Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon wakil presiden Ganjar Pranowo, Mahfud MD, mengungkap pesan pendiri Nahdlatul Ulama KH Muhammad Hasyim Asy'ari.
Mahfud mengatakan tema peringatan Hari Santri Nasional 2023 yakni Jihad Santri Jayakan Negeri adalah pesan yang dari KH Hasyim Asy'ari yang tidak akan pernah hilang sejak diucapkan sejak tahun 1945.
Baca juga: Hari Santri Nasional dan Capres-Cawapres Santri di Pemilu 2024
Hal ini diungkapkan Mahfud MD menanggapi Apel Hari Santri Nasional 2023 yang digelar di Tugu Pahlawan Surabaya Jawa Timur pada Minggu (22/10/2023) pagi.
"Bagus, temanya itu Jihad Santri, Jayakan Negeri. Itu satu pesan yang memang pesan yang tidak akan pernah hilang sejak diucapkan oleh KH Hasyim Asyari pada tanggal 22 Oktober tahun '45. Artinya perintah kepada semua santri, semua kaum muslimin untuk berjihad," kata Mahfud MD di kediamannya Jalan Denpasar kawasan Kuningan Jakarta sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2024 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Minggu (22/10/2023).
"Para santri berjihad, untuk apa? Untuk membangun dan menjayakan kesatuan RI yang formalnya namanya negara kita, yang secara sosial disebut negeri kita," sambung dia.
Untuk itu, ia mengajak bersyukur dan mengucapkan selamat atas peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023 hari ini.
Ia berharap para santri terus membawa semangat yang disampaikan KH Hasyim Asy'ari.
Baca juga: Kemenparekraf Pacu Kreativitas Santri Lewat Santri Digitalpreneur 2023
"Kita berharap agar para santri terus membawa semangat ini. Menjaga negara kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang menuju baldatun, thayibatun, wa rabbun ghafur yang kalau dalam bahasa politik kita baldatun thayibatun wa rabbun ghafur itu artinya Indonesia Emas tahun 2045," kata Mahfud.
Apel Hari Santri Nasional 2023 yang digelar di Tugu Pahlawan Surabaya Jawa Timur Minggu (22/10/2023) pagi ini, dihadiri Presiden Joko Widodo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
Selain itu, hadir pula sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.