Diberitakan sebelumnya, para jemaah Aolia melaksanakan Salat Ied di Masjid Aolia yang berlokasi di Dusun Panggang III, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Jemaah Aolia dipimpin oleh KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu.
Mbah Benu mengatakan ditetapkannya Lebaran jatuh pada Jumat berdasarkan keyakinan dari perjalanan spiritualnya.
"Penetapan ini berdasarkan keyakinan. Dan, jemaah Aolia bukan hanya ada di sini tapi tersebar di seluruh Indonesia," kata dia, Jumat (5/4/2024).
Ia pun meminta kepada para jemaahnya agar saling menghormati dengan masyarakat yang belum merayakan Idulfitri.
"Jemaah untuk menjaga toleransi antar umat beragama dan menghargai keputusan yang ada," tutur dia.
Layaknya perayaan Lebaran pada umumnya, jemaah Aolia juga merayakan bersama-sama dengan keluarga.
Diketahui, sejumlah masjid Aolia juga menggelar salat Idulfitri di antaranya di Kapanewon Wonosari.
Hidup Harmonis
Jemaah Aolia juga tersebar di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Lurah setempat, Sutarpan mengatakan, di wilayah ada sekitar puluhan warga yang tergabung dalam jemaah Aolia.
Dia mengaku, aktivitas jemaah Aolia yang merayakan Idulfitri lebih awal sudah dilakukan sejak dulu.
Baca juga: Jemaah Aolia di Gunungkidul Rayakan Lebaran Hari ini, Pagi Tadi Gelar Salat Id
"Kami sudah terbiasa dengan ini, sehingga jika mereka merayakan lebih cepat, warga di sini hanya bisa toleransi dan menghormati," ucapnya.
Dia mengaku, selama ini hubungan antara Jemaah Aolia dengan warga yang bukan jemaah terjalin harmonis. Warga saling memahami.
"Tidak pernah ribut-ribut. Kami di sini ya damai saja. Mereka ibadah ya silakan. Tidak ada yang merasa terganggu," ujarnya.