Buntutnya, diduga terjadi cekcok yang berujung Bripda Ignatius tewas tertembak.
"Ketiga pelaku ini datangi kamar anak saya. Mereka diduga ada urusan bisnis senjata api, anak saya mungkin ditawari anak saya mungkin menolak, karena tahu itu barang ilegal," ucap Pandi.
"Yang terjadi disitu mungkin jadi cekcok, nah akibatnya anak saya jadi korban," imbuhnya.
Pandi menjelaskan, akibat ledakan senjata api tersebut, leher anaknya tertembak peluru dan menembus ke telinga Bripda Ignatius.
"Tidak lama kemudian si pelaku mengambil senpi di tasnya dan meledak lalu mengenai leher anak saya lalu tembus ke telinga, lalu tembus ke dinding lagi," jelas Panji, dilansir Wartakotalive.com.
Pandi menegaskan, selama ini anaknya tidak pernah bercerita soal dugaan bisnis senajata api.
"Anak saya tidak pernah cerita soal senpi, tapi dari keterangan penyidik Densus 88 pada saat kami di Jakarata," kata Pandi.
Diketahui, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage meninggal dunia diduga akibat tembakan dari sesama rekannya di Densus 88.
Kini, jasad korban sudah dikebumikan.
Sebelumnya, terungkapnya insiden tentang polisi tewas tertembak bermula dari video yang viral di media sosial.
Di video itu, memperlihatkan jenazah anggota Polri di dalam peti mati yang disebut tewas karena diduga ditembak oleh sesama anggota Polri.
Dari video yang diunggah akun Instagram @kamidayakkalbar, dijelaskan anggota Polri itu bernama Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.
Baca juga: Ayah Bripda Ignatius Cerita Dugaan Pemicu Anaknya Tewas, Bermula Didatangi 3 Senior Mabuk
Sosok Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage
Ignatius Dwi Frisco Sirage berasal dari Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.