TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu yang menyebut Marsdya TNI Tonny Harjono berpeluang kuat menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) baru, tidak mengejutkan.
Tonny Harjono pernah memegang tiga jabatan strategis yang dianggap sebagai jaminan karier militernya bakal mentereng.
Tonny diprediksi akan segera dilantik menjadi pengganti Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024 mendatang.
Informasi yang dihimpun redaksi menyebut Presiden Jokowi telah meneken Keppres Nomor 20/TNI/Tahun 2024 tanggal 25 Maret 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Staf Angkatan Udara.
Pelantikan Marsdya Tonny diperkirakan berlangsung pekan depan, sebelum Lebaran Idul Fitri.
Jika melihat rekam jejak karier Tonny, alumni AAU tahun 1993 ini memiliki kesamaan dengan para seniornya yang kini maupun sudah pernah menjadi kepala staf angkatan. Apa saja, berikut ulasannya?
1. Ajudan Presiden RI (2014—2016)
Menjadi ajudan presiden tentu bukanlah sembarangan. Perwira yang dilantik tentu harus melalui seleksi ketat.
Jabatan ajudan presiden diemban seorang perwira menengah berpangkat kolonel.
Sebelum menjabat ajudan presiden, Tonny pernah menjabat Pa Instruktur Pnb Wingdik Terbang Lanud Adi Sutjipto.
Di tahun 2009, pria kelahiran 4 Oktober 1971 ini ditunjuk sebagai Danskadud 11 Lanud Sultan Hasanuddin sampai 2011.
Selanjutnya Tonny dipercaya menjabat Danlanud Timika hingga Kadisops Lanud Sultan Hasanuddin.
Barulah kemudian ia ditunjuk menjadi ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014, dan namanya mulai dikenal.
2. Danlanud Adi Soemarmo (2016—2018)
Setelah menjadi ajudan presiden, Tonny kemudian dipercaya menjadi Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo di Solo.
Ia mengikuti jejak seniornya Marsekal Purn Hadi Tjahjanto, mantan Panglima TNI dan KSAU yang juga pernah menempati pos yang sama.
Kedekatan Tonny dan Jokowi semakin terjalin lantaran Presiden Jokowi berasal dari Solo.
Di era Jokowi, perwira Polri dan TNI yang pernah menempati jabatan di Solo punya karier mentereng.
Hal ini membuat para perwira tersebut acap kali dijuluki "Geng Solo".
Sebut saja Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Jenderal Maruli Simanjuntak, Jenderal Agus Subiyanto, hingga Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
3. Sesmilpres Kemsetneg RI (2020—2022)
Lagi-lagi Marsdya Tonny punya kesamaan dengan seniornya Hadi Tjahjanto.
Seperti Hadi, Tonny pun pernah menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden pada 2020 hingga 2022.
Sebagai informasi, Sekretariat Militer Presiden bertugas menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU, dalam hal pengangkatan dan pemberhentian perwira TNI POLRI, penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan yang wewenangnya berada pada Presiden, serta koordinasi pengamanan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarga termasuk Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan negara asing.
Sekretariat Militer Presiden dijabat oleh perwira aktif TNI berpangkat bintang dua, seperti Mayjen, Laksda, atau Marsda TNI.
Selepas dari Sesmilpres, Tonny dipromosikan menjadi bintang tiga dengan jabatan Komandan Pendidikan Doktrin dan Latihan (Kodiklat) TNI AU.
Ia kemudian digeser menjadi Panglima Koopsudnas pada 2022–2023, dan hingga saat ini menjabat sebagai Pangkogabwilhan II.
Selama kariernya di TNI AU, Tonny mendapatkan delapan penghargaan di antaranya Satyalancana Wira Nusa dan Satyalancana Wira Siaga.
Insiden Bawean
Sebagai perwira TNI AU, Marsdya Tonny Hardjono pernah terlibat dalam berbagai peristiwa penting.
Mulai dari aksi heroik F-16 di Bawean tahun 2003 hingga kemegahan Sukhoi di langit Halim Perdanakusuma.
Pada 3 Juli 2003, saat Tonny menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, ia memimpin dua pesawat F-16 untuk mencegat lima F-18 US Navy yang memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin di Kepulauan Bawean.
Pada tahun 2009, Tonny Hardjono kembali menunjukkan keahliannya dalam menerbangkan pesawat tempur canggih Sukhoi SU-30 MK2.
Demonstrasi aerobatiknya di langit Halim Perdanakusuma memukau para penonton dan menunjukkan kekuatan TNI AU yang semakin modern.