Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu di antara cara agar mencegah konflik SARA yang rentan terjadi pada pemilu di Kalimantan Barat, yakni dengan meneladani sikap para pendiri bangsa dalam menyikapi perbedaan.
Demikian disampaikan oleh Hadian Nur usai resmi dilantik menjadi Ketua DPW Perhimpunan Rakyat Progresif (PRP) Kalimantan Barat (Kalbar) oleh Sekjen DPP PRP, M. Huda Prayoga di Hotel Ibis, Kota Pontianak, Kamis (9/11/2023).
“Dulu kita melihat bagaimana indahnya para pendiri bangsa kita yang notebene berasal dari suku, agama, dan golongan berbeda dalam menyikapi perbedaan pandangan yang cukup tajam saat merumuskan dasar negara dan berhasil melahirkan Pancasila yang menjadi pedoman kebangsaan kita hingga saat ini,” kata Hadian.
Menurut Hadian, Kalbar rentan dengan konflik SARA di setiap momen pemilu.
Adanya diskriminasi terhadap minoritas yang kemudian menjadi konflik kepentingan sehingga rawan untuk dibenturkan satu dengan lain.
“Ini tentu sangat jauh dari cita -cita para pendiri bangsa kita yang menghendaki kita harus menjaga kesatuan dan persatuan demi Indonesia yang damai dan sejahtera,” ujarnya.
Generasi muda saat ini, lanjut Hadian, harus lebih peka terhadap perkembangan yang ada di daerahnya, baik itu secara pembangunan, sumber daya manusia, dan bahkan politik.
“Hari ini kita anak muda tidak boleh hanya sekedar jadi objek pemilu, tapi kita adalah subjek. Kita harus berjuang maksimal sampai semua kepentingan hanyalah untuk rakyat,” ucapnya.
Menurut Hadian, PRP Kalbar sebagai wadah tempat berkumpul anak muda untuk kemudian membicarakan ide-ide serta gagasan segar untuk kesejukan dan persatuan bangsa dan negara.
Baca juga: Ajak Masyarakat Jadi Pemilih Cerdas, PRP Sumut: Jangan Pilih Eks Koruptor
“Ke depannya, kita akan terus berkolaborasi menggalang kekuatan anak muda yang ada di Kalbar untuk kemudian mengambil peran di setiap daerah menebarkan kesejukan pada pemilu yang akan datang,” pungkasnya.