Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejaksaan Agung bakal menelusuri aliran korupsi tata niaga timah di Bangka Belitung kepada para beneficiary ownership atau penerima manfaat dari perusahaan-perusahaan yang diduga terlibat.
Termasuk di antaranya, perusahaan yang dua petingginya baru ditetapkan tersangka kemarin, Rabu (21/2/2024), yakni PT Refined Bangka Tin (RBT).
"Terkait dengan penerima manfaat pasti kami telusuri," kata Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi, Kamis (22/2/2024).
Adapun tindak lanjut ke depannya, disebut Kuntadi bergantung pada alat bukti yang ditemukan.
Jika ditemukan alat bukti yang kuat, maka penerima manfaat berpeluang turut dimintai pertanggung jawaban.
"Kami bertindak selalu berdasarkan alat bukti yang ada, sejauh mana perbuatan itu dilakukan dan siapa yang patut untuk dipertanggungjawabkan," katanya.
Dengan alat bukti yang kuat, Kuntadi memastikan tak ada keraguan untuk menjerat penerima manfaat sebagai tersangka.
Dia pun mencontohkan pemilik CV Venus Inti Perkasa (VIP) yang sudah ditetapkan tersangka dalam kasus ini.
"Tempo hari penerima manfaat kan telah kita tetapkan juga, sdr Tamron itu kan kapsitasnya selaku selaku beneficery owners kan," katanya.
Sebelumnya tim penyidik telah menetapkan dua tersangka dari jajaran direksi PT Refined Bangka Tin.
Satu di antaranya merupakan direktur utama bernama Suparta (SP). Sedangkan lainnya merupakan direktur pengembangan usaha bernama Reza Andriansyah (RA).
Status keduanya ditingkatkan dari saksi menjadi tersangka setelah tim penyidik memiliki kecukupan alat bukti.
Setelahnya, mereka ditaan di Rutan Kejaksaan Agung untuk maksimal 20 hari ke depan.