News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Daftar Politisi Pindah Partai Jelang Pemilu 2024, Terbaru Ada Sandiaga Uno

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri ke kanan: Aldi Taher, Dedi Mulyadi, dan Sandiaga Uno. Inilah daftar politikus yang pindah partai jelang Pemilu 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Pemilu 2024 akan berlangsung kurang dari setahun lagi, tepatnya Rabu, 14 Februari 2024.

Jelang Pemilu 2024, ada fenomena sejumlah politisi yang pindah partai.

Terbaru, ada Sandiaga Uno yang resmi menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) setelah keluar dari Partai Gerindra.

Sebelumnya, juga ada Dedi Mulyadi yang sebelumnya menjadi kader Partai Golkar kemudian pindah ke Partai Gerindra.

Baca juga: PPP Bisa Meraih Suara Elektoral untuk Lolos Parliamentary Threshold Jika Sandiaga Cawapres Ganjar

Selain mereka berdua, inilah daftar politisi yang pindah partai jelang Pemilu 2024 sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:

1. Eva Sundari

Selama ini, Eva Sundari dikenal sebagai kader PDI Perjuangan (PDI-P).

Ia menjadi anggota DPR RI antara 2005 dan 2014 serta 2016-2019 dari partai berlambang kepala banteng moncong putih.

Namun jelang Pemilu 2024, Eva Sundari berpindah ke Partai Nasdem.

Di partai pimpinan Surya Paloh itu, Eva Sundari maju menjadi calon anggota legislatif (caleg) melalui daerah pemilihan (dapil) VIII Jawa Timur.

Baca juga: Respons NasDem Soal Pindahnya Eva Sundari dari PDIP: Persoalan Personal, Kita Tidak Perlu Tahu

2. Denny Cagur

Denny Cagur ditemui di Bimbel Polri Tactical In Police, kawasan Kelapa Dua, Depok Jawa Barat, Jumat (11/3/2022). (Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana)

Selama ini, Denny Cagur dikenal sebagai kader dan simpatisan PAN.

Namun, ia memilih pindah partai dan bergabung dengan PDI Perjuangan.

Di partai besutan Megawati Soekarnoputri itu, Denny Cagur maju sebagai caleg pada Pemilu 2024.

Denny Cagur sempat hendak kembali ke PAN, tapi ditolak oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio.

Sebab posisi Denny Cagur di PAN sudah diisi oleh rekan sesama artis yaitu Uya Kuya.

Baca juga: VIDEO Daftar 14 Bakal Caleg PDIP dari Kalangan Artis: Ada Once Mekel Hingga Denny Cagur

3. Rian Ernest

Mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Rian Ernest saat diperkenalkan sebagai kader Golkar oleh Ketua DPD Partai Golkar DKI Ahmed Zaki Iskandar di halaman kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023). Rian Ernest akan mencoba lebih realistis dengan mencalonkan diri di DPRD DKI Jakarta, langsung dipercaya menjadi Ketua Biro Pemuda DPD Golkar DKI Jakarta. (WARTA KOTA/YULIANTO)

Politikus lain yang pindah partai jelang Pemilu 2024 adalah Rian Ernest.

Sebelumnya, Rian Ernest dikenal sebagai kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Bahkan saat Pileg 2019, Rian Ernest yang maju sebagai caleg dari dapil DKI Jakarta I berhasil mendapatkan hampir 70 ribu suara.

Hanya saja, ia tak berhasil duduk di kursi Senayan karena PSI tidak lolos ambang batas parlemen.

Pada Pemilu 2024, ia kembali maju sebagai caleg, tapi pindah ke Partai Golkar.

Di partai berlambang pohon beringin itu, Rian Ernest dikukuhkan sebagai Ketua Biro Pemuda DPD Partai Golkar DKI Jakarta.

Baca juga: Profil Rian Ernest, Eks Kader PSI Kini Jadi Ketua Biro Pemuda DPD Partai Golkar DKI Jakarta

4. Dedi Mulyadi

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan silaturahmi Wakil Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi serta pengurus pusat Apdesi Indonesia, Jakarta, di Kemhan, Jakarta, Rabu (17/5/2023). (Ist)

Dedi Mulyadi juga menjadi satu di antara tokoh politik yang pindah partai jelang Pemilu 2024.

Selama ini, Dedi Mulyadi dikenal sebagai kader Partai Golkar.

Bahkan di Golkar, Dedi Mulyadi pernah menduduki jabatan sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat.

Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu memutuskan pindah partai dan berlabuh ke Partai Gerindra.

Oleh Partai Gerindra, Dedi Mulyadi didaftarkan sebagai bakal caleg pada Pileg 2024.

Baca juga: Profil Dedi Mulyadi, Eks Bupati Purwakarta yang Mundur dari Golkar, Kini Resmi Gabung Gerindra

5. Priyo Budi Santoso

Priyo Budi Santoso saat masih menjabat sebagai Sekjen Partai Berkarya. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

Sosok lain yang pindah partai jelang Pemilu 2024 adalah Priyo Budi Santoso.

Dulunya, Priyo Budi Santoso bergabung dengan Partai Berkarya setelah diajak Tommy Soeharto.

Di Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso menduduki jabata sebagai Sekretaris Jenderal.

Namun sebelum di Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso sempat lama di Partai Golkar.

Kini, pria berusia 57 tahun itu mantap berpindah menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN).

Ia pun akan maju sebagai caleg PAN dari dapil Jawa Tengah.

Baca juga: Gabung PAN, Mantan Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso Jadi Caleg DPR RI

6. Aldi Taher

Aldi Taher saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023). (TRIBUNNEWS.COM/Fauzi Nur Alamsyah)

Aldi Taher juga menjadi sosok politikus yang pindah partai jelang Pemilu 2024.

Sebelumnya, Aldi Taher menjadi kader Partai Bulan Bintang (PBB).

Namun kini, ia bergabung dengan Partai Perindo dan menjadi caleg dari partai besutan Hary Tanoesoedibjo.

Bahkan saat pendaftaran bakal caleg untuk Pileg 2024, Aldi Taher sempat membuat heboh.

Sebab ia terdaftar sebagai caleg di dua partai yaitu PBB dan Perindo.

Namun mantan suami Dewi Perssik itu memilih berada di Perindo dan maju sebagai caleg DPR RI daerah pilih Jawa Barat 2.

Baca juga: Soal Kabar Daftar Bacaleg Lewat 2 Partai, Aldi Taher Beri Jawaban Kocak: Saya juga Bingung

7. Widya Ismail

Widya Ismail (IST)

Istri Gubernur Maluku Murad Ismail, Widya Ismail juga pindah partai jelang Pemilu 2024.

Widya Ismail sebelumnya adalah kader PDIP dan berlabuh ke Partai Amanat Nasional (PAN).

Di PAN, Widya Ismail akan maju sebagai caleg DPR RI dari Provinsi Maluku.

Akibat langkah politik yang diambil Widya, Murad Ismail yang juga kader PDI-P mendapat sanksi keras dari partai.

Ia dicopot dari posisi Ketua DPD PDI-P Maluku.

Baca juga: PDIP Copot Gubernur Maluku Murad Ismail dari Jabatan Ketua DPD Partai

8. Sandiaga Uno

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) mengangkat replika Kartu Tanda Anggota (KTA) PPP saat penyerahan di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023). Sandiaga Uno resmi menjadi anggota PPP dengan diserahkannya Kartu Tanda Anggota (KTA) PPP. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Terbaru, ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno memutuskan pindah partai jelang Pemilu 2024.

Sebelumnya, Sandiaga bergabung dengan Gerindra dan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra.

Setelah beberapa tahun di Gerindra, menteri dengan kekayaaan lebih dari Rp 10 triliun itu pindah partai.

Kini, Sandiaga bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan diresmikan menjadi kader PPP pada Rabu (14/6/2023) sore ini.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apa jabatan yang diemban Sandiaga di partai berlambang Kakbah.

Kata Pengamat Soal Fenomena Politisi Pindah Partai

Sementara itu, Direktur Eksekutif AlGORITMA Research and Consulting Aditya Perdana menyebut terdapat sebuah alasan yang mendasari terjadinya fenomena perpindahan politisi ke parpol lain.

Dia menyebut hal ini lantaran partai politik cenderung tidak menitikberatkan aspek ideologis sebagai pertimbangan ketika proses perekrutan calon anggota legislatif (caleg).

"Fenomena politisi lompat pagar juga kita dapat memahami, karena partai politik di Indonesia cenderung tidak melihat aspek ikatan ideologis sebagai pertimbangan utama dalam rekrutmen caleg," ucap Aditya dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).

Sementara itu, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai perlu ada aturan khusus untuk meminimalisir kader partai ataupun calon anggota legislatif (caleg) yang kerap berpindah parpol.

Diketahui, fenomena berpindahnya sejumlah kader ataupun caleg dari satu parpol ke partai lain biasa disebut dengan istilah kutu loncat.

Anggota Dewan Pembina Perludem sekaligus Dosen Hukum Pemilu Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraeni menyebut apapun mekanisme sistem pemilu-nya, pasti ada fenomena caleg kutu loncat tersebut.

Menurutnya, aturan yang sesuai untuk menekan fenomena caleg oportunis tersebut adalah syarat minimal menetap di partai politik.

"Untuk mencegah kehadiran petualang politik oportunis atau caleg kutu loncat, apapaun pilihan sistemnya mesti disertai syarat caleg harus berstatus kader partai selama kurun waktu tertentu."

"Misalnya minimal 3 tahun sebelum pendaftaran caleg dilakukan," kata Titi saat memberikan keterangan ahli di sidang Mahkamah Konstitusi, Senin (15/5/2023).

Dengan syarat minimal 3 tahun tersebut, lanjut Titi, memungkinkan partai politik menggembleng internalisasi ideologi partai ke kader jika ada caleg yang ingin bergabung.

"Pilihan yang tidak sulit apalagi rumit. Namun jadi sangat pelik saat aktor politik yang juga pembentuk Undang-Undang lebih mengedepankan kepentingan pragmatis elektoral," tuturnya.

Berdasarkan informasi yang telah dirangkum, berikut sejumlah politisi yang pindah partai politik.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini