TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) menyelenggarakan Refleksi Milad ke-78 tahun, di Sekretariat Bersama Gerakan Pemuda Islam Indonesia, Menteng Raya No.58, Jakarta Pusat. Senin (2/10/2023).
Acara tersebut turut dihadiri jajaran pengurus dan kader-kader GPII, juga dihadiri oleh Ketua Umun PB SEMMI Bintang Wahyu Saputra, Bendahara Umum PB SEMMI Achmad Donny, dan Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan PB HMI Arven Marta.
Dalam refleksi Milad ke-78 GPII, Ketua Umum GPII Masri Ikoni mengenang sejarah dan perjuangan para senior GPII yang banyak menyumbang pikiran dan gagasan untuk bangsa Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Pada awal terbentuknya Gerakan Pemuda Islam Indonesia sebagai Organisasi Pemuda Islam di Indonesia.
Masri menjelaskan, organisasi ini memang Organisasi Islam terlama seperti NU, Muhammadiyah, Pemuda Muslimin dan lain-lain.
Sejak revolusi meletus kemudian proklamasi 17 Agustus 1945, didalam kalangan pemimpin Masyumi pada waktu itu timbul hasrat untuk mengadakan suatu ikatan dari pemuda Islam yang bersifat militan, gerakan pemuda yang mempunyai semangat jihad untuk kemerdekaan Agama, Bangsa dan Negara.
"Dan yang sangat besar sekali memberikan dorongannya kearah pembentukan organisasi tersebut ialah M. Natsir, K.H.A. Wahid Hasjim, dan Anwar Tjokroaminoto. Perpaduan pemikiran ketiga pemimpin ini berputar pada tiga pokok tujuan, yang harus terdapat pada organisasi pemuda Islam Indonesia yang dicita-citakan, yaitu pertama meliputi revolusi, kedua harus dapat menciptakan kader-kader dan bibit pemimpin politik dari perjuangan ummat, dan ketiga harus merupakan suatu lapangan perjuangan yang dapat mempertemukan pemuda-pemuda yang berpendidikan sekolah umum," katanya dikutip Selasa (3/10/2023).
"Dan yang keempat terkait perkembangan teknologi yang lajunya begitu cepat tidak dapat lagi dihindari, contoh seperti saat ini jaringan internet telah memasuki era 5G. Dimana mengimbangi perkembangan teknologi tersebut merupakan arah masa depan Gerakan Pemuda Islam Indonesia yang akan selalu bermitra dengan pemerintah dan mendukung realisasi program-program yang ada," imbuhnya.
Masri mengatakan, di Milad yang ke 78 tahun ini GPII mempertegas posisinya sebagai organisasi perjuangan yang hadir sebagai penengah, memberikan resolusi konflik dari berbagai konflik sosial yang saat ini terjadi.
Menurut Masri, GPII mengambil jarak yang sama antara semua kekuatan politik hari ini.
"GPII akan mengambil peran sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan yang fokus mencetak kader-kader ummat dan kader bangsa menghadapi perkembangan teknologi dan informasi serta menghadapi era perubahan yang cepat ini," ujarnya.
Menurut Masri, tantangan zaman seperti ini harus mampu di jawab oleh GPII. Jika zaman awal berdirinya GPII setting sejarahnya adalah perlawanan pada penjajah secara fisik maka di zaman baru ini kader-kader GPII harus mampu membangun 'resource' untuk memperkuat basis-basis ekonomi ummat sekaligus menguasai teknologi informasi.
"Ini penting, karena zaman telah berubah dan kader harus siap. Dengan adanya tagline 'Takdir Kami Memimpin Negeri' sebagai organiasi perjuangan kader GPII juga harus siap memimpin jika di butuhkan kontribusinya oleh negara. Jangan khawatir kita memiliki sejarah panjang di republik ini bukan anak kemarin sore," ucapnya.
Baca juga: GMPI Jajaki Kerja Sama dengan Organisasi Pemuda Sayap Partai Malaysia di Selangor
Acara refleksi 78 Tahun GPII bersifat internal, sehingga hanya dihadiri oleh para dewan syuro dan mantan ketua umum serta para senior GPII.
Adapun puncak acara milad GPII akan dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2023, dihotel Aryaduta, Senen Jakarta Pusat.