Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri menceritakan bagaimana stasiun televisi milik negara Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI dibangun oleh kecerdasan Proklamator dan Presiden Pertama RI, Ir Soekarno.
Dia mengingatkan, kala Bung Karno berhasil membujuk Jepang hingga kemudian memberikan biaya dalam bentuk rampasan kepada bangsa, lalu dialihkan untuk membangun stasiun TV pertama milik negara, yakni TVRI.
Hal itu disampaikan Megawati dalam sambutannya di acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara LPP TVRI dengan BRIN di Gedung LPP TVRI, Jakarta, Senin (12/6/2023).
"Kebayang nggak ya saya suka pikir kalau bapak saya ndak berjuang bikin TV lalu dan itu uangnya bukan uang kita loh. Itu rampasan dari Jepang. Menurut saya, saya kan pernah presiden, pernah wapres gitu, beliau itu (Soekarno) negosiator yang handal,” kata Megawati.
Baca juga: Megawati Tak Ingin Hasil Riset Karya Anak Bangsa Disimpan dalam Laci
Maka, Megawati pun menitipkan pesan kepada LPP TVRI untuk bisa menunjukkan semangat juangnya mencerdaskan bangsa.
"Karena itu lah kepada seluruh jajaran TVRI saya menitipkan hal yang sama, kalau TVRI itu penuh dengan semangat juang. Semangat ini hanya bisa lahir apabila ada ide dan imajinasi tentang masa depan. Kita mesti kreatif gitu," ucap Megawati.
Megawati mengingatkan, bahwa TVRI harus bisa menjadi pionir di tengah maraknya stasiun TV-TV swasta.
"Yang paling baru seperti itu adalah dia menjadi pionir, lalu semangat pionir kita itu dimana, kapan gitu. Jadi mustinya kan begitu, setiap lini biar masyarakat kita itu ikut berjuang. Terus ini bukan buat saya, tetapi buat generasi yang akan datang," ucapnya.
Baca juga: Megawati Ingatkan Jokowi dan Ganjar, Indonesia Negara Kepulauan Terbesar di Dunia
Presiden kelima RI itu lantas menceritakan soal dirinya diingatkan oleh Presiden RI Joko Widodo tentang pentingnya menyiapkan diri untuk menghadapi bonus demografi.
Menurut Megawati, justru Indonesia kekinian dalam posisi yang diuntungkan karena bonus demografi.
Sebab di negara-negara lain, justru yang terjadi adalah piramida terbalik dimana lebih banyak populasi manusia usia lanjut atau manula.
"Pak Jokowi memanggil kami 'ibu ini tahu akan ada (bonus demografi)' 'sudah saya dengar'. Bonus demografi yaitu usia kita, rakyat yang usianya itu 16 sampai 60, sebenarnya itu usia produktif," ungkap dia.
Sehingga produktivitas warga negara demikian akan cenderung menurun. Berbeda dengan negara seperti Indonesia. Maka TVRI bisa berperan besar agar semua elemen menjadi satu rampak barisan menuju hal yang sama.