Di Astana, Arief bertemu dengan Ketua MK Kazakhstan untuk agenda penandatanganan nota kesepahaman antara MKRI dengan MK Kazakhstan sekaligus membahas persiapan penyelenggaraan kongres ke-6 AACC (Asossiation of Asian Constitutional Court).
Selain itu, Arief juga bertemu dengan warga negara Indonesia di Astana dan memberikan kuliah umum tentang Pancasila.
Sebelum ke Kasakhstan, Arief dan para delegasi MKRI juga bertugas ke Bangkok untuk bertemu dengan Ketua MK Thailand Nakharin Mektrairat dan sejumlah hakim MK Thailand.
Pertemuan tersebut untuk membahas persiapan kongres AACC yang akan digelar pada 17-20 September 2024 di Bangkok.
"Saya lagi melakukan koordinasi penyelenggaraan board of member meeting dengan MK Thailand dam Kazakhstan yang akan diselenggarakan Oktober di Bangkok. Juga lagi meminta negara anggota untuk menjadi presiden asosiaasi untuk dua tahun ke depan menggantikan Ketua MK Thailand," kata Arief, saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu.
Baca juga: 5 Perilaku Tak Wajar Ayah di Serang yang Tega Gorok Anaknya saat Sedang Tidur
Tak hanya itu, Enny menyampaikan, para hakim juga bepergian ke luar negeri untuk menindaklanjuti kerja sama magang panitera pengganti untuk kepentingan recharging.
Ketua Majelis Kehormatan MK I Dewa Gede Palguna menuturkan, pihaknya juga ingin memberikan "waktu istirahat" terlebih dahulu ke MK setelah berbulan-bulan bergelut dengan sengketa pemilu.
Bahkan, hingga saat ini juga masih terdapat sejumlah daerah yang melakukan pemungutan suara ulang (PSU).
Palguna kemudian mengatakan, MKMK juga baru akan memulai kegiatan pada awal Juli untuk membacakan putusan etik terhadap hakim konstitusi Anwar Usman.
Sebagai informasi, hakim konstitusi Anwar Usman dilaporkan dugaan pelanggaran etik terkait dengan penggunaan jasa ahli pada perkara gugatannya ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, di mana ahli yang dihadirkannya tersebut merupakan kuasa hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam perkara sengketa pileg.