Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan mahasiswa dari Indonesia dan mancanegara mencari solusi penanganan limbah makanan.
Universitas asal mahasiswa tersebut tergabung dalam IN2FOOD Consortium Universities.
Anggota konsorsium tersebut adalah Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Ghent, Universitas Tampere, HTH Belanda, Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Binus, Universitas Ma Chung, Universitas Pembangunan Jaya, dan Universitas Katolik Parahyangan.
Para mahasiswa mengikuti kompetisi internasional untuk menemukan solusi mengubah sampah makanan (food waste) menjadi nilai yang berguna yang digelar di STEM Universitas Prasetiya Mulya.
Dekan STEM Universitas Prasetiya Mulya (STEM Prasmul) Stevanus Wisnu Wijaya mengatakan, tujuan dari kompetisi ini ialah untuk membangun kolaborasi internasional dengan berbagai macam latar belakang budaya dan keilmuan untuk menemukan solusi terkait food waste.
"Jadi mahasiswa membentuk tim yang sifatnya internasional, mereka bergabung dan melakukan eksplorasi terhadap satu kasus, diskusi, mengusulkan ide untuk diimplementasikan di lapangan," kata Wisnu.
Kompetisi yang merupakan bagian dari Proyek IN2FOOD yang didanai Erasmus+ Capacity Building on Higher Education Program ini dimulai pada 7-18 Agustus 2023.
Stevanus menjelaskan, tema program ini adalah From Food Good Waste to Good Taste at the Marriott Indonesia. Dengan dukungan penuh dari Marriot International sebagai studi kasus kasus.
Studi kasus berpusat pada 3 sub-tema terkait limbah makanan di Marriott Indonesia. Yaitu, Pendidikan (kesadaran, menciptakan urgensi untuk perubahan), Kreativitas (membangun kepercayaan, tanggung jawab berkreasi dengan sisa makanan), dan Aksesibilitas (memungkinkan dan memungkinkan pengelolaan sampah).
"Di akhir kompetisi akan ada pameran dan solusi dari mahasiswa akan dinilai oleh tim untuk mendapat award dari Marriot Internasional dan Rektor Prasetiya Mulya," jelasnya.
Peserta kompetisi mahasiswa internasional tersebut berasal dari delapan universitas anggota Konsorsium IN2FOOD dan dua Universitas anggota non konsorsium.
Total ada 49 mahasiswa yang mengikuti onsite program dan 19 mahasiswa yang mengikuti secara hibrida.
Mereka adalah mahasiswa dari Universitas Ghent, Universitas Tampere, HTH Belanda, Universitas Prasetiya Mulya, BINUS University, Universitas Ma Chung, Universitas Pembangunan Jaya, dan Universitas Katolik Parahyangan, serta beberapa universitas lain di Indonesia.