News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah dan Makna Lagu Indonesia Raya yang Diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bendera Indonesia - Berikut sejarah dan makna lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman atau W.R Supratman.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah dan makna lagu Indonesia Raya.

Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman atau W.R Supratman.

Wage Rudolf Soepratman merupakan seorang wartawan dan pemain musik yang lahir pada 19 Maret 1903.

Sebelum menjadi wartawan, W.R. Supratman berprofesi sebagai guru.

Kemudian ia memutuskan mejadi wartawan Kaoen Kita pada tahun 1924 dan Sin Po pada tahun 1926.

Awal mula lagu Indonesia Raya diciptakan ketika W.R Supratman sedang membaca artikel tentang “Manakah komponis Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan Indonesia yang dapat membangkitkan semangat rakyat?”.

Baca juga: Sosok Pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman

Artikel tersebut terdapat pada majalah Timboel terbitan Solo.

Setelah membaca artikel tersebut, W.R. Supratman tergerak untuk menulis not-not lagu Indonesia mulai tahun 1926.

Saat itu, ia membuat lagu menggunakan biola.

Kemudian lagu Indonesia Raya pertama kali dibawakan menggunakan alat musik biola pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jl Kramat Raya 106, dikutip dari ditsmp.kemdikbud.go.id.

Saat itu, lagu Indonesia Raya dibawakan tanpa menggunakan lirik.

Mendengar lagu tersebut dibawakan, sebagian peserta kongres mencoba merangkul W.R. Supratman dengan mata berkaca-kaca.

Tidak hanya itu, beberapa peserta lainnya juga bertepuk tangan mendengar lagu tersebut.

Namun berbeda dengan pemerintah kolonial dan polisi rahasia Belanda.

Mereka semua kaget mendengar lagu tersebut dibawakan.

Menurutnya, lagu tersebut hanyalah hiburan dan tidak berbahaya.

Foto pencipta lagu Indonesia Raya, WR Supratman (Kemdikbud.go.id)

Baca juga: Chord Lagu Indonesia Raya - WR Supratman, Kunci Gitar G, Indonesia Tanah Airku

Sejak saat itu, nama W.R. Supratman semakin dikenal oleh masyarakat.

Lagu Indonesia Raya awalanya memiliki judul 'Indonesia'.

Lagu tersebut dirilis peratama kali oleh Sin Po edisi Sabtu, 10 November 1928.

Kemudian selebaran berisikan partitur dan lirik tiga stanza Indonesia Raya juga disebarkan.

Selanjutnya, W.R. Supratman menemui seorang kawannya yang memiliki studio rekaman, bernama Yo Kim Tjan.

W.R. Supratman membuat rekaman piringan hitam lagu Indonesia Raya versi instrumen biola beserta suaranya dan versi orkes keroncong di dalam studio tersebut.

W.R. Supratman memilih lagu tersebut dengan versi keroncong bertujuan agar lebih dikenal oleh masyarakat.

Saat Kongres Pemuda II Berlangsung di Batavia, 18-20 Mei 1929, Partai Nasional Indonesia (PNI) menyanyikan lagu dan menjadikan lagu tersebut sebagai lagu kebangsaan.

Pada tahun 1930, Pemerintah Kolonial yang mengetahui lagu tersebut berbahaya, mereka akhirnya mengambil tindakan represif.

Lagu Indonesia Raya akhirnya dilarang dinyanyikan dan diperdengarkan di hadapan umum.

W.R. Supratman juga akhirnya dipanggil oleh aparat Belanda.

Ia diinterogasi maksud dan tujuan menciptakan lagu Indonesia Raya karena lagu tersebut.

Namun W.R. Supratman membantah tuduhan tersebut dengan memberikan bukti-bukti yang kuat.

Pada tahun 1944, Panitia Lagu Kebangsaan yang diketuai oleh Ir. Soekarno melakukan perubahan atas naskah asli W.R. Soepratman ini.

Kemudian lagu Indonesia Raya akhirnya dikumandangkan secara resmi ketika Indonesia merdeka.

Makna Lagu Indonesia Raya

Mengutip dari Kemdikbud.go.id, lagu Indonesia Raya memiliki 3 stanza atau 3 baris lirik yang berbeda-beda.

Pada stanza pertama lagu Indonesia Raya, terdapat lirik “Marilah Kita Berseru Indonesia Bersatu”.

Kalimat tersebut memiliki makna penyemangat dan seruan untuk Indonesia saat belum merdeka.

Kemudian juga terdapat kalimat “Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya” yang sebelumnya “Bangunlah Badannya, Bangunlah Jiwanya” pada stanza pertama.

Namun Ir Soekarno berpendapat untuk mengubah kedua frasa tersebut.

“Tak akan bangun raga seseorang jika jiwanya tidak terlebih dahulu bangun. Hanya seorang budak yang badannya bangkit namun jiwanya tidak.”

Pada stanza kedua, terdapat kalimat “Marilah Kita Mendoa, Indonesia Bahagia.”

Makna dalam kalimat tersebut adalah andasan spiritual dengan selalu mendoakan Indonesia yang bahagia.

Kemudian lirik selanjutnya pada stanza kedua adalah “Sadarlah Budinya, Sadarlah Hatinya”.

Lirik tersebut memiliki makna masyarakat Indonesia yang senantiasa memiliki budi dan hati yang baik.

Pada stanza ketiga atau terakhir terdapat lirik “Marilah Kita Berjanji, Indonesia Abadi.”

Lirik tersebut merupakan sumpah dan amanat agraria.

Sementara amanat agrarian terdapat dalam lirik yang berbunyi “Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah Putranya, Pulaunya, Lautnya, Semuanya.”

Agraria dalam lirik tersebut memiliki makna terbatas dengan tanahnya, namun seluruh yang terkandung dalam Indonesia, meliputi tanah, laut, hingga luar angkasanya.

Akhirnya agar agrarian memiliki makna yang lebih, ketika satu tahun umur Indonesia, pemerintah saat itu sudah melakukan Revolusi Agraria.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Lagu Indonesia Raya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini