Dalam hal ini, dia diutus sebagai salah satu tentara pasukan PBB.
Selain sebagai anggota militer, dia pun sempat juga menjadi dosen di Sesko AD pada tahun 1974.
Kecintaannya kepada dunia pendidikan terbukti dengan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gregorio Araneta pada 8 Agustus 1996 di Manila, Filipina.
Selanjutnya, ia mendapatkan kepercayaan sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1988.
Dan pada masa kepemimpinan Soeharto, TB Silalahi dipercayakan sebagai Menpan RB dan pangkatnya naik menjadi Letnan Jenderal (Letjen).
Dia kembali masuk dalam kabinet era pemerintahan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca juga: Kabar Duka, Lies Adji Rachman Gitaris Dara Puspita Meninggal Dunia di Usia 75 Tahun
T.B. Silalahi ditunjuk menjadi penasihat presiden yang kemudian pada tahun 2006 menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah.
Setahun setelahnya, ia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Di sisi lain, T.B. Silalahi juga sempat membangun sebuah museum bernama Museum Batak T.B. Silalahi Center di Toba Samosir, Sumut pada tahun 2021.
Dikutip dari Tribunnewswiki, museum ini dibangun sebagai wadah untuk memotivasi generasi muda agar terus meraih cita-cita dengan melihat pengalaman T.B. Silalahi, mulai dari kecil sebagai anak pengembala kerbau hingga menjadi seorang Jenderal.
Selain itu, dia juga mendirikan asrama untuk siswa yang akan bersekolah di SMP Negeri 2 Balige.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Medan/Maurits Pardosi)(Tribunnewswiki/Putradi Pamungkas)