TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2024 di Blok Rokan, Dumai, Riau, pada Sabtu (1/6).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian lawatan Presiden Jokowi ke Provinsi Riau sejak Jumat (31/5) lalu.
Adapun peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini bertema 'Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas Tahun 2045'.
Dalam acara itu, Presiden Jokowi tampak mengenakan pakaian adat dari Teluk Belange.
Pakaian tersebut berwarna hitam dengan motif corak keemasan, penutup kepala bernama Tanjak, dan
Ada kain berwarna kain kuning tersampir di bahu kanan Presiden Jokowi.
Adapun, sederet menteri dan pejabat yang hadir, di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,
Mendagri Tito Karnavian, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, serta Panglima TNI Agus Subiyanto.
Selain itu, nampak pula Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet yang bertugas sebagai pembaca Pancasila.
Sedangkan, Ketua DPR RI Puan Maharani pembaca UUD 1945, serta Ketua Menko PMK Muhadjir Effendy sebagai pembaca doa.
Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Anak-anak di Tangsel Ikut Meriahkan Jelajah Rasa Nusantara
Berikutnya, yang bertugas sebagai perwira upacara yaitu Kasdam I/Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal, juga komandan upacara yaitu Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira selaku Dir Reskrimum Polda Jambi dan Kolonel Kav Yuli Eko Hadiyanto.
Kemudian, Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Pusat bertugas sebagai pengibar bendera pada upacara hari ini.
Dalam amanatnya, Presiden Jokowi memaparkan sejumlah peran Indonesia di dalam perpolitikan kancah Internasional.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, Indonesia kini telah semakin kokoh bahkan dipercaya sebagai pemimpin G20.
"Peran Indonesia dalam politik internasional semakin kokoh, kita telah menjadi pemimpin G20 yang berhasil," kata Jokowi.
Jokowi lalu memamerkan peran Indonesia yang sukses menjadi Ketua ASEAN 2023.
"Telah menjadi Ketua ASEAN yang sukses dan terus akan berkontribusi pada dunia termasuk melalui World Water Forum yang baru saja kita selenggarakan," ujar Jokowi.
Menurut Presiden, keaktifan Indonesia di dunia internasional tidak menyurutkan untuk berdikari di bidang ekonomi.
Dia menyebut pemerintah juga saat ini tengah melakukan industrialisasi di dalam negeri dan melalui hilirisasi di berbagai sektor.
"Kita terus perjuangkan kemandirian ekonomi termasuk melalui industrialisasi di dalam negeri dan melalui hilirisasi di berbagai sektor," tandas Jokowi.
Baca juga: Jokowi Izinkan Ormas Keagamaan Kelola IUP Tambang, Anggota DPR: Jadi Komoditas Transaksi Politik
Sementara itu, Presiden Kelima RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri memilih Kabupaten Ende sebagai lokasi upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2024.
Mengawali kunjungan di Kabupaten Ende pada Jumat (31/5), Megawati bersama rombongan mendatangi dan melihat langsung Rumah Pengasingan Bung Karno.
Megawati juga menyempatkan melihat barang-barang dan koleksi Sang Proklamator Bangsa itu saat diasingkan oleh pemerntahan kolonial Belanda di Ende.
Megawati bahkan sempat melakukan kontemplasi selama kurang lebih 10 menit di ruang yang menjadi lokasi Bung Karno menunaikan ibadah Salat.
Pada Sabtu (1/6), Megawati melaksanakan upacara Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila bersama ribuan masyarakat Ende.
Namun, Megawati berhalangan hadir langsung dalam upacara tersebut.
Sebab, menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bahwa Megawati mengalami kelelahan dan tidak dalam kondisi fit usai menjalani serangkaian acara sesaat tiba di Kabupaten Ende, kemarin.
"Kami sampaikan permohonan maaf bahwa Ibu Megawati tidak bisa hadir di sini, beliau kurang sehat, mohon doanya," ujar Hasto di hadapan peserta upacara.
Meski begitu, Megawati juga menitipkan salam kepada seluruh peserta upacara, khususnya para pemuda di Ende.
Meski begitu, Megawati tetap menyampaikan amanatnya pada peringatan Hari Lahir Pancasila.
Amanat itu dibacakan oleh Hasto Kristiyanto saat upacara berlangsung.
Megawati mengatakan, bahwa peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilakukan di Ende, bisa dimaknai untuk lebih memahami lahirnya Pancasila.
Sebab, Megawati menyebut Pancasila lahir tidak melalui jalan mudah ditengah tekanan bangsa kolonial saat itu.
“Peringatan hari lahirnya Pancasila yang kita lakukan di Ende ini tidak lain untuk lebih memahami, bahwa Pancasila lahir tidak melalui jalan mudah,” kata Megawati yang dibacakan Hasto.
Megawati mengatakan, bahwa di usia 16 tahun, Presiden Pertama RI Ir Soekarno atau Bung Karno, sudah bergulat dengan pemikiran para tokoh-tokoh dunia. Seperti Mahatma Gandi, Sun Yat Sen, Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, Kemal Ataturk, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Jean-Jacques Rousseau, Adler, Voltaire, Karl Marx, Friedrich Engels, Otto Bauer, Ernest Renan, hingga Mazzini dan Garibaldi.
“Seluruh pemikiran tokoh dunia itu dibumikan dalam problematika rakyat Indonesia, guna merumuskan ide dan imajinasi tentang Indonesia Raya,” ujarnya.
Megawati menambahkan, seluruh dialektika Bung Karno pun semakin matang, ketika bertemu dengan para tokoh pergerakan di Bandung.
“Di kota inilah Bung Karno merumuskan falsafah pembebasan dari sosok petani yang namanya Pak Marhaen. Dari perenungan ini, lahirlah asas perjuangan PNI, yakni Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokrasi,” sebutnya.
Dalam keseluruhan proses lahirnya Pancasila, kata Megawati, Ende memiliki peran penting karena di sinilah kontemplasi itu dilakukan.
“Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Bung Karno: Di Pulau Flores yang sepi dimana aku tidak memiliki kawan, aku menghabiskan waktu berjam-jam dibawah pohon Sukun dan pohon di halaman rumahku, merenungkan ilham yang diturunkan oleh Tuhan yang kemudian dikenal dengan nama Pancasila. Lima butir mutiara yang indah itu aku gali jauh ke dalam bumi karena tradisi-tradisi kami sendiri,” ungkap Megawati.
Lebih lanjut, Megawati mengatakan, bahwa Pancasila telah terbukti menjadi falsafah, pemersatu bangsa, dan menjadi jiwa bangsa.
Bahkan, Megawati meyakini bahwa Pancasila telah menjadi jawaban atas struktur dunia saat ini yang cenderung tidak adil.
“Pancasila terbukti menjadi falsafah, pemersatu bangsa, dan menjadi jiwa bangsa. Pancasila juga menjadi jawaban atas struktur dunia yang tidak adil,” kata Megawati.
Megawati juga menyampaikan, melalui Pancasila, Presiden Pertama RI Ir.Soekarno atau Bung Karno memperjuangkan suatu tatanan dunia baru yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme.
Sebab apa yang terjadi dengan feodalisme, liberalisme, kapitalisme, hingga komunisme, semua memiliki sejarah penjajahan.
“Sesuatu hal yang ditentang oleh Bung Karno selama hidupnya. Pancasila dalam visi geopolitik ini sangat penting. Dengannya, Indonesia bertekad menjadi taman sari dunia,” jelasnya.
Megawati pun menceritakan soal amanat sebagai juri Zayed Award Human Fraternity, sebuah lembaga kemanusiaan dan perdamaian antar umat manusia sedunia yang didirikan Grand Syekh Al Azhar Mesir Prof Ahmed Thayeb dan Sri Paus Fransiscus, dua orang tokoh dunia Islam dan Katolik.
Dia menyakini bahwa kepercayaan kepada kedua tokoh agama dunia tersebut seakan merekonstruksi sejarah dialog Bung Karno dengan Tokoh Katolik Pater Yohanes Bouma dan Pater Gerardus Huijtink dari Serikat Sabda Allah, dengan KH Ahmad Hasan seorang Tokoh Persis dari Bandung saat Bung Karno diasingkan di Kota Ende ini.
Megawati juga mengungkapkan alasan memilih Kabupaten Ende sebagai lokasi upacara peringatan Hari Lahir Pancasila.
Megawati beralasan hal itu karena ingin semua melakukan kontemplasi akan perjuangan Bung Karno ketika diasingkan di Ende pada 1934-1938.
"Ende sangatlah penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa. Di tempat ini Bung Karno oleh pemerintah Kolonial Belanda sengaja dibuang, dikucilkan, dan mencoba diredam semangat juangnya," kata Megawati.
Baca juga: Ini Respons PAN Menanggapi Pidato Jokowi di Hari Lahir Pancasila soal Pengembangan Ekonomi Hijau
Dia melanjutkan, semangat perjuangan Bung Karno memerdekakan bangsa tidak mengendur ketika menerima perlakuan keras pemerintah kolonial Belanda.
"Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Api perjuangan Bung Karno justru semakin bergelora, bahkan disempurnakan oleh perjumpaannya dengan sahabat-sahabatnya yang berasal dari kalangan rakyat biasa," kata Megawati.
Megawati menjelaskan, Bung Karno selama masa pengasingan di Ende, semakin akrab dengan rakyat kecil, seperti Kota seorang nelayan, Durham yang berprofesi penjahit, dan Ali Pambe seorang montir.
"Hal ini terjadi mengingat kaum bangsawan, dan kaum cerdik pandai pada saat itu merasa takut berdekatan dengan sosok pejuang revolusioner seperti Bung Karno. Tekanan hukum oleh kaum penjajah, telah memenjarakan kebebasan untuk berani bersuara, berserikat, dan berkumpul," ujar dia
Komplementer Satu dengan yang Lain
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebutkan bahwa meski berbeda wilayah untuk memeringati hari lahir L Pancasila pada 1 Juni 2024, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi saling melengkapi.
Menurut Hasto, semangat yang ingin dibawa pada peringatan Hari Lahir Pancasila di Dumai, juga sama seperti di Ende.
"Kegiatan BPIP sendiri itu dilakukan di Riau, di Dumai dan itu suatu hal yang juga menggelorakan semangat kedaulatan di bidang energi karena Pancasila itu dibumikan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Jadi komplementer satu dengan yang lain," kata Hasto.
Hasto turut menjelaskan alasan Megawati memilih memeringati Hari Lahir Pancasila tahun ini di Ende.
Megawati ingin peringatan Hari Lahir Pancasila digelar di Ende agar mencerminkan api perjuangan Bung Karno dalam menghadapi tantangan yang tidak mudah.
"Maka itu adalah makna menggali seluruh spirit pemikiran Bung Karno, yang oleh Bung Karno dikatakan ini adalah suatu penjara terbuka," jelas Hasto.
Seperti diketahui, Soekarno sempat diasingkan ke Ende pada 1934-1938. Di tempat pengasingannya itu lah Soekarno melakukan perenungan panjang mengenai Pancasila.
Selain memeringati Hari Lahir Pancasila, lanjut Hasto, Megawati juga datang ke Ende dalam rangka menyapa konstituennya sebagai Ketum PDIP. Apalagi, Hasto menyebutkan bahwa PDIP memiliki kantor dewan pimpinan cabang (DPC) yang baru di Ende.
Diketahui, pada peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2023 tahun lalu, Megawati dan Jokowi berada dalam satu lokasi yang sama, tepatnya di lapangan selatan Monumen Nasional (Monas) Jakarta. (Tribun Network/ Yuda).