TRIBUNNEWS.COM - Karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07/ RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin (14/8/2023).
DE merupakan tersangka terorisme yang merencanakan aksi penyerangan atau amaliyah ke Mako Brimob Polri dan Markas TNI.
DE diketahui terafiliasi jaringan Islamic State of Iraq (ISIS).
Niatan DE untuk melakukan aksi teror ini muncul setelah peristiwa kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, yang digerakkan ratusan tersangka terorisme pada 8 Mei 2018 lalu.
"Saya (tersangka) menjadi terinspirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melakukan amaliyah, sehingga saya mencari informasi jual beli senjata api," kata Juru bicara Densus 88 Anteror Polri, Kombes Aswin Siregar, menirukan pengakuan DE, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Selasa (15/8/2023).
Sebelum DE melancarkan aksinya, ia ternyata sudah terlebih dahulu melakukan latihan menembak secara rutin.
Baca juga: Karyawan KAI Terduga Teroris Diduga Gunakan Marketplace untuk Jual-Beli Senjata Api, Ini Kata Polisi
Setiap dua bulan sekali, DE melakukan latihan menembak selama enam jam di Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat.
Ia biasanya menggunakan pistol merek Baikal Makarov buatan Rusia dengan ukuran peluru 9 milimeter saat berlatih di Gunung Geulis.
DE sendiri diketahui menyimpan 18 pucuk senjata api dengan berbagai jenis.
"Saat ini saya masih tahap i'dad (latihan, red). Saya melakukan i'dad di Gunung Geulis sebanyak 2 bulan sekali. Saya melakukan i'dad selama 6 jam," ucap pelaku DE.
Propaganda di Sosmed
Sepak terjang pelaku DE tak hanya mempersiapkan latihan.
Namun juga menjadi propaganda di media sosial.
DE aktif memotivasi dan menyerukan untuk berjihad.
"Pelaku aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," ujar Aswin.
Biasanya DE menyebarkan propaganda itu berupa poster digital.
Di mana dalam porster tersebut, berisi teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Hasil penulusuran penyidik Densus 88 Antiteror, pelaku DE juga pernah menguji coba pistol rakitan di sebuah perkebungan dan mempostingnya di Facebook.
DE Sudah Lama Dipantau
Ketua RT 02 Kelurahan Manggahang, Idris, mengaku tak begitu kaget dengan penangkapan DE hingga penggeledahan rumah orang tuanya.
Idris mengatatakan, pengurus RT dan RW tak begitu mengagetkan karena ada jejak sebelumnya.
"Namun, untuk pengurus RT atau RW, ada rasa kaget terkait ini, tapi tak terlalu kaget."
"Sebelumnya juga dia pernah dipantau terkait hal ini, ya terkait terorisme," ujarnya, Senin (14/8/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
"Dulu hanya dipantau, ada polisi tanya-tanya dan meminta bantuannya kepada pengurus untuk mengawasinya," imbuhnya.
Ia melanjutkan, DE dipantau terkait terorisme karena pernah berkomunikasi dengan narapidana teroris.
Menurutnya, kejadian itu sekitar lima tahun yang lalu.
"Jadi ada napi teroris, lalu DE sempat menjenguknya beberapa kali. Sehingga ia dipantau."
"Setelah beberapa lama terdapat petugas yang mengatakan beres dia (DE) tak terindikasi mengarah ke arah sana," jelas Idris.
(Tribunnews.com/Milani Resti) (TribunnewsBogor.com/Damanhuri) (TribunJabar.id/Lutfi Ahmad Mauludin)