Berdasarkan dakwaan, pengeluaran terbanyak dari uang kutipan tersebut digunakan untuk acara keagamaan, operasional menteri dan pengeluaran lain yang tidak termasuk dalam kategori yang ada, nilainya mencapai Rp 16,6 miliar.
"Kemudian uang-uang tersebut digunakan sesuai dengan perintah dan arahan Terdakwa," kata jaksa.
2. Ancaman Nonjob & Mutasi
Hermanto juga mengungkap adanya ancaman berupa bebas tugas alias non-job dan mutasi jabatan jika tak bisa memenuhi kebutuhan SYL.
"Apakah saudara pernah mendengar, apabila tidak memenuhi permintaan itu maka jabatannya dalam bahaya?" tanya Hakim Ketua, Rianto Adam Pontoh kepada saksi Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Hermanto di persidangan Rabu (8/5/2024).
"Iya. Itu dengar info di sekitar kita itu. Rahasia umum," jawab saksi Hermanto.
"Dinonjobkan?" tanya Hakim Pontoh lagi.
"Bisa nonjob, bisa dimutasikan," kata Hermanto.
Kebutuhan yang harus dipenuhi tak hanya SYL sendiri, tapi untuk keluarganya juga.
Perintah untuk memenuhi kebutuhan pribadi SYL dan keluarga datang secara berjenjang dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian ke para Direktur Jenderal hingga ke bawah.
"Pernah ndak ada instruksi langsung dari Sekjen untuk saudara, untuk memenuhi semua permintaan kebutuhan dari Pak Menteri dan keluarganya?" kata Hakim Pontoh.
"Kalau telepon tadi saya sampaikan di awal, Yang Mulia, itu setelah Pak Sekjen sampaikan ke Pak Sirjen, atasan saya. Kemudian Pak Dirjen ke saya," ujar Hermanto.
3. Bikin Perjalanan Fiktif dengan Pinjam Nama
Menurut Hermanto, kebutuhan pribadi SYL dan keluarganya yang harus dipenuhi tak ada dalam anggaran.
Karena itulah setiap Direktorat Jenderal harus mencari cara agar dapat memenuhinya.
Khusus di Ditjen PSP, mereka kemudian merevisi anggaran.