News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

VIDEO Pesan Istri Gus Dur Ke Ganjar: Banyak Tirakat, Kurangi Makan Jika Ingin Menang Pilpres 2024

Editor: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istri mendiang mantan Presiden RI Abdurahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid banyak memberikan pesan atau nasehat kepada bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo, jika ingin menang di Pilpres 2024.

Sinta Nuriyah meminta Ganjar untuk banyak memohon petunjuk dari Tuhan agar memudahkan jalan berkompetisi di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Sinta Nuriyah ke Ganjar Pranowo saat Gubernur Jawa Tengah itu menyambangi kediamannya di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu, (13/8/2023).

"Kalau pesannya, yang banyak tirakatnya."

"Yang banyak memohon petunjuk dari Allah SWT," kata Sinta Nuriyah kepada Ganjar.

Sinta Nuriyah juga mewanti-wanti Ganjar agar tetap amanah, jika terpilih sebagai Presiden.

Ia juga meminta kepada Ganjar agar tetap memperhatikan kepentingan rakyat dan memberikan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Apabila dia terpilih sebagai pimpinan negara dia selalu amanah, selalu menjaga kepentingan rakyat, selalu menjaga keadilan dan kemanusiaan."

"Itu yang diajarkan Gus Dur."

"Karena itu yang diajarkan Gus Dur."

"Jadi yang saya sampaikan, apa yang dilakukan Gus Dur," jelasnya.

Sinta Nuriyah juga menitipkan pesan kepada Ganjar agar tak lupa menjaga kesehatannya.

Ganjar juga dinasihati agar selalu mengingat rakyatnya jika ingin menjadi pemimpin.

"Ingat yang di bawah."

"Ingat yang di atas itu Tuhan."

"Yang di atas itu Tuhan, yang di bawah rakyat."

"Itu yang diingat, jangan yang di tengah," pesan Sinta Nuriyah.

Ia juga sempat mencandai Ganjar agar menjaga pola makannya.

Ganjar diminta jangan makan terlalu banyak.

Ucapan ini diiringi riuh tawa dari wartawan dan mereka yang hadir dalam silaturahim tersebut.

Ganjar mengaku kedatangannya kali ini hanya untuk bersilaturahmi dengan Sinta Nuriyah Wahid.

Dia mengatakan, setiap kali Sinta Nuriyah keliling ke Jawa Tengah tak pernah absen untuk mengabarkan Ganjar.

"Silaturahmi ya."

"Karena Bu Sinta ini kalau pas keliling seluruh Indonesia antara lain ke Jawa Tengah mesti saya dikabari."

"Sowan ke beliau, kayak Gus Dur beliau, selalu mengingat peristiwa kecil, sehingga kita merasa terhormat."

"Ingatannya luar biasa," kata Ganjar.

Di sisi lain, Sinta Nuriyah menyambut hangat kehadiran Ganjar di kediamannya.

Bahkan dia sempat memberikan pesan-pesan khusus kepada Ganjar jelang menghadapi Pilpres 2024.

Kedatangan Ganjar ke kediaman Sinta Nuriyah juga disambut Putri Gus Dur, Yenny Wahid.

Ganjar mengaku disuguhi beragam makanan khas Solo seperti Selat Solo, Bakso hingga nasi kuning dalam silaturahim ini.

Semua makanan yang dihidangkan, habis disantapnya.

Terinspirasi Wahid Hasyim

Ganjar, saat bertemu dengan Sinta Nuriyah mengaku menjadikan sosok Gus Dur dan ayah dari Presiden keempat RI itu, Kyai Wahid Hasyim sebagai inspirasi dalam bernegara.

"Pertama, terkait hukum, seperti diceritakan Gus Dur dalam tulisannya, hukum positif yang berlaku di Indonesia telah mengakomodasi aspek penting dalam hukum Islam atau syariat di dalamnya, yaitu ketahanan (deterrence)," kata Ganjar dalam keterangan, Minggu (13/8/2023).

Menurut Gubernur Jawa Tengah itu, hukum positif ke depan perlu adil dan bisa ditegakkan tanpa pandang bulu, seperti yang dicita-citakan Gus Dur dan Wahid Hasyim.

"Bukan tumpul ke bawah dan tajam ke atas, kemudian menjadi kunci keberhasilan negara atas rakyatnya. Dalam hal ini, adalah mewujudkan baldatun thoyibatun wa rabun ghofur," kata Ganjar.

Kepada Sinta, Ganjar juga mengaku belajar dari Gus Dur dan Wahid Hasyim untuk menerima Pancasila sebagai azas tunggal.

Belajar Hukum Islam

"Dengan begitu, kata Gus Dur, perjuangan-perjuangan memakmurkan dan memajukan Indonesia seperti amanat dalam lima sila Pancasila bisa diwujudkan. Khususnya terkait mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Ganjar dalam pembicaraan dengan Sinta juga berbicara mengakui sempat tidak memahami maqashidu syar’iah atau maksud-maksud hukum Islam.

"Dari tulisan dan pemikiran Gus Dur, lah saya mengetahuinya. Bahwa di dalamnya ada unsur hifzul mal (menjaga harta), hifzul nafs (menjaga jiwa), hifzul din (menjaga agama), hifzul aql (menjaga akal), dan hifzul nasl (menjaga keturunan)," ungkap Ganjar.

"Semua unsur itu seperti diungkapkan Gus Dur yang menjadi dasar ulama-ulama NU, termasuk Kiai Wahid Hasyim untuk kemudian memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sebab, semua hal tersebut mustahil terwujud di bawah penjajahan," lanjut Ganjar.

Selain itu, Ganjar kepada Sinta juga mengaku bangga jika disebut sebagai santri dari Gus Dur, karena gagasan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu sesuai untuk bangsa.

"Sejak lama, kalau ada orang tanya, saya sering dengan bangga mengaku sebagai santri Gus Dur, karena saya merasa gagasan Gus Dur memang tepat untuk bangsa ini.

Semua itu saya jadikan landasan dalam mengemban setiap jabatan politik yang diamanahkan kepada saya, bahkan makin kemari seluruh gagasan Gus Dur makin relevan," kata Ganjar.

Selanjutnya, Ganjar kemudian menyinggung tentang masalah intoleransi yang belakangan terjadi di Indonesia yang bisa selesai dengan menggunakan pendekatan gagasan Gus Dur.

Kunjungan Santri kepada Nyai

"Hari ini pula, ketika kita sedang menghadapi ancaman ketidakpastian keamanan global, Gus Dur selama menjadi presiden juga telah mengajarkan cara untuk menjadikan Indonesia pemain penting di dunia.

Kunjungan-kunjungan Gus Dur ke luar negeri, ke berbagai negara, telah membuat kepala Indonesia kembali tegak setelah terpuruk akibat krismon," ujar Gubernur Jawa Tengah itu.

Ganjar juga mengatakan, kedatangan ke kediaman Sinta Nuriyah sebagai bentuk sowan dari santri kepada istri dari ulama yang dikagumi.

"Oleh karena itu, kedatangan saya hari ini tak lain adalah sebagai santri yang sowan kepada bu nyai.

Dengan harapan bisa mendapat doa, dukungan dan ijazah, sehingga perjuangan saya sebagai santri yang alhamdulillah dipercaya menjadi bakal calon presiden, bisa tetap selaras dengan gagasan-gagasan Gus Dur. Bisa ma’tsur atau nyambung sanadnya," tutur pria berambut putih itu.

"Sebab, saya percaya bernegara pun perlu sanad yang baik. Dan, bersanad ke Gus Dur tentu bagian dari jalur terbaik. Bahkan, bukan hanya dalam taraf bernegara, begitupun dalam beragama," lanjut Ganjar.

Dia dalam pembicaraan dengan Sinta juga berbicara tentang pernikahan dengan Atikoh yang diketahui berstatus anak dari Kiai Hisyam Kalijaran.

Ganjar menerima pesan dari sang mertua saat hendak menikahi Atikoh agar bisa membangun rumah tangga meneladani keluarga Kiai Wahid Hasyim.

"Saya tanya alasannya, kenapa harus keluarga Wahid? Jawaban mertua saya singkat saja. Keluarga Wahid itu suksesnya dua. Sukses dunia dan akhirat," kata dia menirukan pembicaraan dengan sang mertua.

"Maka, ketika hari ini saya diberi kesempatan untuk bersilaturahmi, saya sangat senang sekali. Saya ingin tanya apa rahasia kesuksesan keluarga Wahid itu kepada Bu Shinta, Mbak Yenny, Mbak Alisa, dan keluarga," ujarnya.

Ganjar kepada Sinta juga tidak lupa meminta restu agar perjuangan memajukan dan menyejahterakan Indonesia diperlancar.

"Berbekal restu dan dukungan dari Bu Nyai Shinta, saya yakin perjuangan untuk kemajuan Indonesia yang sedang kami ikhtiarkan bersama akan semakin mudah dan berkah," pungkasnya.(Warta Kota/Alfian Firmansyah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini