News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lukas Enembe Meninggal Dunia

Lukas Enembe Sempat Menolak Cuci Darah di Indonesia, Luluh Setelah Datangkan Dokter dari Singapura

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lukas Enembe sempat menolak untuk cuci darah di Indonesia. Namun akhirnya dia luluh, cuci darah dilakukan di Indonesia, namun mendatangkan dokter dari Singapura. Foto suasana Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto setelah kabar meninggalnya eks Gubernur Papua Lukas Enembe tersiar, Selasa (26/12/2023).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta setelah menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (26/12/2023) siang.

Pantauan Tribun terlihat peti yang membawa jenazah Lukas Enembe tiba di ruang persemayaman pada pukul 17.07 WIB.

Saat menuju ke ruang persemayaman, keluarga dan tim penasihat hukum tampak mengiringi.

Selain keluarga dan penasihat hukum, tampak hadir pula para simpatisan Lukas Enembe di prosesi persemayaman.

Baca juga: 5 Fakta Lukas Enembe Meninggal Dunia, Sempat Diterpa Hoaks, Kini Status Terpidana Gugur

Begitu masuk ke ruang persemayaman, pihak keluarga, terutama istrinya, Yulce Wenda langsung menangis.

Terlebih saat peti jenazah Lukas Enembe dibuka untuk yang terakhir kalinya.

Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Namun isak tangis Yulce sebagai istri tak terbendung lagi.

Dengan pakaian serba hitam dan wajah yang sebagian ditutupi masker hitam, Yulce tampak beberapa kali menyeka air matanya saat memandang suaminya untuk terakhir kali.

Meninggalnya Lukas Enembe secara medis dinyatakan pihak dokter pada pukul 11.15 WIB.

Menurut Kuasa Hukum Lukas Enembe, Antonius Eko Nugroho dari keterangan keluarga mendiang, yang setia mendampingi dan merawat, Pianus Enembe, sebelum meninggal Lukas minta berdiri.

Kemudian Pianus membantu Lukas untuk berdiri, dengan memegang pinggangnya.

"Tidak lama berdiri, Bapak Lukas menghembuskan napas terakhirnya," ujar Eko.

Dari penuturan Pianus lanjut Eko sikap mendiang yang minta berdiri tersebut, ingin menunjukkan bahwa politikus Partai Demokrat tersebut kuat dan tidak bersalah.

Baca juga: Ketum Demokrat AHY Jadi Politisi Pertama Kirim Papan Bunga untuk Lukas Enembe di RSPAD

"Begitu, Bapak Lukas tidak bernapas lagi, langsung kami tidurkan dan memanggil dokter. Sudah diberikan tindakan, namun Bapak sudah meninggal," kata Eko.

Ketua Tim Penasihat Hukum Lukas Enembe, OC Kaligis mengungkapkan bahwa kliennya sebelum meninggal, sempat berencana untuk operasi cangkok ginjal di Singapura.

Namun menurut Kaligis, Lukas yang berstatus tahanan tak diizinkan untuk terbang ke Singapura.

"Cangkok ginjal sudah ada di Singapura, tapi enggak diizinkan keluar," ujarnya.

Sebagai penasihat hukum, OC mengaku sempat bertemu dengan dokter yang akan menangani operasi Lukas di Singapura. Dokumen berupa surat-surat keterangan dokter pun sudah ada di tangannya.

"Saya ketemu sama dua dokter di Singapura-nya. Jadi semua surat-surat dokter, saya ada. Yang Bahasa Inggris juga ada," katanya.

Selain itu, OC juga mengaku menyimpan surat pengajuan pembantaran terhadap kliennya yang diajukan ke pengadilan tinggi, mengingat proses hukum Lukas terakhir berada pada tahap banding.

"Yang kepada pengadilan tinggi yang enggak dikabulkan atau belum dijawab ada," ujarnya.

Adapun meninggalnya Lukas Enembe disebut-sebut karena kondisi ginjal Lukas Enembe yang sudah tidak berfungsi.

"Sudah meninggal tadi jam 10. Kenapa? Karena ginjalnya itu enggak berfungsi," ujar OC Kaligis.

Terhentinya fungsi ginjal itu disebut OC juga memberikan pengaruh terhadap asupan makan kliennya.

Diungkapkannya juga bahwa tiga hari sebelum dinyatakan meninggal, Lukas Enembe mengalami pembengkakan di sekujur tubuh.

"Sebelum meninggal tiga hari sebelumnya sudah bengkak semua, sudah enggak berfungsi ginjalnya, sehingga makanan jadi racun dan terjadi pembengkakan," katanya.

Lukas juga sempat melakukan upaya cuci darah sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Tak tanggung-tanggung, cuci darah itu dilakukannya hingga 15 kali sejak awal Oktober 2023.

"Sejak 1 Oktober sampai hari ini, beliau sudah cuci darah kurang lebih sebanyak 15 kali," ujar penasihat hukum Lukas, Petrus Bala Pattyona saat ditemui di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto.

Cuci darah itu selalu ditangani oleh dokter yang didatangkan langsung dari Singapura.

Menurut Petrus, hal itu merupakan permintaan langsung dari Lukas Enembe. Bahkan pada awalnya, Lukas sempat menolak untuk cuci darah di Indonesia.

Namun akhirnya dia luluh, cuci darah dilakukan di Indonesia, namun mendatangkan dokter dari Singapura.

"Beliau bisa menerima tindakan medis cuci darah itu setelah dokter dari singapur datang. Beliau menolak sama sekali cuci darah di Indonesia. Dia maunya di Singapura," kata Petrus.

Sikap Lukas yang melunak itu lantaran omongan dokter dari Singapura kepadanya.

Saat itu, sebanyak tiga orang dokter dan dua orang perawat datang langsung dari Singapura menangani proses cuci darah Lukas.

"Terakhir pernyataan dokter Singapura kira-kira begini: Maaf bapak kalau tidak cuci darah tidak akan panjang umur," kata Petrus.(Tribun Network/aci/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini