Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD punya cerita unik tentang persahabatannya dengan Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Mahfud mengungkapkan keduanya telah saling mengenal ketika pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melakukan reshuffle kabinet.
Saat itu, ia ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan sedangkan Luhut menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Baca juga: Cerita AM Hendropriyono Panggil Luhut Binsar Pandjaitan dengan Sebutan Gajah
Awalnya, kata dia, mereka bertemu hanya dalam rapat kabinet atau acara-acara kenegaraan.
Namun kemudian, lanjut Mahfud, hubungan tersebut menjelma menjadi persahabatan yang personal terutama menjelang dan pasca-kejatuhan Gus Dur.
Persahabatan tersebut, kata dia, terus berlanjut hingga kini.
Menjelang kejatuhan Gus Dur, ungkap Mahfud, hampir setiap malam ia berada di dekat Gus Dur.
Saat itu, kata dia, Luhut juga selalu datang menemani.
Baca juga: Sebut Luhut Sosok Sederhana, Hotman Paris: Sepatunya Beli di Pasar Senen
Sepanjang malam, ungkap Mahfud, mereka berbicara tentang permasalahan yang sedang dihadapi.
Terlebih, kata dia, setelah akhirnya Gus Dur dimakzulkan oleh MPR pada 23 Juli 2001.
Gus Dur, kata Mahfud, sering mengajaknya untuk bertandang ke rumah Luhut di Kuningan Jakarta.
Hal tersebut diungkapkannya dalam buku yang diterbitkan Penerbit Gramedia Pustaka Utama dan resmi diluncurkan pada Jumat (29/9/2023).
"Sebab itu, saya tahu betul bahwa singkong goreng dan pisang goreng yang disajikan Pak Luhut merupakan kesukaan Gus Dur. Pak Luhut bercerita bahwa kudapan itu digoreng oleh asisten rumah tangganya yang telah mengikuti keluarga Pak Luhut sejak masih berdinas di Madiun," ungkap Mahfud.
"Saya juga turut menyukai singkong goreng dan pisang goreng tersebut. Kelak di kemudian hari, saya kadang mengontak Pak Luhut untuk mampir sekadar menikmati kudapan favorit kami," sambung Mahfud.
Dalam buku tersebut, Mahfud pun mengungkapkan upaya Luhut dalam merawat persahabatan tersebut setelah Gus Dur jatuh hingga persamaan dan perbedaan karakter mereka berdua.
Selain Mahfud, tidak kurang dari 79 tokoh nasional baik dari kalangan pemerintahan, pengusaha, akademisi, pengacara, hingga keluarga mengungkapkan kisah dan kesannya saat berinteraksi dengan Luhut dalamĀ buku tersebut.
Baca juga: Warga Rempang Tetap Akan Direlokasi, Luhut: Nggak Ada Target!
Dalam buku setebal 436 halaman tersebut juga terdapat kata pengatar dari Presiden Joko Widodo dan sekapur sirih dari Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla.
Tampak juga nama-nama besar di kancah nasional di antaranya Anggota DPR RI Effendi Simbolon, Akademisi Rocky Gerung, hingga Yenny Wahid juga menyampaikan kisah dan kesannya terhadap Luhut.
Tokoh-tokoh militer seperti Jenderal TNI (HOR) AM Hendropriyono, Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Letjen TNI Maruli Simanjuntak, hingga Letjen TNI Richard Tampubolon juga tak lupa menyampaikan kisah dan kesannya.