TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Erina Gudono, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilirik Partai Gerindra untuk masuk ke dalam bursa kandidat calon bupati dalam Pilkada Kabupaten Sleman 2024 mendatang.
Ketua DPC Gerindra Sleman HR Sukaptana mengatakan nama istri Kaesang Pangarep itu didorong oleh kader internal partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
Meskipun masih dalam penjajakan, pihaknya juga sudah menyiapkan nama lain.
Sebagai usulan, nama Erina dan sejumlah calon bakal dibahas dalam mekanisme DPC hingga ke DPD pusat.
Gerindra Sleman juga menjalin komunikasi dengan partai politik lain.
Hal ini lantaran Gerindra hanya mendapatkan enam kursi di Sleman dan masih kurang empat kursi untuk bisa mengusung calon bupati dan wakil bupati Sleman.
Menurut Sukaptana, pihaknya telah menjalin hubungan dengan sejumlah partai lain, seperti Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Dari segi usia berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Menjadi UU, usia Erina sudah masuk kriteria.
Dalam pasal 7 UU Nomor 10 Tahun 2016, menjelaskan salah satu syarat maju sebagai bupati adalah calon berusia minimal 25 tahun.
Saat ini, Erina diketahui berusia 27 tahun.
"Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, serta 25 (dua puluh lima) tahun untuk Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota," bunyi pasal 7 UU Nomor 10 Tahun 2016, dikutip dari situs resmi Mahkamah Konstitusi (MK).
Popularitas jadi modal
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menyebut lirikan Partai Gerindra terhadap Erina didasari atas popularitas yang dimiliki oleh menantu Jokowi tersebut.
"Tidak bisa dipungkiri, Erina saat ini menjadi sosok yang populer."
"Karena ia sendiri adalah model dan ditambah lagi saat ini adalah menantu Jokowi, istri Kaesang."
"Modal popularitas ini adalah modal yang paling utama," kata Ahmad dikutip dari tayangan Kompas Malam, Sabtu (9/3/2024).
"Kemudian selanjutnya, saya lihat latar belakang Erina ini kan merupakan sosok aktivis pada dasarnya, Miss Indonesia."
"Lalu pada beberapa kesempatan saat diwawancara, jawaban dia cukup meyakinkan sebagai sosok public figure yang mengetahui isu-isu krusial serta politik."
Kendati tak memiliki pengalaman politik praktis, sosok Erina disebut Saidiman memiliki kualitas cukup baik.
"Saya rasa dari sisi kualitas juga cukup baik, meskipun tanpa pengalaman politik praktis," katanya.
Namun, Saidiman menyebut, pencalonan Erina sebagai Bupati Sleman akan menuai sorotan publik internasional terkait politik dinasti dan demokrasi di Indonesia.
"Saya kira itu akan menjadi catatan serius, saya melihat ini dari laporan dari sejumlah lembaga pemerhati demokrasi, atau pemerhati kebebasan di seluruh dunia, bahwa posisi Indonesia masih tidak fully democratic."
"Kekuatan Pak Jokowi di eksekutif ini sangat dominan dan tidak ada penyeimbang."
"Bahkan sampai sekarang hanya ada satu partai di parlemen yang bisa mengontrol pemerintah," ungkapnya.
"Jika Erina berhasil masuk ke eksekutif, ini akan memperparah pandangan dunia internasional terhadap demokrasi yang ada di negara kita," tambahnya.
Saidiman juga mengingatkan, politik dinasti yang merusak demokrasi akan berimbas negatif pada pelakunya.
"Tetapi jangan lupa, masyarakat kita sebetulnya belajar dari waktu ke waktu, kalau mereka melihat eksperimentasi dari keluarga Jokowi merusak demokrasi kita, misalnya mengurangi keseimbangan antara partai pemerintah dan partai-partai oposisi, itu bisa menjadi poin negatif untuk keluarga Jokowi," kata Saidiman.
Respon Golkar
Partai Golkar menanggapi nama menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus istri Kaesang Pangarep, Erina Gudono yang masuk ke dalam bursa bakal calon bupati di Pilkada Kabupaten Sleman 2024.
Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono mengakui pihaknya telah mengeluarkan surat tugas kepada seluruh bakal calon kepala daerah yang akan maju di Pilkada Serentak 2024. Surat tugas itu sudah diberikan jauh sebelum Pemilu 2024.
"Saya musti cek yah, kan sebelum pemilu, Golkar telah mengeluarkan surat tugas untuk seluruh calon kepala daerah. Siapa-siapa saja yang akan kita majukam ditiap-tiap daerah," kata Dave saat dikonfirmasi, Senin (11/3/2024).
Namun begitu, kata Dave, keputusan itu masih bisa saja berubah.
Nantinya selesai Pemilu 2024, menurutnya, pengurus pusat Golkar nantinya akan mengevaluasi kembali rekomendasi untuk bakal calon kepala daerah yang sudah diberikan.
Dave menambahkan pengurus pusat Golkar akan membuat tim untuk memberikan rekomendasi kepada bakal calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2024.
Termasuk, evaluasi terhadap nama menantu Presiden Jokowi, Erina Gudono.
"Nanti ada tim yang melakukan penilaian akan siapa-siapa saja yang berpotensi untuk diajukan," ujarnya.
PKS Sindir Gerindra
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi masuknya nama Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus istri Kaesang Pangarep, Erina Gudono maju sebagai bakal calon Bupati Sleman di Pilkada Serentak 2024 mendatang.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menyatakan saat ini belum ada pernyataan resmi dari Erina mau maju sebagai Bupati Sleman.
Namun, ia mendengar bahwa nama Erina diusulkan oleh partai Gerindra.
Akan tetapi, Mardani mengaku tidak masalah jika nantinya Erina memang benar diusung oleh partai Gerindra.
Namun, ia menyindir seharusnya partai politik mengusung kadernya sendiri di Pilkada Serentak 2024.
"Monggo saja, walau kalau parpol jadi catatan karena mestinya mengajukan kader sendiri," kata Mardani saat dikonfirmasi, Senin (11/3/2024).
PKS, kata Mardani, tidak berminat untuk mengusung Erina Gudono untuk maju menjadi Bupati Sleman 2024.
Respons Demokrat
Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, mengatakan partainya masih belum bisa membicarakan apapun mengenai Pilkada Serentak 2024.
Namun, ia menyebut menantu Jokowi itu memiliki hak untuk dipilih maupun memilih.
Herman menambahkan partainya masih menunggu dinamika politika politik. Khususnya, lanjutnya, apakah Erina benar akan maju atau tidak sebagai bakal calon Bupati Sleman 2024.
"Kita lihat ke depan, apakah mba Erina maju atau tidak," ujar Herman saat dikonfirmasi, Senin (11/3/2024).
Bursa Pilkada 2024 Sleman
Sementara itu, PAN mengungkapkan pihaknya telah memiliki calon prioritas yang akan diusung dalam Pilkada 2024 Sleman.
Calon itu adalah istri mantan Bupati Sleman Sri Purnomo, Kustini Sri Purnomo.
Kustini sendiri saat ini tengah menjabat sebagai Bupati Sleman.
"Kami menilai Bu KSP selama menjabat dapat melaksanakan tugas dengan baik, juga aktif bertemu masyarakat dan menindaklanjuti aspirasi," kata Sekretaris DPD PAN Sleman, Inoki Azma Purnomo.
Partai selanjutnya yang telah memiliki calon pada Pilkada 2024 Sleman adalah Golkar.
Ketua DPR Golkar Sleman, Janu Ismadi, mengatakan pihaknya akan mengusung mantan Sekretaris Daerah (Sekda), Harda Kiswaya.
"Pertimbangannya, Pak Harda jauh sebelumnya sudah melakukan pendekatan kepada Golkar."
"Sementara, calon lainnya kan belum pernah ada. Kemudian, menurut kami, Pak Harda ini laku dijual," tutur Janu, Kamis.
Sementara, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kompak sama-sama belum memiliki nama yang bakal diusung pada Pilkada 2024 Sleman.
Ketua DPC PKB Sleman, R Agus Choliq, menyebutkan pihaknya masih menggodok nama-nama calon potensial.
Agus mengatakan PKB hingga saat ini masih dinamis dalam menyiapkan calon Bupati Sleman.
Bahkan, ujar Agus, PKB tak menutup kemungkinan akan membuka penjaringan bakal calon.
"Kami juga sudah ngobrol-ngobrol dengan beberapa partai, sudah ketemu untuk penyamaan visi."
"Karena PKB juga kan nggak mungkin sendiri, harus berkoalisi," ungkap Agus, Jumat (8/3/2024).
Berbeda dari PKB, PDIP masih menunggu rekomendasi dari DPR maupun DPP mengenai nama calon bupati untuk Pilkada 2024 Sleman.
"Kalau Pilkada kita pasti menunggu rekomendasi dari DPD dan DPP Partai, hasil komunikasi dan koordinasi siapa yang akan diusung."
"Nama calon, tetap menunggu surat dari DPP," kata Sekretaris DPC PDIP Sleman, Gustan Ganda.(Tribun Network/Igman Ibrahim)