TRIBUNNEWS.COM - Bulan Syaban merupakan bulan antara dua bulan mulia, yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadan.
Untuk itu, ada sejumlah keutamaan pada bulan Syaban, seperti salah satu bulan yang disukai Rasulullah SAW.
Berikut adalah keutamaan bulan Syaban:
1. Puasa Syaban disukai Rasulullah SAW
Puasa di bulan Syaban merupakan amalan yang disenangi oleh Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut telah tertera pada sebuah hadits dari Usamah bin Zayd RA, sebagai berikut:
يَا رَسُولَ الله، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ؟ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ؛ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ (۱)
Artinya: “Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa di bulan-bulan lainnya seperti Anda berpuasa di bulan Sya’ban ini? Rasulullah SAW menjawab: Karena ini bulan yang banyak dilalaikan manusia diantara Rajab dan Ramadhan. Padahal di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb semesta alam, dan saya senang apabila saat amalku terangkat saya sedang berpuasa.”
2. Terangkatnya amal manusia
Dalam satu tahun amalan manusia yang telah dilakukan diangkat semuanya pada bulan ini.
Seperti sabda Rasulullah SAW, “Di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb semesta alam.”
Kemudian, diangkatlah seluruh amalan seumur hidup saat telah meninggal.
Baca juga: Tata Cara Sholat Nisfu Syaban Sendiri di Rumah serta Bacaan Niat
3. Bulan bagi pembaca Al-Quran
Para Salaf terdahulu memanfaatkan waktunya pada bulan Sya’ban untuk membaca Al Quran.
Oleh karena itu, mereka mengatakan:
شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء
Artinya: “Bulan Sya’ban adalah bulannya para pembaca Al-Qur’an.”
4. Malam Nisfu Syaban yang mulia
Bulan Syaban memiliki keistimewaan, yaitu pada pertengahan bulan yang disebut dengan Nisfu Syaban.
Nisfu Syaban memiliki arti hari atau malam pertengahan bulan Syaban yaitu pada tanggal 15 Syaban.
Di bulan ini umat Islam bisa memperbanyak amalan shaleh dengan berpuasa sunnah dan menunaikan shalat malam.
5. Bulan yang baik untuk membantu fakir miskin
Bisa dengan cara bersedekah kepada mereka supaya dapat lebih kuat saat melaksanakan puasa di bulan berikutnya yaitu Ramadhan.
Amalan Sunnah di Bulan Syaban
1. Puasa sunnah
Sebuah hadits menjelaskan bahwa:
مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ اَيَّامٍ مِنْ اَوَّلِ شَعْبَانَ وَثَلَاثَةً مِنْ اَوْسَطِهِ وَثَلَاثَةً مِنْ اٰخِرِهِ، كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ ثَوَابَ سَبْعِيْنَ نَبِيًّا، وَكَانَ كَمَنْ عَبَدَ اللّٰهَ تَعَالٰى سَبْعِيْنَ عَامًا، وَاِنْ مَاتَ فِيْ تِلْكَ السَّنَةِ مَاتَ شَهِيْدًا
“Barang siapa berpuasa 3 hari di awal Bulan Sya’ban, berpuasa 3 hari di pertengahan Bulan Sya’ban, dan berpuasa 3 hari di akhir Bulan Sya’ban, maka Allah mencatat baginya pahala 70 nabi, dia seperti orang yang telah beribadah kepada Allah Ta’ala selama 70 tahun, dan jika dia meninggal dunia di tahun itu maka dia mati dalam keadaan syahid”.
Namun perlu diperhatikan, bahwa mayoritas ulama’ memberikan hukum makruh bahkan ada yang mengatakan haram jika hanya mengkhususkan berpuasa setelah Nisfu Sya’ban.
Ini didasarkan pada salah satu hadits Nabi SAW, di antaranya adalah:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلاَ تَصُوْمُوْا
“Jika sudah datang separuh Bulan Sya’ban, maka janganlah berpuasa”.
Meskipun demikian, namun para ulama’ masih membolehkan puasa-puasa sunah yang dianjurkan setelah Nisfu Sya’ban, misalnya berpuasa Hari Senin, berpuasa Hari Kamis, dan lain sebagainya.
2. Istighfar
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar, memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah diperbuat.
Sebab, manusia tidak pernah lepas dari suatu kesalahan, perbuatan dosa, dan kemaksiatan.
3. Sholat sunnah di malam Nisfu Syaban
Nisyfu Syaban merupakan hari atau malam pertengahan bulan Syaban, yakni pada 15 Syaban.
Artinya malam Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 14 Syaban malam.
Berdasarkan kalender Hijriah Kemenag, malam Nisfu Syaban jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Pada bulan ini, umat Islam dapat memperbanyak amalan dengan berpuasa dan menunaikan shalat malam. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadits berikut:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
Artinya: “Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas).” (HR. Ibnu Majah)
(Tribunnews.com, Widya)