TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa beras seberat 30 kg.
Bansos beras 30 kg diberikan selama tiga bulan berturut-turut dengan setiap bulannya, disalurkan 10 kg.
Bansos beras kali ini menyasar 21,35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) seluruh Indonesia.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, mengatakan dengan adanya tambahan bansos beras, pemerintah menambahkan anggaran sebesar Rp 8 triliun.
"Bapak Presiden telah meminta untuk kita bahkan menambahkan lagi bantuan pangan untuk masyarakat kelompok miskin."
"Bantuan akan diberikan kepada 21,3 juta keluarga kelompok yang rentan dengan setiap kelompok atau keluarga mendapatkan 10 kilogram beras per bulan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers bertajuk APBN Kita Edisi Juli 2023, Senin (24/7/2023).
Baca juga: Pemerintah Tambah Bansos Beras 10 Kg per Bulan, Mulai Oktober-Desember 2023
Kriteria Penerima Bansos Beras 30 Kg
Adapun kriteria penerima bansos beras 30 kg kali ini sama seperti program sebelumnya.
Yaitu terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Selain itu, menjadi penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Dengan demikian, para penerima kedua bansos Kemensos ini akan mendapat 'bonus' bansos 30 kg.
Untuk mengecek apakah nama kita terdaftar sebagai penerima bansos beras 30 kg, caranya sangat mudah.
Masyarakat bisa mengakses situs cekbansos.kemensos.go.id melalui HP, laptop, tablet, dan komputer.
Kemudian isi sejumlah data yang diminta, mulai dari nama hingga alamat sesuai KTP.
Berikut cara cek penerima PKH dan BPNT di situs cekbansos.kemensos.go.id:
1. Buka situs https://cekbansos.kemensos.go.id/ atau klik link ini;
2. Masukkan sejumlah data yang diminta dengan memilih dari nama provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa;
3. Masukkan nama Penerima Manfaat (PM) sesuai KTP;
4. Ketikkan 4 huruf kode (tanpa spasi) yang tertera dalam kotak kode;
5. Jika huruf kode kurang jelas, klik icon refresh untuk mendapatkan huruf kode baru;
6. Klik tombol CARI DATA;
7. Kemudian akan muncul hasil pencarian.
Dalam hasil pencarian akan muncul sejumlah program bantuan yang sedang dan pernah disalurkan Kemensos.
Yaitu BPNT, BST, PKH, PBI-JK, BLT-BBM, Bantuan Yatim Piatu, Rumah Sejahtera Terpadu (RST), Permakanan, dan Sembako Adaptif.
Jika Anda pernah mendapatkan BPNT dan PKH, maka ada kemungkinan akan menerima bansos beras 30 kg.
Baca juga: Pemerintah Tambah Bansos Beras 10 Kg per Bulan, Mulai Oktober-Desember 2023
Jadwal Pencairan Bansos Beras 30 Kg
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, bansos beras 30 kg akan disalurkan selama tiga bulan berturut-turut.
Tepatnya mulai Oktober, November, hingga Desember 2023.
"Kami telah menugaskan Perum Bulog untuk mempersiapkan penyaluran bantuan pangan beras bulan Oktober, November, dan Desember 2023," kata Arief di Jakarta, Selasa (25/7/2023), dikutip dari Kompas.com.
Bansos beras 30 kg, lanjut Arief, merupakan upaya pengendalian inflasi pangan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024.
"Nantinya bantuan ini dapat menjadi bantalan sosial bagi masyakat berpendapatan rendah untuk menjaga daya beli dan upaya pengendalian inflasi pangan, di mana kita akan menghadapi momentum Natal 2023 dan Tahun Baru 2024," ucapnya.
Ia menerangkan, tambahan bansos beras 30 kg sesuai hasil keputusan rapat terbatas (ratas) tentang Peningkatan Produksi dan Hilirisasi Produk Pangan tanggal 10 Juli 2023.
Dalam ratas itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannnya untuk melanjutkan program penyaluran bantuan pangan beras berdasarkan usulan Badan Pangan Nasional.
Bantuan tersebut bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
Arief mengatakan penyaluran bantuan pangan di akhir 2023 akan memberikan dampak positif terhadap penguatan daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi.
Pemerintah mewaspadai potensi kenaikan permintaan (demand) bahan pangan pada periode Natal dan Tahun Baru 2024.
Kenaikan tersebut harus diantisipasi agar tidak berdampak pada lonjakan harga pangan.
Arief juga mengatakan, pihaknya akan terus memacu Perum Bulog untuk terus melakukan penyerapan beras guna menambah stok melalui pengadaan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kendati demikian, ia menegaskan prioritas pengadaan beras berasal dari produksi dalam negeri.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Yohanes Listyo)