Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komnas HAM RI Hari Kurniawan mengatakan jumlah aduan dugaan pelanggaran HAM di Papua yang diterima pada semester pertama tahun 2023 terhitung Januari hingga Juni relatif sedikit.
Dari data yang dipaparkannya, Papua bahkan tidak menempati tiga besar wilayah dengan jumlah aduan dugaan pelanggaran HAM terbanyak.
Baca juga: Kronologis KKB Tembak Penjaga Kios dan Bakar Bangunan di Ilaga Papua, Pelaku Pura-pura Jadi Pembeli
Berdasarkan data yang dipaparkannya, tercatat dari Papua terdapat 28 aduan, Papua Selatan 5 aduan, Papua Tengah 10 aduan, Papua Pegunungan 12 aduan, Papua Barat 2 aduan, dan Papua Barat Daya 2 aduan.
Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers di kantor Komnas HAM RI Jakarta pada Kamis (24/8/2023).
"Kenapa Papua tidak masuk tiga besar padahal konflik di Papua banyak? Jadi memang dari jumlah aduan yang di Komnas. Ini kan kita paparkan jumlah aduannya. Jadi bukan kemudian respon di media, oh ini ada konflik di Papua seperti ini. Tapi jumlah aduan di Papua memang kecil," kata Hari.
Baca juga: KKB Diduga Jadi Pelaku Penembakan Warga Sipil dan Pembakaran Bangunan di Papua Tengah
Namun demikian, kata dia, bukan berarti tidak ada konflik di Papua.
Ia mencontohkan saat melakukan kunjungan bersama sejumlah pejabat Komnas HAM ke Sorong Papua Barat.
Dalam kunjungan tersebut, ia dan pejabat Komnas HAM menerima aduan dari masyarakat adat.
"Bahkan ketika kami turun di Sorong kemarin, saya, Bu Anis, Mbak Mey, ada Pak Gatot, kami menerima aduan di tengah hutan. Menerima aduan dari masyarakat adat. Ketika mereka telpon ke kami ingin mengadu, kami terima dan itu tengah malam yang kita lakukan itu," kata dia.
"Bukan berarti kita melihat bahwa Papua ini konfliknya kecil, nggak. Papua juga cukup besar. Cuma jumlah aduan yang masuk di Komnas memang kecil," sambung dia.
Bahkan, kata dia, Komnas HAM memiliki perhatian khusus terhadap situasi HAM di Papua.
Hal tersebut, kata dia, di antaranya ditunjukkan dengan dibentuknya tim yang khusus memantau isu HAM di Papua.
"Kebetulan saya, Pak Uli (Parulian), dan semua komisioner yang ada duduk di sini (Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro dan Wakil Ketua Eksterna Komnas HAM Abdul Haris Semendawai adalah tim Papua, terutama Bu Ketua ya," kata dia.
"Dan saya kebetulan dengan Bu Anis (Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah) di bagian pemantauan situasi terutama untuk para pengungsi makanya kami terkait hal tersebut dan kami sudah mengutarakan, ada jumpa pers juga di Papua, temuan-temuan kami bagaimana terkait pengungsi. Itu memang fakta di lapangan," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, beberapa hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Republik Indonesia, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan aksi kekerasan, penembakan hingga pembakaran di wilayah Papua.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penjaga Kios di Ilaga Papua Terluka Bagian Kepala Diduga Ditembak KKB
Tercatat tiga warga sipil tewas akibat ulah KKB di antaranya Steven Didiway, Michael Rumaropen, dan Samsul Ahmad.
Mereka di antaranya dua warga asli Papua dan satu warga pendatang.
Tak hanya melakukan penembakan terhadap warga sipil, KKB juga membakar fasilitas umum gedung sekolah hingga rumah warga di antaranya bangunan perpustakaan SMAN 1 Ilaga yang ludes terbakar.
Selain itu sejumlah rumah warga juga turut terbakar.
KKB juga menembak Tim Paskibra Kabupaten Puncak, Papua Tengah yang sedang berlatih di Distrik Ilaga, Sabtu (12/8/2023) pagi.
Untungnya, tidak ada korban jiwa atau luka dalam aksi penembakan tersebut.