TRIBUNNEWS.COM - Kombes Pol. (Purn.) Jidin Siagian meragukan keahlian saksi ahli yang dihadirkan oleh Polda Jawa Barat (Jabar) dalam sidang praperadilan tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon, Pegi Setiawan, Kamis (4/7/2024).
Saksi ahli yang dihadirkan oleh Polda Jabar ialah seorang Guru Besar Ilmu Hukum dari Universitas Pancasila, Agus Surono.
Jidin meragukan keahlian Agus lantaran pertanyaannya tak dijawab oleh saksi ahli yang dihadirkan Polda Jabar itu.
Lalu, siapakah sosok Jidin Siagian yang merupakan kuasa hukum Pegi itu? Berikut profil singkatnya.
Profil Jidin Siagian
Dilansir BangkaPos.com, Jidin Siagian adalah mantan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Toba Samosir (2015-2017).
Ia juga sempat dimutasi sebagai Kabag Bekkum Rolog Polda Sumatra Utara (Sumut)
Sementara itu, mengenai kehidupan pribadinya, Jidin menikah dengan Natalina Christine.
Dari pernikahannya itu, Jidin dikaruniai tiga anak.
Sebelum tampil ke publik dan memutuskan ikut membela Pegi, Jidin mengaku sudah melakukan investigasi.
Menurutnya Pegi Setiawan tak bersalah dalam kasus Vina Cirebon, ia hanyalah korban salah tangkap.
"Saya sudah melakukan investigasi, sebelum saya mau tanda tangan surat kuasa, saya terlebih dahulu melakukan investigasi."
Baca juga: Kirim Tim Pantau Sidang Praperadilan Pegi Setiawan, KY Buka Opsi Kawal Sidang Pokok Perkara
"Supaya saya tidak salah membela orang atau melontarkan kata-kata salah. Ya, sudah saya ikut Pegi Setiawan saja," ujarnya.
Kronologi Jidin Ragukan Keahlian Agus
Awalnya, Jidin menanyakan jawaban Agus, mengenai apa yang pertama kali harus dilakukan penyidik dalam menangani kasus pembunuhan dan pemerkosaan.
"Saudara, kita sepakat dulu bahwa ini adalah kasus pemerkosaan untuk anak di bawah umur, saya jadi penyidik cukup lama dan saya yang melakukan investigasi tentang Pegi Setiawan karena sesuai daripada perintah ketua tim."
"Yang perlu saya tanyakan kepada ahli, ini kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Apa sih yang perlu dilakukan penyidik terlebih dahulu terhadap korban ini?" tanya Jidin dalam sidang praperadilan Pegi di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, dilansir TribunJakarta.com.
Ia kemudian mengajukan pertanyaan kedua kepada Agus.
"Kedua, apa yang dilakukan penyidik itu terhadap kasus ini, TKP ini, korban ini, terlebih dahulu apa?" tanya Jidin.
Namun, saksi ahli yang dihadirkan Polda Jabar itu enggan menjawab pertanyaan Jidin Siagian.
"Mohon izin Yang Mulia karena ini domainnya penyidik, saya sebagai ahli pidana, saya tidak menjawab."
"Karena saudara tanyanya apa yang harus dilakukan oleh penyidik. Saya bukan penyidik jadi saya tidak menjawab terkait pertanyaan Saudara itu," ucap Agus.
"Bapak itu kan ahli pidana, pembunuhan. Pendapatmu yang saya tanya ahli," Jidin langsung membalas jawaban Agus.
Hakim tunggal Eman Sulaeman sempat menengahi kedua orang tersebut.
"Ahli tadi udah seperti itu kita tidak bisa maksa," ujar Eman Sulaeman.
Jidin membiarkan pertanyaannya itu tak dijawab dan kembali melemparkan pertanyaan kepada Agus.
"Begini ahli saksi, tentunya kan penyidik itu mengolah TKP menentukan korban itu meninggal apa tidak selanjutnya diolah TKP itu, korban itu diautopsi. Diautopsi enggak?"
"Terus bukti-bukti yang Bapak bilang tadi yang dijadikan barang dua alat bukti itu, apakah ditemukan di TKP apakah ditemukan di tempat lain? Dan harus berkaitan dengan kejadian tersebut? Apakah sependapat, Pak Ahli?" tanyanya.
Agus kembali tak menjawab pertanyaan dari Jidin, ia menyebut pertanyaan itu di luar konteks sidang praperadilan.
"Oke, saya lanjutkan Pak Ahli, jika mereka (polisi) menentukan, menaikkan (orang) sebagai DPO tahun 2016, tapi penetapannya tanggal 21 Mei 2024, apakah itu sah menurut ahli?" tanya Jidin.
Agus tak menjawab pertanyaan itu, Jidin lantas meragukan keahlian saksi ahli tersebut.
"Pak Ahli saya meragukan keahlianmu kalau begini," ujar Jidin.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul: Pensiunan Kombes Ini Ragukan Keahlian Saksi Ahli Polda Jabar di Sidang Pegi, Pengunjung Auto Ketawa dan BangkaPos.com dengan judul: Profil Kombes Purn Jidin Siagian Kuasa Hukum Pegi Setiawan di Kasus Vina, Eks Kapolres Toba Samosir.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJakarta.com/Satrio Sarwo)(BangkaPos.com/Fitri Wahyuni)