Kondisi itu berpotensi disertai dengan fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Baca juga: Akibat Banjir di Semarang, Perjalanan KA di Stasiun Pasar Senen Terlambat, Penumpang Pasrah
Penyebab kedua terjadinya cuaca ekstrem adalah adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor dan Teluk Carpentaria, serta di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera.
Hal itu kemudain bisa memicu terbentuknya pola pumpunan serta perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.
Selain itu, daerah tekanan rendah tersebut juga bisa meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.
Baca juga: Kawasan Seskoal Cipulir Kebanjiran Pasca Hujan Deras Minggu Siang
Faktor ketiga penyebab munculnya cuaca ekstrem adalah adanya aktivitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan.
Pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem itu adalah fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
10 Latihan Soal & Kunci Jawaban IPS Kelas 9 SMP Bab 1, Interaksi Antarnegara Asia dan Negara Lainnya
"Kondisi tersebut kemudian dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia," ujar Dwikorita.