Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan pada 34 lembaga dan organisasi yang dianggap telah berkomitmen dalam mendukung pengendalian konsumsi produk tembakau.
"Kami memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang telah memiliki Kawasan Tanpa Rokok (KTR)," ungkap Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (9/6/2023).
Selain itu, pihaknya juga meluncurkan evaluasi tersebut dalam bentuk digital, untuk memberikan monitoring dan evaluasi terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
34 penerima penghargaan terbagi dalam 6 kategori.
Pertama, kategori Pastika Parahita, diberikan kepada kabupaten/kota yang telah menetapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) berupa peraturan daerah. Penghargaan diberikan kepada:
1. Pemerintah Kota Cilegon, Banten
2. Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
3. Pemerintah Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara
4. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh
5. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara, Palembang
6. Pemerintah Kabupaten Bantul, Yogyakarta
Baca juga: Kabupaten Mimika Raih Penghargaan Terkait Regulasi Kawasan Tanpa Rokok dari Kemenkes
Kedua, kategori Paramesti, diberikan kepada pemerintah daerah yang telah menetapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) berupa peraturan kepala daerah. Penghargaan diberikan kepada:
1. Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
2. Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
3. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
4. Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua
5. Pemerintah Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara
6. Pemerintah kabupaten Samosir, Sumatera Utara
7. Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara
8. Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
9. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Baca juga: Pemerintah Daerah Diminta Bersikap Proporsional dalam Mengatur Kawasan Tanpa Rokok
Ketiga, kategori Daerah Pilot Project Dashboard E-Monev KTR, diberikan kepada daerah yang telah menerapkan pengawasan implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) menggunakan Dashboard E-Monev. Penghargaan diberikan kepada:
1. Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali
2. Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat
3. Pemerintah Kota Metro, Lampung
4. Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat
5. Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat
6. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Keempat, kategori Penghargaan Satisaya, diberikan kepada Puskesmas yang telah aktif dan inovatif dalam menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM). Penghargaan diberikan kepada:
1. Puskesmas Kranggan, Kota Mojokerto
2. Puskesmas Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo
3. Puskesmas Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman
4. Puskesmas Mlongo, Kabupaten Jepara
5. Puskesmas Teluk Karang, Kota Tebing Tinggi
6. Puskesmas Matraman, Kota Jakarta Timur
Baca juga: Implementasi Kawasan Tanpa Rokok Dinilai Harus Selaras dengan Peraturan Nasional
Kelima, Kategori Pastika Awya Pariwara, diberikan kepada daerah yang menetapkan dan mengimplementasikan kebijakan tentang iklan produk tembakau di luar ruang. Penghargaan diberikan kepada:
1. Pemerintah Daerah Kota Solok, Sumatera Barat
2. Pemeritnah Daerah Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan
Keenam, Kategori Pastika Upakara Winarya Prasiddha, diberikan kepada pemeritnah daerah yang telah menetapkan dan mengimplementasikan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan kampus. Penghargaan diberikan kepada:
1. Universitas Negeri Sebelas Maret
2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Selain 6 kategori tersebut, WHO turut memberikan penghargaan spesial kepada pihak-pihak yang telah berinovasi dan berdedikasi tinggi dalam pengendalian konsumsi tembakau di Indonesia.
Penghargaan khusus tersebut dibagi menjadi dua kategori yakni kategori World No Tobbacco Day 2023 yang dianugerahkan kepada Forum Multikultural Petani Indonesia.
Dan kategori Director Regional Spesial Recognition yang diberikan kepada Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SP, P (K).
Lebih lanjut, Dante berharap penghargaan yang diberikan dapat menjadi semangat sekaligus motivasi daerah untuk memperkuat komitmennya.
Yaitu dalam mengendalikan konsumsi tembakau demi menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas dan berdaya saing.