Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengungkap pentingnya penerapan kurikulum pembangunan berkelanjutan di semua jurusan universitas dalam rangka mewujudkan transformasi ekonomi hijau yang tengah digenjot Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Dengan begitu, percepatan yang telah dikerjakan pemerintah saat ini dapat dilanjutkan generasi mendatang.
Hal tersebut disampaikan Ganjar dalam acara pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru Universitas Pancasila (UP) Tahun Ajaran 2023/2024 di Gedung Serba Guna UP, Tanjung Barat, Jakarta Selatan kemarin.
“Dunia kampus perlu kok memasukan kurikulum pembangunan berkelanjutan di semua jurusan, agar sesuai dengan tujuan untuk melakukan transformasi ekonomi hijau,” kata Ganjar.
Ganjar menjelaskan, ekonomi hijau menjadi kekuatan perekonomian Indonesia di masa depan.
Baca juga: Jokowi Ajak Ganjar dan Prabowo Blusukan ke Pasar Grogolan Pekalongan
Terlebih Indonesia punya sumber daya seperti hutan, sungai, biogas, hingga tenaga surya untuk menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan.
“Maka hari ini banyak orang gelisah karena cerita polusi di mana-mana dan kemudian orang mulai berpikir, bagaimana ekonomi hijau, bagaimana ekonomi sirkular,” ucap Ganjar.
Dalam mewujudkan transformasi ekonomi hijau, dia menyebut pemanfaatan teknologi sudah harus mulai dikuasai anak-anak muda dengan kemampuan adaptasi dan upgrading pengetahuan baru.
Baca juga: Prabowo Beri Nama Koalisi Indonesia Maju, Tak Dipersoalkan PDIP, Dikritik Keras Relawan Ganjar
Maka dari itu kurikulum pembangunan berkelanjutan diperlukan agar anak-anak muda memiliki kecakapan skill dan keilmuan untuk melanjutkan pekerjaan besar setiap pemimpin bangsa, termasuk transformasi ekonomi hijau.
“Kampus harus bisa memasukan kurikulum siber dan komputasi kuantum di semua jurusan agar semua mahasiswa makin paham bagaimana melakukan inovasi sektoral dengan mengadopsi lompatan teknologi,” jelas Ganjar.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi sangat mendukung rencana transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau. Pasalnya Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 418 giga watt, baik itu air, panas bumi, hingga matahari.
Sejalan dengan itu, Ganjar sendiri selama dua periode kepemimpinannya di Jateng menerapkan sirkular ekonomi dan mengoptimalisasi EBT.
Salah satunya dengan memasang pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di setiap organisasi perangkat daerah (OPD).
Ganjar juga menggerakkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) di Banjaran dan Logawa, Kabupaten Banyumas.
PLTM berkapasitas 16.757.000 Kwh ini berdiri di lahan seluas 28.000 m2.
Terlebih Ganjar mendorong kehadiran 2.353 Desa Mandiri Energi (DME) yang membuat provinsi ini menjadi percontohan pengembangan EBT.
Jumlah tersebut terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang, dan 26 desa mandiri mapan yang tersebar di 35 kabupaten dan kota se-Jateng.