Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI (Menko Polhukam) Mahfud MD, mengukapkan bahwa pemimpin harus berempati terhadap orang miskin, bukan memperbanyak.
Hal itu disampaikan Mahfud MD saat berpidato di acara penutupan Rakornas Baznas 2023 di Sultan Hotel, Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2023).
Mulanya Mahfud menyinggung soal hadist Nabi Muhammad yang banyak disalah pahami banyak orang.
"Memang di kalangan umat yang mengikuti tasawuf itu memang ada sebuah hadis sahih yang sangat terkenal, yang saya kira di salah pahami. Nabi itu pernah berdoa begini," kata Mahfud.
Adapun hadist tersebut berbunyi Allahumma ahyini miskinan wa amtini miskinan wahsyurni fi zumratin al-miskini yaumal-qiyamati.
Artinya: "Ya Allah, hidupkanlah aku sebagai seorang miskin, matikanlah aku sebagai seorang miskin, dan giringlah aku pada hari kiamat bersama kelompoknya orang-orang miskin." (HR. Tirmidzi, diriwayatkan dari Anas bin Malik RA)
Kemudian dikatakan Mahfud ada pelajaran moral yang bisa diambil dari hadist tersebut.
"Lihat pelajaran moralnya, bukan doanya orang miskin. Jangan orang-orang lalu disuruh miskin semua, nabi memberikan ajaran moral. Kalau Anda menjadi pemimpin siaplah menjadi miskin, bukan memperkaya diri sendiri, rakyatnya tidak," sambungnya.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Jumlah Rakyat Miskin di Indonesia Terus Menurun
Mahfud melanjutkan itu artinya pemimpin itu harus empati terhadap orang miskin. Bukan lalu memperbanyak orang miskin itu filosofinya.
"Jangan mengajarkan doa itu kepada orang miskin, tidak boleh, kalau kepada pejabat-pejabat ajarkan itu," jelasnya.