Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bareskrim Polri mengaku mendapat kesulitan dalam menangkap gembong narkoba Internasional, Fredy Pratama.
Diketahui, penyuplai sabu ke Indonesia kelas kakap tersebut saat ini diduga masih berada di Thailand.
Baca juga: Polri Tangkap Satu Orang Jaringan Gembong Narkoba Fredy Pratama, Perannya Pemberi Fasilitas Rekening
"Mohon waktu aja lah jangan dibuka sekarang, nangkap Fredy Pratama tidak semudah membalikan telapak tangan, susah ini," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa dikutip Selasa (21/11/2023).
Meski begitu, Mukti mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menangkap Fredy dengan langkah-langkah tertentu.
Saat ini, Mukti mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi untuk menelusuri semua aset Fredy Pratama.
Baca juga: Polri Amankan 2 Tersangka yang Terkait Jaringan Gembong Narkoba Internasional Fredy Pratama
"Tapi kita maksimalkan dapat ya yang penting semua aset-aset istrinya sudah diketahui dan akan kita amankan kita join dengan polisi sana Thailand," ungkapnya.
Mertua Kartel Narkoba di Segitiga Emas
Polisi mengungkap mertua Fredy Pratama merupakan kartel narkoba di kawasan segitiga emas atau 'golden triangle'.
Diketahui, kawasan segitiga emas atau 'golden triangle' di Asia Tenggara telah menjadi pusat perekonomian narkoba dan sumber penting narkotika dunia yang mencakup sebagian Burma, Cina, Laos, dan Thailand.
Dalam sejarahnya, daerah ini menyediakan kondisi ideal untuk penanaman opium yang dimulai pada abad ke-16 dan ke-17.
“Mertuanya Fredy kan kartel di sana (segitiga emas),” kata Mukti saat dihubungi wartawan, Sabtu (16/9/2023).
Baca juga: Kurir Narkoba Jaringan Fredy Pratama Dituntut Seumur Hidup, Kuasa Hukum: Tuntutan Itu Terlalu Berat
Hal tersebut yang membuat Polri menduga jika Fredy masih berada di wilayah Thailand di samping istrinya yang merupakan warga negara Thailand.
Di sisi lain, Mukti menjelaskan jika Fredy juga membeli narkoba dari wilayah segitiga emas tersebut yang nantinya akan didistribusikan ke sejumlah negara termasuk Indonesia.
"Betul, narkoba dibeli di segitiga emas dipackaging di Thailaind dalam (bentuk) teh Cina dan dikirim ke Malaysia dan kirim ke Indonesia," ucapnya.