News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2024

Pimpinan Jemaah Aolia Mbah Benu Minta Maaf terkait Ucapan 'Telepon Allah' saat Menentukan 1 Syawal

Penulis: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu, Pimpinan Jemaah Aolia menyampaikan permohonan maaf terkait pernyataannya yang menyebut soal menelepon Allah untuk mengetahui kapan tanggal 1 Syawal 1445 Hijriah.

Diberitakan sebelumnya, para jemaah Aolia melaksanakan Salat Ied di Masjid Aolia yang berlokasi di Dusun Panggang III, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Jemaah Aolia dipimpin oleh KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu.

Mbah Benu mengatakan ditetapkannya Lebaran jatuh pada Jumat berdasarkan keyakinan dari perjalanan spiritualnya.

"Penetapan ini berdasarkan keyakinan. Dan, jemaah Aolia bukan hanya ada di sini tapi tersebar di seluruh Indonesia," kata dia, Jumat (5/4/2024).

Imam Jamaah Masjid Aolia K H Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu. (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO) (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Ia pun meminta kepada para jemaahnya agar saling menghormati dengan masyarakat yang belum merayakan Idulfitri.

"Jemaah untuk menjaga toleransi antar umat beragama dan menghargai keputusan yang ada," tutur dia.

Layaknya perayaan Lebaran pada umumnya, jemaah Aolia juga merayakan bersama-sama dengan keluarga.

Diketahui, sejumlah masjid Aolia juga menggelar salat Idulfitri di antaranya di Kapanewon Wonosari.

Hidup Harmonis

Jemaah Aolia juga tersebar di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

Lurah setempat, Sutarpan mengatakan, di wilayah ada sekitar puluhan warga yang tergabung dalam jemaah Aolia.

Dia mengaku, aktivitas jemaah Aolia yang merayakan Idulfitri lebih awal sudah dilakukan sejak dulu.

Baca juga: Jemaah Aolia di Gunungkidul Rayakan Lebaran Hari ini, Pagi Tadi Gelar Salat Id 

"Kami sudah terbiasa dengan ini, sehingga jika mereka merayakan lebih cepat, warga di sini hanya bisa toleransi dan menghormati," ucapnya.

Dia mengaku, selama ini hubungan antara Jemaah Aolia dengan warga yang bukan jemaah terjalin harmonis. Warga saling memahami.

"Tidak pernah ribut-ribut. Kami di sini ya damai saja. Mereka ibadah ya silakan. Tidak ada yang merasa terganggu," ujarnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini