News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Perlu Menunggu Kaya, Kemenag Dorong Kaum Milenial Aktif Berwakaf

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zakat Wakaf Hub: Talkshow Filantropi Islam” Tahun 2024 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Jumat (5/1/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag RI) mendorong peran kaum milenia untuk aktif berwakaf.

Sayangnya literasi atau pemahaman masyarakat terhadap wakaf masih rendah sehingga perlu penguatan program literasi.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin, mengungkapkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan perekonomian dan keuangan syariah.

Termasuk di dalamnya adalah sektor keuangan sosial.

Wakaf memiliki potensi yang sangat besar karena merupakan instrumen kebaikan dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan.

Baca juga: Orang Indonesia Makin Gemar Beramal, Hasil Survei Indeks Wakaf Naik Nasional Naik ke 0,318

Hal ini turut diperkuat oleh publikasi Global Charities Aid Foundation pada tahun 2023 yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara paling dermawan di dunia yakni menempati peringkat pertama berdasarkan World Giving Index 2023.

Peringkat pertama ini telah dipegang Indonesia selama enam tahun berturut-turut.

Kamaruddin mengungkapkan, ekosistem zakat dan wakaf di Indonesia telah didukung oleh sistem perundang-undangan dan regulasi yang sangat lengkap.

"Kini dalam menghadapi bonus demografi Indonesia, kaum milenil perlu pendekatan edukasi terkait wakaf," kata Kamarudin dalam kegiatan Zakat Wakaf Hub: Talkshow Filantropi Islam” Tahun 2024 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Jumat (5/1).

Pada kesempatan ini, hadir Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghafur.

Waryono mengungkapkan potensi zakat maupun wakaf di Indonesia sangat besar meski soal pencatatan masih lemah.

Karena itu perlu Kepala KUA di tiap-tiap kecamatan, sejatinya juga bertugas mencatat aset wakaf.

"Selama ini literasi wakaf banyak bersumber dari majelis taklim. Kita perluas lewat media sosialisasi zakat dan wakaf. Termasuk lewat kampanye di media umum maupun media sosial. Sehingga bisa meningkatkan literasi wakaf dan zakat di masyarakat," kata Waryono

Bussiness Woman asal Surabaya, Hj. Siti Aisah, menekankan pentingnya budaya berbagi dan wakaf dalam kebahagiaan keluarganya. Ia mengajak generasi muda untuk aktif berwakaf, mengingat kini berwakaf semakin mudah dan terjangkau.

Wakil Komisaris Utama, Bank Syariah Indonesia, Adiwarman Karim, juga menyampaikan bahwa berwakaf sebanding dengan menabung, namun menabung untuk akhirat.

Dia juga menyoroti potensi aset masjid yang belum dimaksimalkan untuk produktivitas ekonomi serta masih rendahnya keinginan masyarakat untuk berwakaf.

Harapan agar masyarakat, termasuk generasi muda, untuk berwakaf tanpa harus menunggu kekayaan melimpah juga disuarakan Gerakan Wakaf Indonesia, Susi Susiatin.

Ia mengatakan wakaf dapat dilakukan dengan nominal yang terjangkau mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu.

Potensi wakaf di Indonesia dianggap sangat besar dan dapat menjadi instrumen keuangan sosial Islam yang berdampak positif.

Keberadaan wakaf telah membuktikan kontribusinya dalam kegiatan sosial keagamaan dan ekonomi di Indonesia.

Hal ini perlu didukung oleh peningkatan literasi melalui program-program inovatif, seperti KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat, Kampung Zakat, Inkubasi Wakaf Produktif, Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf, dan Literasi Zakat dan Wakaf.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini