News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wawancara Eksklusif

VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Debat Perdana Usai, Pemilih Bimbang ke Anies, Prabowo atau Ganjar?

Editor: Srihandriatmo Malau
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembicaraan publik mengenai debat perdana calon presiden (Capres) masih berlangsung hingga saat ini dan viral di media sosial.

Apakah itu bisa mempengaruhi pemilih-pemilih yang belum menentukan pilihan atau pemilih bimbang?

Hasil survei litbang kompas menyebut pemilih bimbang (undecided voters) masih tinggi, yakni di kisaran 28,7 persen.

Pasca debat perdana, apakah pemilih bimbang mulai bisa memilih atau malah semakin tinggi pemilih menjadi bimbang?

Tribunnews On Focus akan membahas mengenai kemanakah arah suara pemilih bimbang berlabuh? Apakah akan ke Anies Baswedan, atau Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo?

Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio akan membahasnya.

"(Debat perdana masih dibahas karena-red) Selama debat pertama, ketiga capres memberikan pembedaan yang sangat berarti."

"Capres nomor urut 1 Anies Baswedan sejak awal debat sudah mengeluarkan garis tegas bahwa dia tidak berada pada barisan rezim ia berada di barisan perubahan. Dan itu disampaikan terus menerus," ujar Hensat, demikian sapaannya saat wawancara eksklusif Tribunnews On Focus , Jumat (15/12/2023).

Bagaimana dengan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto?

Hensat menilai ada perubahan mendasar pada Prabowo saat debat di Pilpres 2024 dengan 2019 lalu.

"Sementara Pak Prabowo, saya rasa dibandingkan penampilannya di 2019, penampilan kemarin itu lebih kosong," jelas Hensat.

"Artinya pada saat 2019, beliau bisa menyampaikan banyak hal visoner, program-programnya bagus-bagus."

"Tapi kemarin di debat perdana, menurut saya, dia terjebak pada kondisi tidak ingin salah bicara sehingga akan mempersulit posisinya di mata pak Jokowi. Sehingga yang bisa dia sampaikan adalah hidup Jokowi, seolah-olah begitu," paparnya.

Sementara Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menurut dia, tampil dalam situasi yang luar biasa dan mengejutkan.

"Juga dia berani mengambil resiko soal isu-isu yang bisa saja kembali menyerang dirinya."

"Misalnya isu anti-korupsi. Dia begitu tegas bicara pemiskinan koruptor kemudian gerakan-gerakan antikorupsi."

"Hal yang seolah-olah dia ingin sampaikan ke publik bahwa 'saya tidak terlibat loh semua kegiatan korupsi baik yang di luar maupun yang mencerca saya," jelasnya.

Apakah debat perdana Capres itu mampu mengambil hati para pemilih bimbang untuk menentukan pilihannya atau malah sebaliknya?

"Bila Prabowo-Gibran tampil seperti ini terus, terlihat emosi, kosong tanpa gagasan dan hanya melanjutkan program-program pak Jokowi bukan tidak mungkin justru momentum politik yang membuat elektabilitas mereka menurun, ini justru mengena ke Prabowo-Gibran yang akhirnya membuat mereka bisa kalah duluan, kalau penampilan mereka begini terus, artinya terlihat sangat menahan emosi sehingga membuat masyarakat yang menonton debat menjadi tidak nyaman.

"Jadi jangan salah angka 39 persen juga bisa saja disusul oleh Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo," jelasnya,

Berdasarkan survei Litbang Kompas yang berlangsung pada 29 November-4 Desember 2023 itu, Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas 39,3 persen.

Sementara elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ada di angka 16,7 persen.

Sedangkan tingkat elektoral pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tercatat 15,3 persen.

Hensat mengingatkan tingginya angka elektabilitas belum tentu bakal bisa jadi penentu kemenangan saat Pilpres 14 Februari 2024 mendatang.

"Rakyat Indonesia punya daya kritis yang luar biasa ternyata."

"Harusnya gabungan Prabowo  dan Jokowi sangat cepat bisa tembus angka 70-80 persen."

"Tapi ternyata daya kritis masyarakat melakukan perlawanan itu, sehingga berdasarkan survei Kedaikopi dan kompas itu 40 persen saja susah," jelasnya.

Mari tonton video lengkap wawancara eksklusif Tribunnews On Focus Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini