TRIBUNNEWS.COM - Berikut peringatan dini cuaca ekstrem yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Rabu (28/6/2023) besok.
Dikutip dari laman resmi BMKG, diperkirakan ada 24 wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Beberapa wilayah tersebut di antaranya Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Maluku Utara, hingga Papua.
Sementara itu, terdapat pula dua wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang yakni DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur.
Adapun wilayah yang berpotensi angin kencang pada Rabu besok adalah Banten.
Selengkapnya, berikut ini peringatan dini cuaca yang dirilis BMKG pada Rabu, 28 Juni 2023.
Baca juga: Prakiraan Cuaca 33 Kota di Indonesia Rabu, 28 Juni 2023: Palembang dan Medan Hujan Petir
Wilayah yang berpotensi hujan lebat dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Jawa Barat
- Jawa Timur
Baca juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Besok Rabu, 28 Juni 2023: Hujan di Jakarta Selatan dan Timur
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Wilayah yang berpotensi hujan dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- DKI Jakarta
- Nusa Tenggara Timur
Wilayah yang berpotensi angin kencang:
- Banten
Masih dikutip dari laman BMKG, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia selatan NTT yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia selatan NTT, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Timor dan Laut Flores.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi.
Sementara itu, daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Aceh hingga Semenanjung Malaysia, dari Perairan barat Lampung hingga Jambi, di Laut Natuna, dari Selat Makassar hingga Kalimantan Timur, di Kalimantan Utara, di Papua, dan di Samudra Pasifik utara Papua Barat.
Daerah konfluensi lain juga terpantau berada di Riau, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Laut Sulu.
Akibatnya, kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBS melintasi Samudra Hindia Selatan Bali hingga barat daya Sumatra mampu mengangkat uap air basah di depan muka intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di Samudera Hindia barat daya Sumatera hingga selatan Jawa.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)