News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buku Cerita 'Konser Musik', Bukti Anak Berkebutuhan Khusus Punya Potensi Besar di Dunia Seni 

Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara peluncuran buku cerita Konser Musik di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG  - Peluncuran buku cerita "Konser Musik" di museum Konferensi Asia Afrika menjadi bagian perayaan Bulan Literasi Asia Afrika (BLAA) dengan tema "Literasi: Kita dan Teknologi."

Yang istimewa, acara peluncuran tersebut melibatkan 11 anak berkebutuhan khusus dari House of Hope dan Zumenart dalam sebuah pertunjukan kolaborasi.

Mereka datang dari berbagai diagnosa, diantaranya autisme, down syndrome, dan slow learner.

Kehadiran mereka di acara itu, bukan tanpa alasan mengingat keseluruhan ilustrasi dalam buku cerita "Konser Musik" dibuat oleh anak-anak berkebutuhan khusus.

Buku ini bukan sekadar kisah imajinatif tentang musik, tetapi juga suatu wujud nyata dari bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi yang luar biasa dalam dunia seni.

Baca juga: Serunya Nonton Bareng Barbie The Movie Bersama Anak-anak Berkebutuhan Khusus

Kepala Museum Konperensi Asia Afrika (Museum KAA), Noviasari Rustam, menyambut baik kolaborasi dengan House of Hope, yang dipandang sejalan dengan semangat pemberdayaan dari Bandung Spirit dan semangat inklusi "Museum untuk Semua".

Melalui kegiatan ini, MKAA berupaya mengoptimalkan peran Museum di bidang pelayanan publik, membuka akses bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berinteraksi dengan Museum, yang diharapkan mampu membuat mereka merasa berdaya dan terinspirasi.

Salah satu momen yang paling mengesankan adalah penampilan story-telling oleh anak-anak berkebutuhan khusus ini.

Mereka membacakan cerita dari buku "Konser Musik" dengan penuh semangat, menggambarkan pesan yang dalam tentang kekuatan imajinasi dan keberanian.

Pada sesi diskusi buku bersama Ernawati Bintoro, yang merupakan Head of Art Therapy dari House of Hope, Win Fajar Adventa, terpukau dengan karya anak berkebutuhan khusus.

“Kami dari Zumenart itu sangat amaze yah karena ternyata hasil karya dari anak-anak ini sangat diluar ekspektasi kami karena begitu luar biasa,” ucap Win Fajar Adventa atau biasa dipanggil Ms. Venta.

Di kesempatan yang sama, Irene Ridjab, Founder dari Yayasan Blessindo Harapan Mandiri (House of Hope), menyebut acara ini bukan hanya sekadar perayaan peluncuran sebuah buku.

"Tapi sebuah perwujudan dari mimpi-mimpi, dedikasi, dan cinta yang kami tanamkan dalam setiap anak berkebutuhan khusus yang kami layani," ucapnya.

Irene Ridjab menekankan pentingnya buku ini sebagai sarana untuk mengubah persepsi masyarakat tentang anak-anak berkebutuhan khusus dan mengingatkan semua orang akan potensi tak terbatas yang dimiliki oleh setiap individu, terlepas dari keterbatasan yang mungkin mereka miliki.

Acara ini ditutup dengan penampilan bernyanyi dan menari “Aku Bisa” oleh anak-anak yang mengikuti Art Therapy di House of Hope.

Bukan sekadar peluncuran buku, acara ini diharapkan memberi inspirasi kepada lebih banyak anak berkebutuhan khusus untuk mewujudkan impian mereka.

Momen berharga ini menjadi langkah awal untuk menciptakan kesadaran lebih besar dalam masyarakat tentang pentingnya mendukung anak-anak berkebutuhan khusus dalam mencapai potensi penuh mereka.

Pencapaian luar biasa ini adalah bukti bahwa dalam keberagaman terdapat kekayaan, dan di dalam setiap keterbatasan, terdapat potensi yang luar biasa.

"Mari bersama-sama mendukung anak-anak berkebutuhan khusus untuk meraih impian mereka dan menjadi inspirasi bagi kita semua," tandas Irene Ridjab.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini