Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) sekaligus peneliti utama BRIN, Syahrir Ika mengatakan bahwa pihaknya berencana bertemu dengan Presiden 2024 terpilih.
Nantinya kata Syahrir, pihaknya akan sampaikan aspek-aspek riset dan inovasi untuk Indonesia Maju 2045.
“Kami berencana untuk audiensi dengan presiden baru. Kita akan bawa anggota-anggota kita ini bertemu dengan presiden. Kami akan sampaikan kalau mau Indonesia ini maju di tahun 2045. Maka aspek-aspek seperti ilmu pengetahuan riset dan inovasi itu keniscayaan,” kata Syahrir kepada Tribunnews.com di kantornya, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Ia menegaskan bahwa tidak ada negara bisa maju tanpa ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan inovasi. Kalau peneliti sedikit, kata Syahrir tidak akan maju negara itu.
“Contohnya itu Korea. Korea itu bisa jadi negara maju karena mereka itu menjadikan riset dan inovasi itu menjadi tulang punggungnya. Jadi mereka bisa shifting begitu cepat di tahun 50-an. Dan sekarang Korea itu diperhitungkan sebagai salah satu negara maju,” jelasnya.
Baca juga: Perhimpunan Periset Indonesia Gelar Rakernas 2024, Bahas Evaluasi, Program Kerja Hingga Anggaran
Maka jika Indonesia tidak punya orang-orang pintar atau orang pintar ada tetapi tidak didayagunakan, kata Syahrir. Indonesia akan terus alami kemunduran.
“Jangan sampai kita menjadi negara importir terus-menerus, hasil-hasil inovasi negara lain terus. Padahal kita punya kekayaan alam, kekayaan SDM begini banyak mau diapakan,” kata Syahrir.
Baca juga: Perhimpunan Periset Indonesia Gelar Rakernas 2024, Bahas Evaluasi, Program Kerja Hingga Anggaran
“Jangan biarkan para profesor itu hidup dengan dirinya sendiri. Sesungguhnya dalam hati mereka mau berkontribusi untuk negara ini,” tegasnya.