News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemarau Panjang hingga Aktivitas Pabrik Berbasis Batu Bara Jadi Penyebab Polusi Udara Jabodetabek

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di kawasan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023)- Presiden Jokowi ungkap penyebab kualitas udara di Jabodetabek sepekan ini sangat buruk, diantaranya karena aktivitas pabrik berbasis batu bara. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui kualitas udara di Jabodetabek sepekan ini sangat buruk. 

Jokowi mengatakan, khusus untuk wilayah DKI Jakarta indeks kualitas udara di angka 156 atau bisa dikatakan ini dalam kategori tidak sehat. 

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini, Senin (14/8/2023). 

"Dan tanggal 13 Agustus 2023 kemarin indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," kata Jokowi, dikutip dari laman setkab.go.id

Menurut Jokowi, ada sejumlah faktor yang membuat kondisi itu terjadi.

Baca juga: Asap Rokok Juga Sumber Polusi, Dokter: Perokok seperti Menghisap Asap Knalpot

Diantaranya seperti, faktor kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi.

Kemudian, pembuangan emisi transportasi hingga aktivitas pabrik yang menggunakan batu bara. 

"Memang terdapat beberapa faktor yang menyebabkan situasi ini,

"Kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi, serta pembuangan emisi dari transportasi."

"Dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," kata Jokowi. 

Jokowi pun menyampaikan sejumlah instruksi untuk menangani polusi udara di Jabodetabek.

Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di kawasan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023). Berdasarkan data IQAir pukul 19.00 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 155 atau masuk kategori tidak sehat. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Saya memiliki beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian seluruh kementerian dan lembaga terkait," ujar Jokowi. 

Ia mengklasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni penanganan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. 

Pertama terkait jangka pendek, Jokowi meminta secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik.

Ia meminta rekayasa cuaca untuk memancing hujan hingga memperbanyak ruang hijau terbuka di Jabodetabek. 

"Kemudian juga rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek, dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan Euro 6, khususnya di Jabodetabek."

"Kemudian perbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran. Siapkan anggaran," ujar Jokowi. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajarannya membahas polusi udara di Jabodetabek yang dinilai semakin buruk dalam rapat terbatas (ratas) yang digelar hari ini, Senin (14/8/2023), di Istana Merdeka, Jakarta. (Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden)

Tak hanya itu, Jokowi juga meminta sejumlah kantor untuk melaksanakan kerja secara hybrid working: work from office, work from home jika memungkinkan. 

"Mungkin saya enggak tahu nanti dari kesepakatan di Rapat Terbatas ini apakah 75:25 atau angka yang lain," terangnya.

Kemudian untuk jangka panjangnya Jokowi meminta jajarannya untuk melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil.

Masyarakat pun dianjurkan untuk beralih ke transportasi massal, seperti LRT dan MRT.

"Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah," ungkap Jokowi.

Selanjutnya, menurut Jokowi, dalam jangka panjang perlu memperkuat aksi mitigasi.

Lalu, adaptasi perubahan iklim harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek.

Terakhir, yaitu mengedukasi publik secara meluas. 

Menhub Ajak Masyarakat Beralih Gunakan Kendaraan Listrik

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai rapat bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana, Jakarta, Senin (14/8/2023) - Begini solusi dari Heru Budi Hartono untuk mengatasi polusi udara di Jakarta, solusi jangka panjang dan pendek sama. (Tangkapan Layar Kompas TV)

Sementara itu, untuk mengatasai polusi udara saat ini Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik. 

Dikatakan Budi, dengan beralih memakai kendaraan listrik maka akan bisa menurunkan polusi udara di Jakarta.

Lantaran, kontribusi kendaraan bermotor bahan bakar fosil terhadap polusi udara lebih dari 50 persen.

Apalagi, kini masyarakat sudah mulai beraktivitas normal kembali setelah pandemi Covid-19, sehingga polusi udara di Jakarta menjadi meningkat.

"Kami mengajak masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik. Kalau penggunaannya menjadi masif, diharapkan dapat menurunkan polusi yang terjadi di kota-kota besar," ujar Menhub dalam pernyataan tertulis dikutip Senin (14/8/2023).

Diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menerbitkan Permenhub Nomor PM 39 Tahun 2023 tentang Konversi Sepeda Motor Dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai untuk mempercepat terbentuknya ekosistem sepeda motor listrik melalui peningkatan pelayanan pengujian tipe sepeda motor konversi.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Nitis Nawaroh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini