Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menpora Dito Ariotedjo memenuhi panggilan Kejaksaan Agung, Senin (3/7/2023).
Dirinya dipanggil untuk menjalani pemeriksaan terkait perkara dugaan korupsi BTS Kominfo.
Pada awalnya, pemeriksaan terhadap Dito Ariotedjo dijadwalkan pukul 09.00 WIB.
Namun jadwal tersebut diundur menjadi pukul 13.00 WIB.
"Sedianya beliau diperiksa jam 9 tadi pagi. Tapi meminta pengunduran diri karena memang ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga beliau hadir tepat waktu di jam 13.00 pada hari ini," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana di depan Gedung Pidana Khusus Kejaksaan Agung, Senin (3/7/2023).
Ketut pun mengungkapkan bahwa status sang Menpora dalam perkara ini masih sebagai saksi.
Baca juga: Kejaksaan Agung Benarkan BAP Tersangka BTS Kominfo Terkait Menpora Dito Ariotedjo
"Beliau diperiksa dalam kapasitas sebagai saksi," ujarnya.
Satu di antara materi pemeriksaan pada hari ini yaitu pengakuan tersangka, Irwan Hermawan yang menyebut Dito Ariotedjo sebagai satu di antara beberapa penerima aliran dana proyek BTS.
Pengakuan itu tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Irwan Hermawan.
"Terkait dengan pengembangan beberapa hasil berita acara pemeriksaan," kata Ketut.
Baca juga: Wakil Ketua LP3HI Ungkap Sosok Plesetan Nama Dalam Klaster Makelar Kasus BTS Kominfo
Bahkan Ketut mengungkapkan bahwa pengakuan Irwan yang menyeret nama Dito Ariotedjo itu akan dimasukkan ke dalam surat dakwaan.
Surat dakwaan Irwan sendiri akan dibacakan penuntut umum dalam persidangan perdana besok, Selasa (4/7/2023).
"Dari surat dakwaan terkait dengan tersangka atau sekarang jadi terdakwa IH, yang nanti disidangkan tanggal 4 besok disidangkan," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam penggalan BAP Irwan Hermawan, terdapat sejumlah pihak yang menerima uang terkait proyek BTS Kominfo.
Baca juga: Kasus BTS Kominfo, Kejaksaan Agung Periksa Vice President Telkom Infra
Uang itu disebar Irwan atas arahan mantan Dirut BAKTI Kominfo, Anang Achmad Latif.
"Bahwa dapat saya jelaskan seluruh penerimaan uang tersebut tidak ada yang saya nikmati, namun atas arahan dari saudara Anang Latif selaku Direktur Utama BAKTI digunakan untuk keperluan sebagai berikut," kata Irwan dalam penggalan BAP-nya.
Berikut merupakan rincian pihak yang diduga menerima saweran dari Irwan Hermawan terkait BTS Kominfo:
1. April 2021 - Oktober 2022. Staf Menteri. Rp 10.000.000.000.
2. Desember 2021. Anang Latif. Rp 3.000.000.000.
3. Pertengahan tahun 2022. POKJA, Feriandi dan Elvano. Rp 2.300.000.000.
4. Maret 2022 dan Agustus 2022. Latifah Hanum. Rp 1.700.000.000.
5. Desember 2021 dan pertengahan tahun 2022. Nistra. Rp 70.000.000.000.
6. Pertengahan tahun 2022. Erry (Pertamina). Rp 10.000.000.000.
7. Agustus - Oktober 2022. Windu dan Setyo. Rp 75.000.000.000.
8. Agustus 2022. Edward Hutahaean. Rp 15.000.000.000.
9. November - Desember 2022. Dito Ariotedjo. Rp 27.000.000.000.
10. Juni - Oktober 2022. Walbertus Wisang. Rp 4.000.000.000.
11 Pertengahan 2022. Sadikin. Rp 40.000.000.000.
Dito Ariotedjo sendiri telah membantah dugaan penerimaan uang tersebut.
Dia mengaku tidak tahu-menahu mengenai proyek pembangunan BTS BAKTI Kominfo.
"Enggak, enggak ada, karena benar-benar sumir dan saya tidak tahu apa-apa," ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/7/2023).