News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hadapi Ancaman Serangan Siber, Perangkat Fisik Berperan Cegah Kebocoran Data

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Pemasaran David Kim Direktur Pemasaran PT Leebro Meta Dynamics David Kim (kanan).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebocoran data pribadi belakangan terus terjadi di lembaga pemerintah di Indonesia.

Kasus kebocoran data 1,3 miliar data SIM card terjadi pada tahun 2022.

Masih di tahun yang sama, Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) kebocoran 337 juta data penduduk.

Sejumlah lembaga swasta pun tak lepas dari aksi peretasan ilegal. Oleh karena itu untuk mencegah itu dibutuhkan keamanan data saat membangun industri yang mengelola big data.

Agar aset utama berupa data dapat terhindar dari aksi peretasan.

"Dampaknya (kebocoran data) sangat signifikan, salah satunya kehilangan kepercayaan dari masyarakat," ujar Direktur Pemasaran David Kim Direktur Pemasaran PT Leebro Meta Dynamics David Kim di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Ia mengatakan, kebocoran data perusahaan disebabkan oleh lemahnya proteksi data. Untuk itu dibutuhkan sistem pengamanan data perusahaan dengan smartkeeper.

Perangkat fisik ini, menurutnya, merupakan produk yang mampu melindungi perusahaan pengelola data pribadi.

"Ini produk keamanan fisik independen dan intuitif pertama di dunia, dibandingkan dengan solusi keamanan berpusat pada perangkat lunak yang sudah ada. Dan dikembangkan sejak 2010 lalu di Korea," katanya.

"Desainnya dirancang untuk keamanan produk dan sudah digunakan di 30 negara serta lebih dari 2.000 situs di dunia. Termasuk pemerintahan, militer, infrastruktur publik hingga perusahaan besar, seperti Samsung, LG di Korea, Boeing Lockheed Martin Microsoft di Amerika Serikat dan Siemens di Eropa," tambahnya.

Dirinya mengakui, di era teknologi digital berbagai ragam keamanan data telah banyak digunakan, mulai dari IoT, AI dan CPS.

Meski begitu, dibutuhkan juga sistem keamanan fisik. Dengan terus melakukan perbaikan kerentanan keamanan secara fisik.

"Smartkeeper ini mendekati keamanan fisik di era hyper connected. Yang dirancang sedemikian rupa agar mampu mencegah kebocoran data pengguna. Dan saat ini sudah memiliki 30 jenis produk," jelasnya.

Sementara itu, Manager Comxi co.,ltd di Korea, Oh Jin Uk menjelaskan, smartkeeper bukanlah perangkat lunak yang mengontrol berbagai media dan sistem, tetapi secara fisik memblokir Port I/O sistem sebagai produk.

"Produk ini merupakan produk keamanan fisik preemptif yang utamanya mencegah insiden keamanan dan menerapkan efek keamanan visual serta mekanisme penundaan," katanya.

Baca juga: Lewat Big Data Center IMERI-IDEALAB, FKUI Perkuat Pusat Pengelolaan Data Kesehatan

Menanggapi hal itu, Praktisi Siber yang juga Direktur P3S (Political and Public Policy Studies) DR. Jerry Massie Ph.D mengatakan, pentingnya perangkat fisik untuk mendukung pencegahan kebocoran data pribadi.

"Jadi selain regulasi, juga harus ada perangkat fisik yang mendukung pencegahan kebocoran data pribadi," ujar Jerry Massie.

Untuk itu, menurut dia, inovasi teknologi terkait perangkat fisik tersebut harus terus dikembangkan. Sebab, bahaya kebocoran data pribadi yang dilakukan secara ilegal dampaknya tidak main-main.

"Bayangkan kalau kebocoran data itu NIK, nama ibu kandung, KK atau alamat. Kan bisa digunakan untuk penipuan. Jadi penting sekali pemanfaatan perangkat fisik untuk mendukung pencegahan kebocoran data," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini