News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2024

Niat dan Tata Cara Sholat Idul Fitri, Dilengkapi Amalan Sunnah sebelum dan sesudah Salat Idul Fitri

Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebelum pelaksanaan Salat Idul Fitri di Alun-alun Majalengka, Jalan Alun-alun Barat, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023). Inilah bacaan niat dan tata cara salat Idul Fitri.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan niat dan tata cara salat Idul Fitri, lengkap dengan amalan sunnahnya.

Salat Idul Fitri hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dikukuhkan).

Bahkan, sebagian pendapat menyatakan fardu kifayah (kewajiban kolektif). Salah satu dalil kesunnahannya yakni:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Maka salatlah kepada Tuhanmu dan berkurbanlah” (QS. Al-Kautsar ayat 2). Mayoritas pakar tafsir menegaskan bahwa yang dimaksud salat di dalam ayat itu adalah salat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).

Salat Idul Fitri disunnahkan bagi laki-laki dan perempuan, serta dianjurkan berjamaah.

Salat Idul Fitri lebih utama dilaksanakan di masjid daripada di tempat lainnya, termasuk lapangan bila daya tampung masjid memadai.

Namun, apabila sempit, maka lebih utama dilaksanakan di lapangan.

Tata Cara Salat Idul Fitri

Dilansir bimasislam.kemenag.go.id, simak niat dan tata cara pelaksanaan salat Idul Fitri:

1. Jika berjamaah, jumlah jemaah yang salat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum.

Menurut Imam Ala’ al-Din al-Samarqandy, salat Idul Fitri boleh dilaksanakan minimal 2 orang.

Baca juga: 27 Lokasi Sholat Idul Fitri 2024 Muhammadiyah di Aceh

2. Kaifiat salat Idul Fitri yakni sebagai berikut:

a. Memulai dengan niat salat Idul Fitri, yang jika dilafalkan berbunyi:

Berjamaah

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لله تعالى

Ushalli sunnata li'idil fithri rak'ataini ma'muman/imaman lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Sendiri

Ushalli sunnata li'idil fithri rak'ataini lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat shalat sunah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala."

b. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.

c. Membaca doa Iftitah.

d. Membaca takbir sebanyak 7 kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallah walhamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar.

e. Membaca surah Al Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

f. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.

g. Membaca takbir sebanyak 5 kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.

Subhanallah walhamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar.

h. Membaca surah Al Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

i. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

j. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

3. Pelaksanaan khutbah dilakukan secara singkat, apabila dilakukan secara berjamaah.

Amalan Sunnah Idul Fitri

Dikutip dari kemenag.go.id, ada beberapa hal yang dilakukan Rasulullah SAW untuk menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Fitri seperti berikut:

1. Perbanyak membaca Takbir

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari satu Syawal.

Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185:

: وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ

Artinya: “Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah: 185).

Ada dua jenis takbir Idul Fitri. Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat, baik fardhu atau sunnah.

Setiap selesai shalat, dianjurkan untuk membaca takbir.

Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas setelah shalat, bisa dilakukan di setiap kondisi.

2. Berhias dan memakai pakaian terbaik

Idul fitri adalah waktunya berhias dan berpenampilan sebaik mungkin untuk menampakkan kebahagiaan di hari yang berkah itu.

Berhias bisa dilakukan dengan membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian terbaik, dan pakaian terbaik.

Lebih utama memakai pakaian putih, kecuali bila selain putih ada yang lebih bagus, maka lebih utama mengenakan pakaian yang paling bagus, semisal baju baru.

3. Makan sebelum shalat Idul Fitri

Salah satu hari yang diharamkan berpuasa adalah Hari Raya Idul Fitri.

Bahkan, dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada saat hari Idul Fitri itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.

Sebelum shalat Idul Fitri, Rasulullah SAW biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil; tiga, lima, atau tujuh.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa: "Pada waktu Idul Fitri Rasulullah SAW tidak berangkat ke tempat shalat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Ahmad dan Bukhari).

4. Shalat Idul Fitri

Rasulullah menunaikan shalat Idul Fitri bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, baik laki-laki, perempuan, atau pun anak-anak.

Rasulullah memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat dilangsungkannya shalat Idul Fitri.

Rasulullah juga mengakhirkan pelaksanaan shalat Idul Fitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi tombak atau sekitar dua meter.

Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.

5. Mendatangi tempat keramaian

Suatu ketika saat Hari Raya Idul Fitri, Rasulullah menemani Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng.

Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadist riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sampai menjengukkan (memunculkan) kepala di atas bahu Rasulullah, sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu dari atas bahu Rasulullah dengan puas.

6. Mengunjungi rumah sahabat

Ketika Idul Fitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya.

Begitu pun para sahabatnya. Pada kesempatan ini, Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain.

7. Tahniah (memberi ucapan selamat)

Hari raya adalah hari yang penuh dengan kegembiraan.

Karena itu, dianjurkan untuk saling memberikan selamat atas kebahagiaan yang diraih saat hari raya.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Lebaran 2024

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini