News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dewas KPK Dilaporkan ke PTUN, MA hingga Bareskrim, Nurul Ghufron Ungkap Alasannya

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh Dewan Pengawas KPK di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Selasa (14/5/2024). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilaporkan ke sejumlah lembaga peradilan oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.

Laporan itu disampaikan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Mahkamah Agung (MA).

Bahkan terbaru, salah seorang anggota Dewas KPK, Albertina Ho, dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Diketahui laporan ini berawal karena Dewas KPK yang menangani aduan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Nurul Ghufron, dianggap melakukan kesalahan.

Nurul Ghufron menganggap Albertina Ho melakukan kesalahan karena meminta hasil analisis transaksi keuangan pegawai lembaga antirasuah ke Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Terkait hal ini, Nurul Ghufron merespons santai apabila ada pihak-pihak yang mencap dirinya sebagai pimpinan KPK yang problematik.

Menurutnya, tidak salah jika dirinya juga melakukan upaya hukum terkait proses pengadilannya.

"Saya tanggapi ya, apakah Pak Ghufron pimpinan KPK yang promblematik? Karena dikit-dikit ke pengadilan, dikit-dikit JR (Judicial Review), malah sebaliknya."

"Kalau kemudian saya dikit-dikit tidak menggunakan jalur hukum, anarki, itu yang problematik karena apa? Sekali lagi, kita negara hukum, ada masalah, semua masalah, sudah dikoridori secara hukum," kata Nurul Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (20/5/2024).

Oleh karena itu, menurut Nurul Ghufron, dirinya memiliki hak untuk mempergunakan upaya hukum untuk menghadapi masalahnya.

Baca juga: Alasan Dewas KPK Tunda Pembacaan Putusan Etik Nurul Ghufron

"Karena itu, memanfaatkan, menggunakan, dan kemudian juga ya, melakukan advokasi atau upaya hukum atas masalah-masalah saya itu adalah hal yang legal dalam negara hukum," jelas Nurul Ghufron.

Sidang Putusan Nurul Ghufron Ditunda

Terkait hal ini, Dewas KPK pun mengumumkan sidang putusan perkara Nurul Ghufron ditunda.

Padahal menurut jadwal, kasus ini rencananya akan diputus Dewas KPK pada Selasa (20/5/2024) besok.

Putusan ini ditunda karena Dewas KPK mendapatkan perintah dari PTUN Jakarta.

"Oleh karena itu terpaksa kami menghormati penetapan ini maka sidang ini kami tunda," kata Ketua Dewas KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean di ruang sidang Dewas pada Gedung KPK Jakarta, Selasa (21/5/2024).

Sidang pembacaan putusan itu, kata Tumpak, akan ditunda sampai putusan PTUN Jakarta berkekuatan hukum tetap.

Alasannya, karena PTUN Jakarta telah mengabulkan gugatan yang diajukan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.

"Mengabulkan permohonan penundaan penggugat," bunyi putusan sela sebagaimana dikutip dari laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PTUN Jakarta, Senin (20/5/2024).

Diketahui, Nurul Ghufron mendaftarkan gugatan pada Rabu (24/4/2024) dan terdaftar dengan nomor perkara: 142/G/TF/2024/PTUN.JKT.

Menurut Ghufron, dirinya mempunyai hak untuk melaporkan dugaan pelanggaran kode etik insan komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b Peraturan Dewan Pengawas (Perdewas) Nomor 3 Tahun 2021.

Selain itu, Ghufron juga menggugat Perdewas KPK Nomor 3 dan 4 Tahun 2021 ke Mahkamah Agung (MA).

Terbaru, Ghufron melaporkan anggota dewas Albertina Ho ke Bareskrim Mabes Polri, Senin (20/5/2024).

"Laporan Polisi Nomor: LP/B/138/V/2024/SPKT/Bareskrim Polri tanggal 6 Mei 2024 atas nama Pelapor NURUL GHUFRON," demikian isi laporan tersebut.

Polisi pun sudah membuka penyelidikan dengan nomor: SP.Lidik/1057/V/Res.1.14./2024/Dittipidum tanggal 14 Mei 2024 dan telah melakukan klarifikasi terhadap saksi-saksi.

Ghufron melaporkan Albertina Ho lantaran dianggap menyalahgunakan wewenangnya terkait penyampaian dugaan pelanggaran etik Nurul Ghufron kepada insan pers.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Ilham Rian Pratama)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini