Saat itu, ISIS mulai ramai dan menjari pembicaraan hangat di Indonesia.
Keinginan dirinya melakukan aksi teror pun muncul setelah peristiwa kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok yang dipicu tahanan teroris pada 8 Mei 2018 silam.
"Saya menjadi terinsipirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melalukan amaliyah sehingga saya mencari informasi jual beli senjata api," kata DE ditirukan Juru bicara Densus 88 Anteror Polri Kombes Aswin Siregar, Senin (14/8/2023).
2. Latihan Menembak 2 Bulan Sekali
Setelah mendapatkan sejata api, DE lantas rutin berlatih menembak 2 bulan sekali di Gunung Geulis.
Ia kerap menggunakan pistol merek Baikal Makarov buatan Rusia dengan ukuran peluru 9 milimeter saat berlatih menembak.
Tujuannya melakaukan latihan menembak untuk melakukan teror.
Tak hanya itu, ia pun aktif menggalang dana untuk kepentingan teror.
Untuk kepentingan propaganda, ia berperan menjadi admin dan membuat beberapa chanel telegram.
"Ia merupakan admin dan pembuat beberapa channel telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
3. Senjata Laras Panjang di Meja Komputer
Densus 88 Antiteror Polri menyita 18 pucuk senjata api berbagai jenis.
Ada yang masih bentuk airgun, ada air gun yang dimodifikasi jadi senjata api dan ada juga senjata api pabrikan.
Tak hanya senjata api, Densus 88 Antiteror Polri pun menyita ratusan amunisi dari rumah DE.
Senjata dan amunisi tersebut ditemukan Densus 88 di rumah DE.
Bendahara RT bernama Agung yang ikut menyaksikan penggeledahan menyebut saat penggeledahan, dirinya melihat senjata api laras panjang di bawah meja komputer.