di Jawa Timur.
Sejauh ini sejumlah bakal cawapres dari Jawa Timur dan berlatarbelakang NU kini mulai jadi incaran.
Sebutlah diantaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menkopolhukam Mahfud MD, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Nama Khofifah mengemuka sebagai cawapres Anies Baswedan yang diincar oleh Partai NasDem,
Sementara Demokrat mengusulkan AHY sebagai Cawapres Anies.
PDIP juga kabarnya tengah mengincar Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo.
Meskipun sebelumnya Mahfud MD ngaku pernah dilamar oleh PKS untuk jadi Cawapres Anies.
Sementara Muhaimin Iskandar hingga saat ini menurut Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade masih jadi cawapres terkuat untuk Prabowo Subianto.
Baca juga: Namanya Masuk Radar Cawapres PDIP, Mahfud MD Mengaku Tidak Terkejut
Nama-nama Cawapres lainnya dari NU dan Jatim
Kendati demikian, tokoh dari Nadhlatul Ulama atau NU dianggap sangat tepat mendampingi tiga capres itu jika seandainya nanti maju jadi capres.
Pengamat Politik M Qodari beberapa waktu lalu mengatakan tokoh NU selalu menjadi pertimbangan untuk menjadi cawapres dalam setiap Pemilu Presiden.
Mengapa harus dari NU?
"Karena jumlah massa atau komunitas NU itu sangat besar sekitar 1/3 dari muslim Indonesia. Organisasi besar di Indonesia saat ini ya NU," kata Qodari.
Selain itu NU memiliki basis massa yang solid dan terbesar berada di Jawa Timur.
Dalam Pilpres sebelumnya, tokoh NU kerap dan sangat cocok ditempatkan jadi cawapres untuk meraup suara pemilih.
Sebutlah diantaranya Jusuf Kalla, KH Ma'ruf Amin yang mendamping Jokowi.
Atau KH Hasyim Muzadi saat menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri.
Berikut nama-nama mereka yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber dan tanggapan politisi serta pengamat politik.
1. Muhaimin Iskandar
Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin diusung oleh PKB untuk jadi cawapres Prabowo.
Cak Imin adalah tokoh NU yang lahir di Jombang, Jawa Timur pada 24 September 1966.
Saat ini, Muhaimin menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesejahteraan Rakyat periode 2019-2024.
Ini kali kedua Muhaimin menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar. (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)
Sebelumnya, ia pernah mengisi jabatan yang sama pada masa 1999-2004.
Muhaimin juga pernah menjadi sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI periode 2018-2019.
Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Cak Imin juga ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans).
2. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
Yaqut Cholil Qoumas disebut-sebut tokoh NU dan 'berdarah biru'.
Gus Yaqut merupakan putra dari kiai ternama, KH Muhammad Cholil Bisri yang juga salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia lahir di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada 4 Januari 1975.
Mengutip Kompas.com, Gus Yaqut merintis karier politik di PKB. Pada 2005, ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang.
Akan tetapi, jabatan di DPRD tersebut ditanggalkan. Sebab, pada tahun yang sama, Gus Yaqut terpilih sebagai Wakil Bupati Rembang periode 2005-2010.
Pada 2011, ia menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Rembang.
Selanjutnya, pada 2015, Gus Yaqut terpilih sebagai Wakil Ketua DPW PKB Jawa Tengah.
Gus Yaqut menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019.
Ia mengantikan posisi Hanif Dhakiri yang ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja.
Lalu, pada 2015, Gus Yaqut terpilih sebagai Ketum GP Ansor periode 2015-2020 menggantikan Nusron Wahid.
3. Khofifah Indar Parawansa
Khofifah saat ini ada Gubernur Jawa Timur dan juga menjabat salah satu Ketua PBNU .
Dia dianggap tokoh perempuan NU yang memliki basis pendukung yang solid di Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa masuk dalam jajaran 500 tokoh Muslim berpengaruh di dunia.
Diketahui, daftar tersebut dikeluarkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centreyang.
Khofifah Indar Parawansa adalah sosok politikus yang pernah menduduki jabatan diantaranya Wakil Ketua DPR RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Menteri Sosial,dan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024
4. Yenny Wahid
Nama Yenny Wahid tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, khususnya yang tergabung dalam ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU).
Putri Mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini pernah memegang jabatan penting di Partai Kebangkitan bangsa (PKB), yakni sebagai sekjen di periode 2005-2010.
Yenny Wahid lahir di Jombang pada 29 Oktober 1974.
Gelar Master Public Administration Yenny diperloleh dari satu kampus terbaik di dunia, Harvard University AS.
5. Syaifullah Yusuf
Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat ini menjabat sebagai Wali Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Sebelum menjabat sebagai Wali Kota Pasuruan, Gus Ipul pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur selama dua periode yakni pada 2009-2014 dan 2014-2019.
Pada Pilgub Jatim 2018, Gus Ipul maju sebagai Calon Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno.
Namun pasangan ini kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.
Gus Ipul juga pernah menjabat Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Termasuk pernah menjadi Sekjen PKB.
Saat ini Gus Ipul juga dipercaya menjadi Sekjen PBNU.
6. Taj Yasin Maimoen
Taj Yasin Maimoen adalah tokoh muda NU.
Saat ini dia menjabat Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Beberapa waktu lalu dia dicalonkan jadi ketua umum PPP.
Dia pernah menjadi Ketua DPW PPP Jawa Tengah.
Putra ulama almarhum KH Maimoen Zubaer ini berasal dari Rembang.
Sebelum menjadi wakil gubernur Jateng, Taj yasin merupakan Anggota DPRD Jawa Tengah dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (dok Tribun Jateng)
7. Erick Thohir
Erick Thohir saat ini tengah menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia Kabinet Indonesia Maju.
Erick Thohir lahir 30 Mei 1970.
Erick adalah putra dari Teddy Thohir seorang pengusaha yang ikut membesarkan Astra International.
Erick ditetapkan sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2021 - 2024.
Sebelum menjadi menteri, Erick Thohir merupakan seorang pengusaha dan pendiri Mahaka Group yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment.
Dia dianggap dekat dengan kalangan NU melalui GP Ansor. Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PBNU sebut Erick Thohir 'Banser Bersertifikat'.
8. KH Said Aqil Siradj
Nama KH Said Aqil Siradj bukan sosok yang asing didengar oleh kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Pasalnya, ia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama dua periode, yakni 2010-2015 dan 2015-2020.
Kang Said disebut telah berkiprah di NU sejak 1994.
Saat itu, dirinya sebagai wakil Khatib Aam PBNU periode kepemimpinan Gus Dur.
Pada 2029 lalu, Pusat Studi Strategi Islam Kerajaan Yordania memasukkan nama KH Said Aqil dalam 50 tokoh muslim yang berpengaruh di dunia.
9. KH Miftachul Akhyar
KH Miftachul Akhyar lahir 30 Juni 1953 di Surabaya.
Namanya masuk dalam 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia pada 2020 lalu.
KH Miftachul Akhyar pernah menjabat Rais ‘Am PBNU masa bakti 2018-2020.
Saat itu, KH Miftachul Akhyar menggantikan KH Ma’ruf Amin yang resmi mengundurkan diri karena maju calon wakil Presiden di Pilpres 2019 bersama Presiden Joko Widodo.
Saat ini dia menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 dan juga Rais ‘Am PBNU.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI, KH Miftachul Akhyar (Dokumentasi NU)
10. KH Yahya Cholil Staquf
KH Yahya Cholil Staquf adalah ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini.
Yahya merupakan kakak Yaqut Cholil Qaumas, Menteri Agama RI saat ini.
Keduanya merupakan putra Cholil Bisri, kiai yang juga aktif dalam kancah perpolitikan nasional sebagai eks Wakil Ketua MPR dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Presiden Jokowi pernah mengangkatnya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 31 Mei 2018.
Gus Yahya juga pernah menjadi juru bicara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, presiden keempat RI.
Namun dalam beberapa kesempatan dia mengaku tidak mau maju di Pilpres 2024 ini karena persoalan etika.