TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kandidat calon wakil presiden atau cawapres Ganjar Pranowo kabarnya mulai mengerucut ke dua sosok yakni Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menko Polhukam Mahfud MD.
Informasinya dua bakal cawapres itu telah dipanggil Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara terpisah.
Jika pertimbangannya adalah tokoh yang memiliki basis pemilih di daerah maka Ridwan Kamil dan Mahfud MD adalah pilihannya.
Ridwan Kami dikenal punya basis pemilih besar di Jawa Barat dan pemilih milenial sementara Mahfud MD di Jawa Timur dan kalangan NU.
Bagaimana dengan hasil survei?
Hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini memuat simulasi pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) beserta persentase elektabilitasnya.
Dalam survei yang dilaksanakan pada Agustus 2023 tersebut, sebanyak lima tokoh populer disimulasikan menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kelima tokoh tersebut adalah Ridwan Kamil (mantan Gubernur Jawa Barat), Erick Thohir (Menteri BUMN), Mahfud MD (Menkopolhukam), Sandiaga Uno (Menteri Parekraf), dan Agus harimurti Yudhoyono atau AHY (Ketua Umum Partai Demokrat).
Baca juga: Adu Keunggulan Ridwan Kamil dan Mahfud MD untuk Jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024
Hasil Simulasi Survei
Dari simulasi tersebut, pasangan Ganjar-Ridwan Kamil meraih elektabilitas 34,8 persen, pasangan Ganjar-Erick Thohir meraih elektabilitas yang sama 34,8 persen.
Selanjutnya, pasangan Ganjar-Mahfud meraih 33,9 persen, Ganjar-Sandiaga Uno meraih 33,7 persen, dan Ganjar-AHY meraih 32,5 persen.
Namun, berdasarkan hasil survei yang sama, saat diposisikan sebagai bakal cawapres, tingkat keterpilihan Mahfud MD sebesar 3,7 persen.
Persentase tersebut berada di bawah keterpilihan sosok-sosok cawapres lainnya, seperti Ridwan Kamil (8,4 persen), Sandiaga Uno (8,2 persen), ataupun sosok Erick Thohir (8,0 persen).
Mengacu pada hasil survei Litbang Kompas yang membandingkan tingkat keterpilihan Mahfud MD dan Ridwan Kamil berdasarkan wilayah, Menkopolhukam tersebut meraih 52 persen di luar Jawa, sedangkan Ridwan Kamin mendapatkan 25,2.
Di Pulau Jawa secara keseluruhan, Mahduf MD meraih dukungan 48 persen, dan Ridwan Kamil 74,8 persen.
Sementara di Jawa Barat, Mahfud mendapat dukungan 6,8 persen dan Ridwan Kamil 41,2 persen. Namun di Jawa Tengah Mahfud meraih 14,9 persen sementara Ridwan meraup 9,6 persen.
DI Jawa Timur, Mahfud MD mendapatkan dukungan sebanya 18,8 persen, sedangkan Ridwan Kamil 7,9 persen.
Sempat Disinggung Sekjen PDIP
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto sempat berpantun yang baitnya menyinggung Mahfud sebagai salah satu bakal cawapres.
Hal itu dapat dibaca sebagai suatu pesan politik PDI-P terhadap kemungkinan berpasangan dengan bakal capres Ganjar.
Pantun itu dibacakan dalam forum diskusi pemilu yang tersiarkan kanal media Kemenko Pohukam, Rabu (13/9/2023) lalu.
Dalam forum tersebut, Mahfud mengaku telah mendengar kabar bahwa dirinya dan Ridwan Kamil menjadi kandidat kuat bakal cawapres untuk mendampingi bakal capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Ia juga telah bertemu dengan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri seperti halnya Ridwan Kamil.
Namun Mahfud dalam pertemuan itu mengatakan dirinya tidak melakukan perjanjian apa pun.
Alasan Mahfud MD Dipilih
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode Agustus 2023, responden memilih Mahfud MD karena ketegasan dan kewibawaannya yang menjadi daya tarik utama.
Mahfud MD pun dinilai punya ketegasan dalam berhadapan dengan siapapun yang bersilang persoalan dengan bangsa ini.
Tidak kurang 39,5 persen pemilih Mahfud MD menjadikan ketegasan dan kewibawaan sebagai alasan pilihan.
Selanjutnya, pertimbangan pengalaman dan prestasi Mahfud MD (20,3 persen); pendidikan dan kepintarannya (16,4 persen); integritas kejujuran dan adil (13 persen); serta beberapa alasan lainnya seperti kepribadian yang sederhana dan mampu menyuarakan suara rakyat (8,3 persen).
Berdasarkan hasil survei, ruang penguasaan politik Ganjar sejauh ini masih terbatas dalam batasan wilayah tertentu, yakni terkonsentrasi di Jawa, secara khusus Jawa Tengah.
Di Jawa Barat dan Jawa Timur, dua provinsi di Pulau Jawa dengan jumlah pemilih yang terbesar, sosoknya belum dominan.
Sejauh ini para pendukung Ganjar juga masih terkonsentrasi pada para pemilih PDI-P, meski beberapa pemilih partai-partai lain juga terbilang cukup signifikan.
Namun, perluasan dukungan simpatisan partai politik lain yang lebih signifikan pada Ganjar masih dibutuhkan.
Survei tersebut dilaksanakan pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023, dengan jumlah responden sebanyak 1.364 orang dari 38 provinsi di Indonesia yang diwawancarai secara tatap muka.
Margin error pada survei tersebut sebesar kurang lebih 2,65 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
Kelebihan Ridwan Kamil dan Mahfud MD
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan Mahfud MD dan Ridwan Kamil nyaris tak memiliki kekurangan apa-apa.
Menurut Adi, Ridwan Kamil tentu memiliki keunggulan kekuatan politik di Jawa Barat sehingga wajar digadang-gadang menjadi cawapres Ganjar.
"Potensial akan meningkatkan suara Ganjar di Jawa Barat yang belum kelihatan secara signifikan," kata Adi kepada Tribunnews.com, Sabtu (16/9/2023).
Karenanya, dia menilai figur seperti Ridwan Kamil yang memiliki kekuatan elektoral di Jawa Barat lebih dibutuhkan Ganjar.
Terlebih, bakal capres Prabowo Subianto memiliki basis elektronik yang relatif kuat di Jawa Barat selama ini.
Menurutnya, bila Ridwan Kamil berduet dengan Prabowo maka akan semakin kuat elektabilitas mereka di Jawa Barat.
Hanya saja, di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah Prabowo tak mendapatkan insentif elektoral.
"Di mana dua provinsi ini Jawa Tengah dan Jawa Timur selama ini memang selalu menjadi kelemahan Prabowo," ucap Adi.
Sementara Mahfud MD, Adi menegaskan sosok yang memiliki elektabilitas, kompetensi dan integritas.
Menurutnya, sosok Mahfud juga memiliki basis elektoral yang cukup kuat di daerah Jawa Timur khususnya kalangan Nahdlatul Ulama (NU) Gusdurian.
"Mahfud MD saya kira memiliki elektabilitas, popularitas, kompetensi, integritas yang di atas rata-rata dinilai kuat di Jawa Timur dan mewakili kelompok NU ya garis Gusdurian tentu saja," tutur Adi.
Karenanya, Adi menerangkan Ganjar bisa mengkondisikan kekuatan politik di Jawa Timur khususnya kalangan NU bila memilih Mahfud MD.
"Kalau Mahfud yang diterima jadi pendamping sebagai cawapres maka dinilai punya potensi mengkonsolidasi kekuatan politik di Jawa Timur dan kalangan NU terutama garis NU yang berafiliasi dengan Gusdurian," jelasnya.
Kendati demikian, dia menambahkan Mahfud memiliki kelemahan satu-satunya, yakni tidak memiliki partai politik (parpol).
"Itu bisa menjadi kelemahan dari Mahfud," imbuhnya.
Sumber: Kompas.id/Kompas.TV/Tribunnews.com