TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Gerindra, PAN, Golkar, dan PKB yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024 mendatang terus menunjukkan dinamika positif.
Sejak dideklarasikan Minggu (13/8/2023) lalu di Gedung Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, masing-masing partai terus melakukan komunikasi kepada satu sama lain.
Terakhir, Prabowo Subianto melalui Institute Kajian Strategis UKRI mengundang fungsionaris partai koalisi dalam acara bertajuk “Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045” di Hotel Bidakara, Jakarta (15/8/2023).
Dalam acara tersebut, Prabowo memaparkan sejumlah visi dan program yang menegaskan komitmen untuk melanjutkan keberhasilan pemerintahan sebelumnya pada Kabinet Indonesia Maju. Dengan penekanan yang lebih kuat pada aspek kedaulatan dan daya saing di tingkat global.
“Program pro rakyat yang diusung oleh Presiden Joko Widodo perlu kita lanjutkan dan kita perkuat lagi. Karena program tersebut bisa melindungi perekonomian bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” kata Prabowo Subianto.
Hal ini senada dengan yang disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pada sejumlah kesempatan sebelumnya.
Zulhas menitikberatkan isu kedaulatan sebagai kelanjutan dari keberhasilan pemerintahan Jokowi yang fokus pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
Menurut Zulhas, kedaulatan di bidang pangan, energi, dan lainnya menjadi hal penting untuk dicapai oleh pemerintahan selanjutnya.
“Pembangunan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur yang telah dikerjakan Kabinet Indonesia Maju secara gemilang, perlu dilanjutkan dengan mengawal kedaulatan di bidang pangan dan energi. Swasembada pangan merupakan mandat pemerintahan berikutnya yang harus disukseskan bersama,” kata Zulhas, Selasa (16/8/2023).
Dalam sebuah wawancara bersama TV Nasional, Ketua Umum PAN tersebut menyebut akan mengusulkan nama baru untuk koalisi bersama Gerindra, Golkar, dan PKB.
“Saya usulkan namanya Koalisi Indonesia Maju Berdaulat,” ungkap Zulhas.