TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usia bumi yang makin menua turut disertai dengan munculnya berbagai permasalahan terkait kelestarian lingkungan. Maka itu, penting bagi seluruh pihak untuk mendukung upaya pembangunan berkelanjutan.
Dalam hal ini, industri farmasi dan makanan turut menjadi pihak yang perlu menunjukkan komitmennya dalam melestarikan lingkungan dan menegakkan aspek aspek keberlanjutan.
Sebab, kasus pencemaran serta permasalahan lainnya akibat produksi obat-obatan dan makanan masih terus melanda. Karena itu, satu langkah kecil saja dari para pelaku di industri akan sangat berarti bagi pelestarian bumi.
Menyadari hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar “Penghargaan BPOM untuk Keberlanjutan Lingkungan di Industri Farmasi dan Makanan 2023” sebagai wujud nyata dalam mendukung kelestarian lingkungan hidup dan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day 2023.
Pada acara yang mengusung tema “Environmental Sustainability Corporate Governance di Industri Obat dan Makanan” ini, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, TBK (Sido Muncul) keluar sebagai pemenang penghargaan dengan level tertinggi, yakni Titanium dalam kategori Industri Obat Tradisional.
Adapun penghargaan ini diterima langsung oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2023). Irwan Hidayat mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi penghargaan ini. Menurutnya, BPOM telah melakukan gebrakan yang sangat baik bagi industri obat dan makanan Tanah Air.
“Ini pertama kalinya BPOM memberikan penghargaan yang berkaitan bukan dari penilaian obat dan makanan, tetapi berkaitan dengan lingkungan. Menurut saya, ini menjadi sebuah hal yang bagus dan patut diberi apresiasi bagaimana kepekaannya (perusahaan) terhadap lingkungan,” ungkap Irwan.
Aspek keberlanjutan jadi hal penting di industri farmasi dan pangan.
Pada kesempatan ini, Irwan Hidayat juga membicarakan tentang pergeseran di industri pangan dan obat-obatan, yang makin melek akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Penilaian terhadap berkualitasnya suatu perusahaan obat dan makanan, lanjut Irwan, tidak lagi hanya didasarkan pada aspek bahan baku pangan dan obat saja, tetapi juga diperluas pada pelestarian lingkungan.
Pada aspek ini, setiap perusahaan obat dan makanan pun didorong untuk memproduksi dan menghasilkan produk yang berkelanjutan.
Di era yang tengah menyoroti isu perubahan iklim, lanjut Irwan, aspek keberlanjutan ini sangat penting untuk menyadarkan perusahaan obat dan makanan untuk menjalani bisnis berbasis ekonomi sirkular (circular economy).
Baca juga: Sido Muncul Sabet Penghargaan Tertinggi Titanium dari BPOM, Kategori Industri Obat Tradisional
Perlu diketahui, konsep ekonomi sirkular ini telah banyak digunakan perusahaan obat dan makanan untuk memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk maupun komponennya, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang.
“Kalau zaman dulu, dalam dunia bisnis berapa profit yang didapat menjadi fokus utamanya. Namun, sekarang ini justru yang paling berharga adalah seberapa pedulinya sebuah perusahaan itu dalam mengelola lingkungannya. Di sini suatu perusahaan juga dituntut untuk menghasilkan produk yang menghasilkan profit tapi lingkungannya tetap sustain. Ini menjadi penting di zaman sekarang dan di masa depan,” ujar Irwan.
Ia pun mengatakan bahwa perusahaan pada umumnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menegakkan prinsip keberlanjutan.
“Kalau mengelola lingkungan itu saya rasa membutuhkan waktu, persiapan, dan fasilitas dalam pengelolaannya,” imbuh Irwan.
Langkah Sido Muncul dukung pelestarian lingkungan
Sebagai perusahaan farmasi terdepan, Sido Muncul sendiri telah memberikan perhatian pada isu lingkungan sejak 20 tahun lalu. Hal ini dilakukan mulai dari proses produksi hingga packaging yang sangat memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Terlebih saat ini, Sido Muncul tidak lagi mengambil bahan baku dari hutan.
Selain itu, untuk proses pengelolaan, kata Irwan, Sido Muncul juga turut menggandeng petani dan turut membudidayakan tanaman obat yang memang banyak jenisnya di Indonesia.
“Kita sudah concern pada lingkungan sejak 20 tahun yang lalu, mulai dari bahan baku yang sudah tidak ambil dari hutan lagi hingga produksi packaging-nya. Kita mengelola itu dengan petani dengan memilih menggunakan pupuk kandang. Saat ini, kita lagi membudidayakan tanaman obat. Kalau zat aktifnya banyak, penggunaannya pun akan sedikit,” tuturnya.
Ia juga menekankan, aspek community development telah diterapkan secara baik di Sido Muncul, mulai dari mengolah limbah menjadi pupuk hingga menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) atau renewable energy.
“Kami berusaha untuk tidak pernah membuang limbah, menggunakan air dengan efisien, terus menggunakan mesin-mesin yang high speed, dan penggunaan tenaga surya. Dengan penggunaan bahan bakar terbarukan, pokoknya tidak akan ada lagi yang terbuang dan memanfaatkan limbah kami untuk pupuk. Jadi, kami zero waste,” katanya.
Melalui acara ini, ia berharap akan banyak perusahaan yang mengubah konsep bisnisnya menjadi ekonomi sirkular. Begitu pula dengan BPOM diharapkan juga dapat melanjutkan acara penghargaan tersebut setiap tahunnya.
Sebab, menurutnya, ini akan menjadi motivasi bagi Sido Muncul untuk tetap berinovasi sambil terus mempertahankan proses produksi yang ramah lingkungan.
Baca juga: Sido Muncul Terima Penghargaan Bisnis Indonesia Awards 2023 Kategori Farmasi
Sementara itu, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, untuk menjaga lingkungan industri obat dan makanan yang berkelanjutan (sustainability), dibutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk industri.
Pasalnya, industri obat dan makanan diketahui sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup manusia. Dengan demikian, hal ini penting untuk menghasilkan produk yang tetap menjaga kelestarian lingkungan.
“Produk-produk ini tidak hanya berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga pada lingkungan,” ujar Penny.
Melihat urgensi ini, Penny menekankan bahwa kolaborasi dari seluruh pihak, baik pemerintah, industri, dan masyarakat sangat dibutuhkan.
“Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangatlah penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan,” tutur Penny.
Penulis: Andeska Gladiaventa | Editor: Anniza Kemala
Baca juga: Sido Muncul Kembali Sabet Penghargaan Industri Hijau dari Kemenperin, Lima Kali Secara Beruntun