News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulan Bung Karno 2023

Apa Itu Bulan Bung Karno? Dilakukan Setiap Bulan Juni untuk Peringati Ir Soekarno

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ir Soekarno - Inilah penjelasan mengenai peringatan Bulan Bung Karno yang diperingati setiap bulan Juni.

TRIBUNNEWS.COM - Bulan Juni di tiap tahunnya diperingati sebagai Bulan Bung Karno.

Hal tersebut dikarenakan di bulan Juni, terdapat beberapa momen yang melibatkan sang Proklamator.

Di antaranya Kelahiran Pancasila, lahirnya Ir Soekarno, dan wafatnya Bung Karno.

Maka dari itu, setiap bulan Juni selalu diperingati Bulan Bung Karno.

Berikut Tribunnews.com rangkum setiap momen yang berkaitan dengan Ir Soekarno, sehingga ada peringatan Bulan Bung Karno:

Baca juga: Puncak Perayaan Bulan Bung Karno 2023, Aplikasi Ganjaran App Diluncurkan

Hari Lahir Pancasila (1 Juni)

Tanggal 1 Juni adalah peringatan Hari Lahir Pancasila.

Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dikarenakan bertepatan saat sidang BPUPKI.

Dalam sidang BPUPKI tersebut, Ir Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk "Lahirnya Pancasila" berkesempatan menyampaikan gagasan mengenai konsep awal Pancasila.

Dikutip dari laman resmi Kemenkeu, pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul.

Baca juga: Tari Reog, Penampilan Angklung hingga Senam Sicita Ramaikan Peringatan Bulan Bung Karno

Setelah itu, Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebut pidato Bung Karno sebagai "Lahirnya Pancasila" dalam kata pengantar buku yang berisi pidato itu.

Dalam pidatonya, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia yang dinamai Pancasila.

Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.

Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama "Kebangsaan", sila kedua "Internasionalisme atau Perikemanusiaan", sila ketiga
"Demokrasi", sila keempat "Keadilan sosial", dan sila kelima "Ketuhanan yang Maha Esa".

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka BPUPKI membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan.

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Baca juga: Kader PDIP Amankan Copet di Acara Bulan Bung Karno 2023

Kelahiran Bung Karno (6 Juni)

Ir Soekarno dan Mohammad Hatta. Kisah Persahabatan Sejati Soekarno-Hatta: Beda Pandangan Politik, Tapi Saling Sayang di saat Susah. (REPRO: KOMIK GREAT COLLECTION)

Kemudian, hal kedua yang membuat bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno karena kelahiran Bung Karno.

Ir Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur.

Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.

Dikutip dari laman resmi SMA 13 Semarang, ayah Bung Karno merupakan seorang guru di sekolah dasar berdarah Jawa.

Sementara ibunya, merupakan putri dari keluarga bangsawan Bali.

Baca juga: Hadiri Acara Puncak Bulan Bung Karno, Airlangga hingga Zulhas Tiba di GBK

Soekarno adalah anak ketiga dari empat bersaudara.

Masa kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulungagung, Jawa Timur.

Soekarno memasuki sekolah dasar di Eerste Inlandse School di Mojokerto, lalu pindah ke Europeesche Lagere School pada tahun 1911.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Soekarno melanjutkan pendidikan di Hogere Burger School, Surabaya.

Lalu pendidikan selanjutnya, Soekarno memilih jurusan teknik sipil di Technische Hoogeschool, Bandung pada tahun 1921 dan mendapatkan gelar insinyur pada tahun 1927.

Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Kawasan GBK Hadiri Puncak Bulan Bung Karno

Wafatnya Bung Karno (21 Juni)

Ir Soekarno (Google Images/Nanda)

Hal terakhir yang membuat bulan Juni menjadi Bulan Bung Karno adalah bertepatan dengan wafatnya Ir Soekarno.

Bung Karno wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

Awal mula kemunduran kepemimpinan Soekarno karena terjadinya insiden G30S pada tahun 1965.

Akibat G30S kondisi Indonesia tidak stabil yang mengharuskan Soekarno bertindak mengeluarkan surat perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Dari Surat inilah kemudian mandat kepemimpinan berpindah ke Soeharto.

Secara resmi, Soeharto menjadi Presiden Indonesia pada tahun 1967.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini